Penjelasan Ahli tentang Perbedaan Rapid Tes Corona dengan Tes PCR

Rabu, 02 Desember 2020 | 20:30
Kompas.com

Ilustrasi alat tes deteksi virus corona, tes covid-19, tes corona.

IDEAOnline-Upaya pemerintah untuk melakukan masif testingdeteksi virus corona dengan rapid test atau tes cepat, masih menuai kebimbangan di kalangan masyarakat.

Sebab, sebagian masyarakat dianggap benar. Lantas apa perbedaan dan bagaimana rapid dan PCR test untuk Covid-19?

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan rapid test dipilih pemerintah Indonesia sebagai salah satu cara mencari dengan cepat orang-orang yang berpotensi terinfeksi virus corona, SARS-CoV-2.

Jika ada orang yang terinfeksi Covid-19 dapat diketahui dengan segera.

Harapannya, dapat melakukan tindakan semaksimal mungkin agar jangan sampai orang tersebut berkontak dengan orang lain dan menularkan virus corona itu.

Namun, ada hal yang perlu diketahui oleh masyarakat, hasil dari proses rapid test masih membutuhkan pembuktian tes laboratorium atau PCR test.

Jenis tes virus corona yang pertama adalah rapid test atau tes cepat.

"Tes jenis ini (dilakukan) dengan mengambil sampel darah untuk mengukur kondisi antibodi di tubuh peserta tes. Sehingga dapat diketahui reaksi tubuh peserta tes untuk melawan virus," kata Wiku melalui siaran daring akun YouTube resmi BNPB, Rabu (15/4/2020).

Baca Juga: Dinyatakan Negatif dari Hasil Rapid Test Tetap Harus Isolasi 14 Hari, Ini Alasannya!

Kompas.com
AFP

Tes Covid-19 diperlukan untuk memastikan seseorang terjangkit virus corona atau tidak.

Untuk diketahui, dalam pembentukan antibodi dalam tubuh satu individu dan individu lainnya berbeda. Tidak semua akan mengeluarkan antibodi virus yang dimaksud.

Umumnya antibodi dapat ditemukan ketika orang tersebut mengalami sakit.

Sebab, antibodi itu sendiri adalah bentuk reaksi ketahanan tubuh yang berupaya melawan kuman atau organisme jahat yang masuk, termasuk virus corona, SARS-CoV-2.

Bahkan pada kondisi tertentu ada orang yang tidak dapat mengeluarkan antibodi meskipun sudah terinfeksi dan sakit sekalipun.

Ketika seseorang mendapatkan hasil tes negatif dari rapid test, bukan berarti orang tersebut negatif dari virus corona SARS-CoV-2 atau Covid-19. Tetapi, hanya negatif dari antibodi saja.

Begitupun sebaliknya, jika seseorang mendapatkan hasil tes positif dari rapid test, bukan berarti orang tersebut positif Covid-19, melainkan hanya positif memiliki antibodi saja.

Oleh sebab itulah, hasil dari rapid test masih harus diuji kembali melalui PCR test atau tes PCR untuk mendapatkan kepastian, positif atau negatif dari virus Covid-19.

PCR lebih Akurat Deteksi Virus Corona

Sementara itu, untuk Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RTPCR) atau tes PCR, merupakan tes yang menyasar langsung pada virus corona, SARS-CoV-2, dan hasilnya dianggap akurat.

Tes PCR ini dianggap sebagai golden standar dalam mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

"Pada masyarakat umum, tes ini lebih populer dengan nama test swab," ujar dia.

RTPCR mengambil cairan tubuh yang paling banyak mengandung virus.

Tes ini dilakukan dengan menggunakan alat usap melalui hidung.

Selain dari hidung, sampel cairan tubuh untuk tes ini dapat juga diambil dari dahak.

Pentingnya melakukan tes swab atau RTPCR disebabkan mungkin saja seseorang dinyatakan negatif Covid-19 saat dilakukan rapid test.

Sebab, daya tahan tubuhnya mungkin saja sedang bagus, namun saat dilakukan tes swab baru diketahui tubuhnya telah terinfeksi virus corona. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "Masih Bingung Rapid Test Corona atau Tes PCR, Ini Penjelasan Ahli

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas