7 Resep Menjaga Keamanan, Cegah Penyakit dan Kecelakaan di Rumah

Minggu, 13 Desember 2020 | 17:00
Dok. IDEA

Ilustrasi dapur dilengkapi pengisap asap cegah polusi.

IDEAOnline-Kelalaian bisa terjadi kapan saja, meski di rumah sendiri.

Tak hanya bagi orang dewasa, tapi juga anak-anak, bahya bisa mengancam kapan pun jika tidak waspada dan diantisipasi.

Penyakit dan kecelakaan yang tidak diinginkan dapat disebabkan berbagai hal, perawatan tidak sempurna, kinerja alat, dan kecerobohan.

Berikut 7 resep aman untuk menjaga keamanan di rumah.

1. Gunakan alarm asap untuk mengantisipasi keteledoran dalam memasak atau lupa mematikan kompor atau sumber apai lainnya

Alarm bisa kita dapatkan di toko elektronik terdekat dengan harga terjangkau.

2. Dapur sering jadi “smoking area” bagi anggota keluarga.

Pikir dua kali, terlebih jika di rumah ada anggota keluarga yang masih balita.

Nikotin adalah penyebab utama kanker paru-paru dan dapat menjangkiti para perokok pasif.

Baca Juga: Asap Sulit Dideteksi, Sensor Asap Jadi Solusi Antisipasi Kebakaran

Dok. IDEA

Ceruk di dinding bisa jadi penyimpan debu dan kuman jika tak rajin dibersihkan.

3. Noda di tempat berceruk dapat disebabkan oleh lembap.

Jamur dan kuman akan senang bersarang di sana.

Kedua organisme ini menyebabkan penyakit.

Kamu harus rutin membersihkannya dengan cairan pembersih kuman yang mengandung asam klorida.

Zat ini ampuh membersihkan noda dan zat renik.

4. Material untuk area servis mempunyai karakter sendiri.

Persyaratannya: mudah dibersihkan, tidak licin, dan berdurabilitas tinggi (tahan terhadap zat kimia dan cairan).

Material yang digunakan biasanya adalah keramik bertekstur, floor hardener, dan granit.

5. Periksa secara berkala kuncian gas untuk kompor.

Kamu bisa mendeteksi kebocoran gas dengan menggunakan alat deteksi gas yang banyak dijual di pasaran.

Sebaiknya kamu memasang alat deteksi gas di tempat yang tidak lembap.

Baca Juga: Penyebab dan Solusi, 6 Masalah Kompor yang Paling Sering Terjadi

Ilustrasi lampu hemat energi.

6. Kini banyak produk lampu hemat energi.

Namun bila tidak dibiasakan menggunakannya sesuai kebutuhan, tetap saja boros.

Kamu bisa menggunakan Peraturan Menteri ESDM No.6/2011, yang mengharuskan lampu swabalast yang dijual di Indonesia membubuhkan tanda bintang untuk menunjukkan tingkat efisiensi dan memenuhi standar yang diatur dalam SNI IEC 60969:2009.

7. Anak kecil sering penasaran dengan hal yang menarik perhatian.

Bila kamu lengah, anak-anak sering memasukkan jarinya ke dalam stopkontak.

Gunakan pengaman stopkontak.

Dengan adanya pengaman, lubang stop kontak dapat dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan.

Baca Juga: Mahal di Awal Untung Kemudian, Ini Keunggulan Lampu Hemat Energi

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya