IDEAonline –Banyaknya cahaya alamiyang masuk ke dalamrumah bisa menjadi salahsatu faktor mengaparuangan kecil bisa tampaklega.
Karena itu, jumlahbukaan jendela perludiperhatikan agar cahayabisa masuk ke dalam rumah.
Alasan klasik tinggal di rumahdengan luas bangunan di bawah 100 m2adalah rumah terasa sempit.
Ruang tamu yang difungsikan sebagai ruang keluarga ini terasa lega dengan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam rumah. Salah satunya adalah bukaan jendela atas yang cahayanya dialirkan melalui celah di plafon.
Namunbanyak cara untuk membuat ruanganitu tidak menjadi sempit. Salah satunyaadalah dengan membuat “jalan” agarcahaya alami bisa masuk ke dalam rumah.
Seperti tampak di rumah yang berdiridi atas lahan seluas 98 m2 ini. Untukmemaksimalkan cahaya alami masuk kedalam rumah, di atas pintu utama dibuatjendela tambahan.
Jendela ini menghadapke arah ruang tamu/keluarga.
Karenajendela tambahan ini letaknya melebihiketinggian plafon, maka plafon di ruangtamu dan keluarga dibuat berlekuk menyerupai celah.
Tujuannya agarcahaya yang masuk melalui jendela atasbisa masuk ke dalam rumah.
Cahaya yang masuk ke dalamrumah juga dipermudah dengan adanyajendela di bagian belakang rumah yangberhadapan dengan ruang makandan dapur.
Pintunya pun tidak dibuatdari kaca yang dibingkai dengan kayu. Banyaknya bukaan jendela dan pintudi rumah ini juga bisa meminimalkanpemakaian AC.
Tingginya intensitas cahaya dariluar yang masuk ke dalam rumah akanmembuat terang ruangan.
Namunketika malam hari cahaya yang adadi ruangan harus dibantu denganpenempatan cahaya buatan dari lampu.
Mengatur dimensi, warna, dan peletakan furnitur di ruang tidur yang tidak terlalu luas ini merupakan salah satu cara membuat ruangan tampak lega. Perpaduan warna gelap/ terang dan tata cahaya lampu, juga membuat ruang tidur ini tampak tidak sempit.
Peletakan lampu juga harus diperhatikanagar suasana ruang bisa tampak lega.
Contohnya, pemakaian lampu halogendown light di celah dinding untukmenerangi rak kaca.
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 98
(*)