Peneliti Temukan Bukti Virus Corona Masuk ke Otak, Ini Efeknya!

Selasa, 22 Desember 2020 | 14:37
Kompas.com

Ilustrasi virus corona penyebab covid-19.

IDEAOnline-Bukti baru menunjukkan, virus corona juga menimbulkan efek buruk pada otak, menyebabkan orang yang terinfeksi menderita efek kognitif, seperti kabut otak – gejala yang memengaruhi kemampuan berpikir – dan kelelahan.

Para peneliti menemukan, bahwa protein lonjakan, yang sering digambarkan sebagai lengan merah virus, dapat melewati sawar darah otak – jembatan antara sirkulasi darah dan otak – pada tikus.

Ini menunjukkan, bahwa SARS –CoV-2 penyebab Covid-19 memang bisa masuk ke otak.

Melansir Science Daily, penulis utama penelitian, William A. mengatakan, protein lonjakan, yang sering disebut protein S1, menentukan sel mana yang dapat dimasuki virus.

Biasanya, virus melakukan hal yang sama dengan protein pengikatnya.

Senada dengan William, Banks, profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Washington juga menyebut, protein pengikat seperti S1 dengan sendirinya menyebabkan kerusakan karena terlepas dari virus dan menyebabkan peradangan.

"Protein S1 kemungkinan menyebabkan otak melepaskan sitokin dan produk inflamasi," kata Banks yang juga seorang dokter dan peneliti.

Di kalangan sains, peradangan hebat yang disebabkan oleh infeksi Covid-19 disebut badai sitokin.

Di mana, sistem kekebalan, setelah melihat virus dan proteinnya, bereaksi berlebihan untuk membunuh virus corona yang menyerang.

Sehingga, orang yang terinfeksi akan mengalami kabut otak, kelelahan, dan masalah kognitif lainnya.

Banks dan timnya melihat reaksi ini terhadap virus HIV dan ingin melihat apakah hal yang sama terjadi pada SARS CoV-2.

Baca Juga: Hasilnya Cukup Menjanjikan Setara Tes PCR, Hewan Peliharaan Ini Ternyata Ampuh Kenali Bau Virus Corona Jenis Baru SARS-Cov-2

Kompas.com
NIAID/Flickr, CC BY 2.0/Science Alert

Virus Covid-19.

Menurut Banks, protein S1 pada SARS-CoV-2 atau virus corona dan protein gp 120 pada HIV-1 berfungsi serupa.

Mereka adalah glikoprotein, yaitu protein yang mengandung banyak gula - ciri khas protein yang mengikat reseptor lain.

Kedua protein tersebut berfungsi sebagai lengan dan tangan virus untuk meraih reseptor lain.

Keduanya melewati sawar darah-otak dan S1, seperti protein gp120, kemungkinan besar beracun bagi jaringan otak.

“Itu seperti de ja vu,” kata Banks, yang telah melakukan penelitian ekstensif pada HIV-1, gp120, dan sawar darah-otak.

Laboratorium Banks mempelajari sawar darah- otak pada Alzheimer, obesitas, diabetes, dan HIV.

Tetapi mereka menunda untuk melanjutkannya dan mulai mempelajari protein S1 sejak April lalu.

Mereka merekrut kolaborator lama Jacob Raber, profesor di departemen Behavioral Neuroscience, Neurology and Radiation Medicine, dan timnya di Oregon Health & Science University.

Studi yang telah diterbitkan 16 Desember lalu di Nature Neuroscience dapat menjelaskan banyak komplikasi dari virus corona.

"Kami tahu bahwa ketika Anda terkena infeksi virus corona, Anda mengalami kesulitan bernapas dan itu karena ada infeksi di paru-paru Anda, tetapi penjelasan tambahannya adalah bahwa virus memasuki pusat pernapasan di otak dan menyebabkan masalah di sana juga," kata Banks.

Raber mengungkap, dalam percobaan mereka, transportasi S1 lebih cepat di olfaktorius dan ginjal laki-laki daripada perempuan.

Pengamatan ini kemungkinan ada kaitannya dengan peningkatan kerentanan pria terhadap Covid-19 yang lebih parah.

Banks menegaskan pada semua orang, untuk tidak bermain-main atau menganggap virus corona sesuatu yang remeh.

"Banyak efek nyata yang ditimbulkan oleh virus Covid-19 dan bahkan virus corona yang masuk ke otak beserta efeknya dapat bertahan untuk waktu yang sangat lama." Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Peneliti Temukan Bukti Virus Corona Masuk ke Otak

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas

Baca Lainnya