Inilah Berbagai Dampak WFH bagi Fisik dan Mental dan Cara Mengatasinya

Sabtu, 14 November 2020 | 16:00
livediyideas.com

Ilustrasi peralatan WFH.

IDEAOnline-Banyak orang mengatakan di sosial media bahwa mereka merasa lebih cepat merasa capek selama kerja dari rumah.

Mereka biasanya bisa melek hingga dini hari; kini, mereka tidur pukul 10 malam.

Banyak yang merasa heran mengapa, padahal kegiatan mereka berkurang.

Perasaan lelah yang kita rasakan kemungkinan besar terkait dengan beban kerja mental terkait COVID-19 ketimbang beban fisik.

Kelelahan dapat memiliki sebab fisik dan non-fisik.

Setelah berlari 5 kilometer kita butuh istirahat, atau setelah sakit kita bisa merasa lemah dan lelah selama beberapa minggu.

Tapi penelitian juga menunjukkan bahwa kelelahan bisa disebabkan oleh keadaan psikologis, misalnya stres dan kecemasan.

Pada situasi sekarang, bisa jadi rutinitas yang monoton menyebabkan kita merasa lelah.

Oleh karena itu, menghadapi beban psikologis terkait wabah bisa membuat kita kehabisan tenaga.

Bagaimana cara untuk memperoleh energi kembali? Tahap-tahap penyesuaian

Bila kita melihat pada momen perubahan besar, misalnya saat remaja memulai kuliah atau saat orang pindah ke negara baru, ada periode adaptasi dan transisi yang dibutuhkan.

Periode ini memerlukan waktu dan terjadi dalam beberapa tahapan.

Minggu pertama masa adaptasi berisi pelepasan dari cara-cara hidup dan kerja yang lama, dan membuat interaksi-interaksi baru.

Ini biasanya akan tercapai pada hari keempat atau kelima, dan sesudahnya kehidupan akan lebih teratur dan bisa diperkirakan.

Baca Juga: Smart Home Jadi Tuntutan di Masa Kenormalan Baru, Peranti Apa Saja Pendukungnya?

Kompas.com
Shutterstock

Ilustrasi bekerja di rumah.

Orang-orang pada minggu-minggu pertama mungkin merasa suram dan sedih.

Ini tahap adaptasi normal. Ini tidak perlu dikhawatirkan, tapi yakinlah bahwa bagi banyak orang masa ini akan lewat dan minggu depan kita akan merasa lebih baik.

Transisi dalam lingkungan baru dapat dibantu dengan menulis catatan harian refleksi.

Catatan ini akan membantu mencatat pikiran dan perasaan.

Kita dapat melihat kembali perkembangan dan bagaimana kita menyesuaikan diri.

Adaptasi fungsional sepenuhnya pada cara hidup baru akan terjadi setelah kira-kira tiga bulan.

Namun, ada satu periode yang perlu disadari yang akan muncul sekitar tiga minggu sejak proses dimulai; pada periode ini orang dapat tiba-tiba mengalami masa melankolis dan kehilangan semangat.

Kekhawatiran yang dirasakan saat ini adalah bahwa situasi karantina telah menjadi permanen.

Tapi bila fase ini telah dilewati, perasaan suram ini tidak akan muncul lagi.

Mengutamakan Struktur

Pelajaran berikutnya untuk menjaga energi tetap besar dilakukan dengan mengamati orang-orang dalam situasi penyintasan.

Untuk menghindari dari larut dalam apatisme dan perasaan suram dan tidak bermotivasi, penting untuk membuat struktur yang jelas dalam hari-hari kita.

Struktur ini memampukan kita untuk mengendalikan hidup kita.

Struktur juga mencegah waktu “kosong” yang bisa membuat kita sangat merasakan keterkungkungan dan menjadi semakin “larut”.

Hal ini bisa membuat orang menutup diri dan menjadi apatis, susah tidur dan tidak memperhatikan kesehatan diri.

Baca Juga: Desain Furnitur Kantor Pasca Pandemi, Terapkan di Rumah Dukung WFH

unsplash.com

Ilustrasi WFH

Satu kasus ekstrem dari situasi penyintas menunjukkan manfaat struktur saat kita tiba-tiba harus mengisi waktu.

Pada 1915, saat kapal Sir Ernest Shackleton bernama Endurance terjebak di es Antarktika, dia memberlakukan rutinitas ketat pada awak kapal.

Dia mengetahui kejadian kapal ekspedisi sebelumnya, RV Belgica, yang terjebak di es Antarktika pada 1898.

Kapten RV Belgica tidak menetapkan rutinitas dan akibatnya awak kapal kehilangan semangat, terutama setelah kucing kapal, Nansen, mati.

Shackleton menetapkan waktu makan yang ketat dan memerintahkan semua orang untuk berkumpul di mes perwira setelah makan malam untuk membuat orang bersosialisasi.

Kegiatan terjadwal ini mencegah kebekuan sosial yang dapat terjadi saat sekelompok orang terjebak bersama dalam waktu lama.

Jadi, walau bersantai-santai di pagi hari terasa menyenangkan, akan lebih baik untuk tingkat semangat kita bila hari kita memiliki struktur yang jelas dan meluangkan waktu untuk aktivitias sosial, walau secara online.

Penyebab non-fisik lain kelelahan adalah rasa cemas.

Pandemi ini telah membuat orang merasa bingung dan tidak pasti, dan menimbulkan rasa takut.

Semua perasaan ini dapat menyebabkan tidur tidak nyenyak, dan akhirnya menyebabkan orang merasa lebih lelah dan cemas.

Untuk terlepas dari siklus ini, olahraga adalah alat yang berguna.

Berjalan kaki atau mengikuti kelas latihan online dapat membuat kita merasa lelah secara fisik, namun dalam jangka panjang akan mengurangi rasa kelelahan dan memperbaiki kualitas tidur.

Membuat rencana dan menetapkan tujuan saat ini bisa dan harus dilakukan.

Perkirakan tanggal berakhirnya masa kerja dari rumah, tapi bersiap juga untuk mengubah tanggal itu.

Optimis terhadap masa depan dan memiliki hal-hal yang dinantikan juga membantu mengurangi rasa cemas dan kelelahan. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Merasa Lelah saat Kerja dari Rumah? Ini Sebabnya

#BerbagiIDEA

Tag

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber kompas