Mengenal Pneumonia, Indonesia Peringkat Ke-7 Dunia Kematian Balita karena Penyakit Ini

Selasa, 10 November 2020 | 16:00
Kompas.com

Ilustrasi pneumonia atau radang paru-paru. (britannica.com).

IDEAOnline-Ahli mengingatkan agar para orangtua di tengah pandemi Covid-19 ini untuk meningkatkan perlindungan terhadap balita dari penyakit mematikan, yaitu pneumonia.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2017, terdapat 25.481 kematian balita karena infeksi pernapasan akut dan ini menempatkan Indonesia di peringkat ketujuh dunia dengan beban pneumonia tertinggi.

Angka kematian 25.481 balita itu menunjukkan bahwa 17 persen dari semua kematian balita dunia akibat pneumonia adalah di negara Indonesia.

Bahkan di dalam negara sendiri, pneumonia adalah penyebab kematian balita kedua di Indonesia setelah persalinan preterm dengan prevalensi sekitar 15.5 persen.

Tahun 2019, terdapat sekitar 467.383 kasus pneumonia pada balita.

Apa itu pneumonia?

Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr dr Nasiti Kaswandani SpA(K) menyampaikan, pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru-paru yang membuat paru-paru dipenuhi dengan cairan dan sel radang.

"Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan serius dan tidak jarang menyebabkan kematian," kata Nastiti dalam diskusi daring bertajuk Save the Children: Kenali dan Cegah Pneumonia pada Anak "the Forgotten Killer", Kamis (5/11/2020).

Selain itu, diakui Nastiti bahwa penyakit pneumonia juga sering terlambat disadari karena gejala awalnya yang sulit dibedakan dengan penyakit pernapasan lain yang ringan seperti pilek dan selesma.

Baca Juga: Alasan Perlunya Rumah Bebas Polusi Udara, Bisa sebabkan Kematian Dini pada Bayi!

Kompas.com
SHUTTERSTOCK/Kateryna Kon

Ilustrasi pneumonia.

Akibatnya, kata dia, banyak anak yang mengidap pneumonia tidak mendapatkan perawatan yang seharusnya dan berdampak fatal pada kesehatan mereka.

Penyebab pneumonia pada bayi Pneumonia adalah peradangan pada jaringan paru yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.

Umumnya bakteri penyebab pneumonia yang paling sering adalah pneumokokus (Streptococcus pneumonia) dan Hib (Hemophilus influenza tipe B).

Sementara, virus penyebab pneumonia paling sering ditemui adalah respiratory syncytial virus (RSV), selain virus influenza, rhinovirus, dan virus campak (morbili) yang dapat menyebabkan komplikasi berupa pneumonia.

Bagaimana pneumonia pada balita bisa terjadi?

Dalam anatomi sistem respiratorik atau saluran pernapasan, gangguan bisa terjadi di hidung, sinus, bronkus, bronkiolus, dan lainnya.

Pneumonia itu sendiri terjadi atau mengganggu bagian saluran pernapasan, yaitu alveolus.

Alveolus adalah bagian paling bawah dari saluran pernapasan di dalam paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen.

Pada saat terjadinya masalah dan gangguan oleh bakteri, virus ataupun jamur tersebut juga akan menghambat fungsi kinerja paru-paru.

"Saluran pernapasan ini kalau pada bayi atau balita masih pendek, jadi kuman bisa cepat sekali masuk dan mengganggu di alveolusnya."

Pada saat yang sama, diameter saluran paru pada bayi atau balita masih kecil dan tidak seperti orang dewasa.

Dengan demikian, saat terjadi gangguan, bayi dan balita akan sangat mudah mengalami gejala sesak napas yang bervariasi dan berlebihan, hingga pada kondisi terburuknya dapat berujung pada kematian akibat pneumonia tersebut. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Indonesia Peringkat Ketujuh Kematian Balita akibat Pneumonia di Dunia, Apa Sebabnya?

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas