BMKG: Multirisiko Bencana di Indonesia Meningkat Hingga Maret 2021

Minggu, 17 Januari 2021 | 11:00
Shutterstock

Ilustrasi cuaca ekstrem, cuaca buruk, peringatan dini cuaca(

IDEAOnline-Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) memperingatkan masih adanya potensi multi risiko bencana di Indonesia.

Terutama di bulan Januari-Februari yang memasuki masa puncak musim hujan.

Untuk itu, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi multi risiko dari aspek cuaca, iklim, gempa atau tsunami yang semakin meningkat hingga Maret 2021.

"Sampai Maret masih ada potensi multirisiko, tapi untuk hidrometeorologi puncaknya pada Januari-Februari.

Tapi seiring dengan itu, potensi kegempaan juga meningkat, mohon kewaspadaan masyarakat," kata kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (16/1/2021).

Dwikorita menambahkan, sejak Oktober 2020, BMKG telah mengeluarkan informasi potensi bencana bersamaan dengan prakiraan musim hujan.

"Bahkan sejak awal Januari 2021, sejumlah daerah mengalami bencana banjir dan tanah longsor akibat peningkatan curah hujan," ujar dia.

Waspada banjir Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan menyampaikan, Indonesia telah memasuki puncak musim hujan sehingga patut mewaspadai peningkatan potensi bencana hidrometeorologi.

"Januari-Februari memasuki puncak musim hujan karena itu perlu ditingkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi," papar Dodo.

Berdasarkan data BMKG pada Dasarian III Januari 2021 terdapat daerah dengan potensi banjir menengah yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua.

Lebih lanjut, perlu diwaspadai potensi banjir dalam waktu dekat yang kemungkinan akan terjadi.

Baca Juga: Tips Menyimpan Barang Jika Rumah Berada di Daerah Rawan Gempa

sains.kompas.com

Ilustrasi hujan badai dan petir.

Fenomena Cuaca

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, saat ini ada beberapa fenomena cuaca yang harus diwaspadai, seperti MJO (Madden Julian Oscillation), serta fenomena lokal, regional dan global.

Saat ini, MJO teramati sedang aktif di wilayah Samudra Hindia sebelah barat Sumatera.

Fenomena gelombang asmosfer (Kelvin Wave) diperkirakan cukup aktif di sebagian wilayah Indonesia bagian timur periode 14-17 Januari 2021.

Sedangkan, Angin Monsun Asia mengalami penurunan intensitas dalam sepekan terakhir dan diperkirakan akan meningkat kembali dalam sepekan ke depan.

Sedangkan, suhu muka laut masih relatif hangat.

Potensi Hujan Lebat

Adapun BMKG memperkirakan pada periode 16-21 Januari 2021 potensi hujan lebat dengan intensitas sedang-lebat terdapat di wilayah-wilayah: Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bal,i Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara ,Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Baca Juga: Ini Alasan Kondisi setelah Banjir Surut Paling Rawan Buat Kesehatan

Vita.it

Ilustrasi gempa.

Awan Cumulonimbus

Berdasarkan informasi resmi BMKG, pada tujuh hari ke depan juga terdapat prospek pertumbuhan awan konvektif (cumulonimbus) bercampur dengan awan konvektif lainya dengan tingkat kerapatan Occasional (OCNL) sekitar 50-75 persen di atas wilayah: Aceh, Sumatera Utara, Samudra Hindia sebelah barat, Sumatera, Sumatera Selatan, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Perairan selatan Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur ,Kalimantan, Timur Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Laut Jawa, Perairan Selat Makassar, Sebagian besar Sulawesi, Laut Sulawesi, Kepulauan Halmahera, Kepulauan Maluku .

Selain itu, terdapat potensi pertumbuhan awan cumulonimbus dengan tingkat kerapatan Frequent (FRQ) diatas 75 persen terjadi di atas wilayah Riau, Kepulauan Riau, Perairan Natuna, Bangka Belitung, dan Perairan utara Kepulauan Halmahera.

Lebih lanjut, prakiraan potensi pertumbuhan awan konvektif periode Desember 2020-Januari 2021 yang menghasilkan gangguan penerbangan berpotensi pada sebagian besar wilayah Indonesia bagian tengah hingga bagian timur.

Kemudian, wilayah paling berpotensi pertumbuhan awan konvektif terbesar terjadi di sekitar wilayah NTB hingga NTT. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul BMKG: Puncak Musim Hujan, Ini Daerah-daerah yang Berpotensi Banjir

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas