Kiat Cerdas Beli Rumah Baru, Lebih Untung saat Early Bird, Mengapa?

Sabtu, 07 November 2020 | 14:30

Ilustrasi sebuah kompleks perumahan yang menwarkan rumah baru.

IDEAOnline-Dua jenis rumah yang bisa kita beli untuk investasi adalah rumah baru (new brand) dan rumah seken.

Kiat apa saja yang diperlukan untuk membelinya?

Berikut 7 kiat membeli rumah baru.

1. Lokasi

Membeli properti, lokasi selalu menjadi pertimbangan pertama.

Pililah lokasi yang dekat dengan pusat perdagangan, pusat perbelanjaan, dan dekat sekolah.

Di saat lalu lintas makin padat seperti ini dan kemacetan terjadi di mana-mana tidak hanya di pusat kota tapi juga sampai ke kota-kota pinggiran, maka sebaiknya ukuran dekat di sini bukan berbicara jarak lagi namun bicara waktu tempuh.

Jadi, berapa lama perjalanan untuk mencapai suatu lokasi yang kita tuju dari lokasi rumah, bukan berapa jauh (km) jaraknya.

2. Reputasi pengembang

Mengingat regulasi pemerintah di Indonesia untuk perlindungan konsumen pembeli properti masih lemah, maka sebaiknya kita melihat reputasi Pengembang.

Pilih developer yang terpercaya.

Hal ini bisa dilihat dari proyek-proyek yang sudah ditangani, kerja sama dengan banyak bank, dan track record-nya.

Selain mengamankan uang yang sudah kamu bayarkan dan mendapat jaminan proyek akan terbangun sesuai waktu yang ditentukan, memilih pengembang yang punya reputasi baik, juga akan memudahkan kamu saat ingin menjual kembali rumah yang kamu punya.

Untuk menjelaskan kepada calon pembeli pun akan lebih mudah, karena biasanya proyek yang ditangani oleh pengembang bereputasi baik, dikenal oleh masyarakat luas.

Baca Juga: Ingin Beli Rumah Tanpa Masalah di Kemudian Hari, Rencanakan Keuangan dengan 10 Cara Ini

arte-living.com

Ilustrasi pembangunan rumah.

3. Pelajari kontraknya

Hal ini menyangkut perpajakan dan biaya-biaya apa saja yang harus kita tanggung. Karena sifatnya untuk investasi, maka kamu harus seslalu berpikir untuk selalu mendatangkan keuntungan setiap tahun.

Hitung dengan cermat berapa biaya balik nama, PBB per tahun, dsb. Jangan sampai uang-uang yang harus kamu bayarkan ini menjadikan kamu tak memperoleh untung apa-apa setiap tahunnya.

4. Timing/waktu yang tepat

Kapan harus membeli. Timing ini harus ditentukan secara tepat.

Untuk rumah baru (brand new) waktu paling tepat untuk membeli adalah pada saat launching atau saat early bird.

Intinya belilah rumah baru di saat yang paling awal.

Membeli rumah saat early bird akan memberi keuntungan paling besar bagi kamu sebagai konsumen.

Di saat itulah pengembang menjual rumahnya dengan HPP (Harga Pokok Penjualan).

Harga rumah ini bisanya sudah mencakup bunga bank, biaya pembangunan, dan pengembang tak mengambil profit di sana.

Biasanya, setelahnya pengembang akan berpromosi dengan harga-harga berikutnya yang sudah dinaikkan secara presentasi.

Jangan kaget juga bila ternyata nantinya harga akhir (paling ahir) bisa 2 kali lipat dari harga awal yang kamu bayarkan.

Sebenarnya membeli di saat akhir juga masih tetap untung tapi keuntungannya tak akan sehebat di jika membeli di early bird. Karena harga properti kenaikannya 2x inflasi.

Akan naik terus, tak akan turun.

5. Pendanaan

Investasi properti adalah investasi yang paling dinamis.

Tak harus seseorang yang mau berinvestasi memiliki uang sebanyak harga properti yang akan dibelinya.

Investasi properti adalah satu-satunya investasi yang bisa pakai duit orang lain.

Secara umum kita mengenal 3 jenis pendanaan dalam membeli rumah yaitu melalui KPR (Kredit Pemilikan Rumah), cicilan developer, dan tunai keras.

Cicilan developer keuntungannya sangat mudah tapi lebih tinggi 10-20% dibanding dengan KPR.

Meski lebih menguntungkan, kenapa orang sering enggan menggunakan KPR?

Tercatatnya nama kita di pajak dan secara otomatis ketika mengambil KPR dan proses yang cukup ribet (dibanding dengan cicilan developer), sering menjadi alasan utama.

Baca Juga: Kurangi RIsiko, Ini 7 Hal Wajib Tahu saat Ingin Membeli Rumah Murah

Wartakota

Perumahan yang ditempati Fachri Albar

Kelebihan lain menggunakan cicilan developer, sebelum rumah yang kamu beli terbangun pun, kamu bisa menjual (melepas) kembali rumah itu ke pihak ke-3.

Sehingga dalam waktu singkat, kamu bisa mendapat keuntungan dan menerima uang cash dari properti yang kamu jual.

Meski, nama yang tercantum dalam pengangsur cicilan tetap nama kamu.

Pembayaran dengan tunai keras sebaiknya hindari, meski kamu punya uang. Karena uang sejumlah itu bisa kamu belikan 3 properti dengan proses cicilan, dan nantinya kamu bisa lepas lagi ‘di tengah jalan’ agar kamu dapat uang tunai kembali.

6. Tujuan

Akan diapakan rumah setelah menjadi milik kamu?

Kamu sewakan, atau kamu diamkan, atau kamu robohkan dan diganti dengan

jenis bangunan baru (vila, kios, dsb)? Untuk menjawab ini tergantung pada tujuan investasi kamu.

Tujuan kamu berinvestasi, harus ditetapkan sejak awal karena kan menentukan langkah selanjutnya saat rumah sudah menjadi milik kamu.

Ada 2 jenis tujuan, untuk mendapatkan income (cash flow) atau untukcapital gain (peningkatan modal).

Jika pertimbangannya untuk memperoleh income, kamu harus hitung cermat hal-hal seperti ini: cicilan yang harus dibayar berapa, harga sewa rumah ketika kamu sewakan, berapa uang akhir yang kamu terima nantinya (harga sewa-cicilan rumah). Hitungan akhirnya harus positif.

Untuk rumah kalau disewakan saja biasanya income-nya negatif.

Kalau tujuannya capital gain bukan income, biasanya berdasarkan pengambilan untung yang lebih besar.

Misalnya rumah yang kamu beli harganya Rp20 juta, ternyata ditawar orangdengan nilai fantastis dalam waktu engga lama sebesar Rp40 juta, maka sebaiknya rumah itu kita lepas saja, dan uangnya dibelikan rumah lagi.

Baca Juga: 4 Daerah yang Warganya Paling Banyak Membeli Rumah Baru dan Alasannya

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya