IDEAOnline-Baru-baru ini, varian baru Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang ditemukan di London (United Kingdom/UK) kembali menggelisahkan banyak pihak.
Pada hari Sabtu (19/12/2020), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan pembatasan baru karena munculnya varian baru tersebut.
Beberapa negara Uni Eropa dan Kanada, melarang atau membatasi beberapa penerbangan dari Inggris untuk mencegah penyebaran yang diduga lebih cepat akibat varian baru ini.
Lantas apakah varian baru virus corona ini membuat virus SARS-CoV-2 lebih cepat menginfeksi manusia?
Menyangkut persoalan varian baru virus corona yang memicu kekhawatiran masyarakat secara global ini, Pakar Biologi Molekuler, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo PhD angkat bicara.
Ia mencoba menjelaskan, apa yang dimaksud dengan ditemukannya varian baru.
Ahmad mengatakan, bahwa melihat dari penjelasan ahli mikrobiologi yaitu Prof Nick Loman di University of Birmingham UK, varian baru virus SARS-CoV-2 ini diberi nama VUI 202012/01.
“Jadi, VUI adalah varian under investigatin (VUI), jadi variasi ini masih dipelajari," kata Ahmad dalam akun sosial media resmi instagramnya.
Sementara itu, pemberian nama angka 202012/01 tersebut dimaknakan varian baru pertama ini ditemukan pada bulan 12 atau Desember 2020.
Dalam varian ini, ditemukan mutasi asparigine pada pos 501 (N501Y) yang menjadi tirosin pada protein spike.
Baca Juga: Waspadai 5 Gejala Paling Umum yang Dialami Tubuh ketika Terinfeksi Virus Corona
Untuk diketahui, protein spike virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 adalah protein yang penting bagi virus untuk menginfeksi tubuh manusia, karena berlekatan dengan reseptor ACE2.
"Apakah ini membuat virus tersebut menjadi lebih efektif (menginfeksi)? Kita tidak tahu saat ini," ujarnya.
Akan tetapi, kata Ahmad, memang di UK sendiri angka peningkatan atau penambahan kasus infeksi Covid-19 saat ini sedang tinggi.
Di saat bersamaan, varian baru ini ditemukan, sehingga frekuensinya lebih meningkat.
"Jadi, yang mereka mau katakan adalah adanya asosiasi tipe varian ini (mutasi N501Y) dengan naiknya angka penularan- angka kasus Covid-19 di UK," ucap dia.
Namun, terkait apakah asosiasi ini menjadi penyebab meningkatnya penularan virus corona, menurutnya itu adalah hal yang berbeda.
Apakah varian baru ini lebih berbahaya?
Ahmad menekankan, ada banyak mutasi di protein spike, sejauh ini yang diketahui sudah ada sekitar 4000 mutasi protein spike virus SARS-CoV-2.
"Tentu saja, apakah mutasi ini selalu berdampak buruk? Belum tentu," jelasnya.
Sebab, kata Ahmad, barangkali di antara mutasi-mutasi yang terjadi tersebut ada yang membuat virus jadi mudah menyebar, tetapi ada juga yang membuat virus tersebut berkurang efek keganasan ataupun efek gejala beratnya.
"Dan yang kita ketahui hingga saat ini, belum ada bukti bahwa varian N501Y ini - asparagin 501- tirosin ini berasosiasi dengan pasien-pasien dengan gejala lebih berat," tegasnya. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Varian Baru Virus Corona Ditemukan, Apakah Lebih Menular dan Berbahaya?
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork
(*)