Benarkah PCR Covid-19 di Dua Lokasi Berbeda, Hasilnya Bisa Tak Sama?

Rabu, 03 Februari 2021 | 15:15
kompas.com

Ilustrasi pemerikasaan PCR.

IDEAOnline-Tes PCR untuk mendeteksi terinfeksi tidaknya seseorang terhadap virus Covid-19, dipercaya lebih akurat dibandingkan dengan tes cepat atau rapid test.

Terkait uji PCR, sebagai metode deteksi Covid-19 yang valid, tentu hasilnya tidak akan menimbulkan keraguan pada pihak yang melakukannya.

Namun, apa jadinya ketika seseorang melakukan tes PCR dua kali di tempat yang berbeda dalam waktu yang sama, tetapi hasilnya berbeda.

Ada yang positif, ada yang negatif.

Hal ini menjadi pertanyaan bagi para warganet.

Salah satunya akun Twitter @FaizalOktaW. "Enggak iya, ini PCR lho. Kok bisa sampe pemeriksaan pertama dan kedua beda hasil.

Berarti yang pertama positif palsu dong? 20 orang lebih lho ini gak sedikit. Harus lebih menelusuri dalam dan luas, bagaimana kok bisa kayak gitu? Dan apakah bisa jadi lab lain kejadian serupa?" tanya dia.

Sementara itu, akun @anantuk juga mempertanyakan soal perbedaan hasil PCR tes Covid-19 di beda tempat.

"Hasil PCR antar RS hasilnya bisa beda-beda itu kira-kira kenapa ya?" tulisnya.

Epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair), Windu Purnomo, menyebut perbedaan hasil PCR antara 2 lokasi pengetesan itu bisa saja terjadi.

Menurutnya, hal tersebut terjadi karena adanya proses pengujian yang tidak dilakukan sesuai standar.

"Kan ada, ketika sama-sama PCR, di sini kok negatif, di situ kok positif, ya karena salah satunya (tes) pasti enggak standar," kata Windu,

Jumat (9/10/2020). Menurutnya, dalam melakukan PCR, semua proses harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.

Baca Juga: Kontaminasi Silang Bisa Hasilkan Tes Antigen Covid-19 Positif Palsu

Kompas.com
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp

PCR test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak,(3/10/2020).

Mulai dari proses penyimpanan sampel hingga cara menyimpannya.

Dia menegaskan menjaga sampel ini sangat penting, karena jika kondisunya berubah, maka dapat memengaruhi hasil akhir dari uji PCR yang dilakukan.

"Kalau media penyimpanannya dan cara penyimpanannya ini tidak standar, virusnya keburu mati.Jadi yang seharusnya (hasil PCR) positif, bisa negatif, karena (virus dalam sampel yang diambil melalui tes usap) sudah mati, gitu," jelas dia.

Terlebih, saat ini proses pengujian di laboratorium biasanya memakan waktu antre yang tidak sebentar, karena banyaknya sampel yang harus diuji.

Selama waktu tunggu itu ada kemungkinan virus mati apabila proses dan media penyimpanammya tidak sesuai standar.

"Kalau cool chain-nya tidak standar, terlalu panas, sering dibuka, suhunya akan menjadi naik. Kalau naik, spesimennya nanti bisa rusak, kalau salah penyimpanan, atau terlalu lama tidak (segera) dicek," jelas Windu.

Oleh karena itu, Windu memandang pentingnya sebuah laboratorium memiliki kapasitas yang tinggi.

Ini penting untuk meminimalisasi risiko terjadinya kerusakan sampel akibat terlalu lama menunggu atau diproses melalui media yang tidak sesuai standar.

Namun, ketika proses penyimpanan sampel swab dilakukan sesuai standar, tidak akan ada kerusakan pada sampel yang akan diuji di laboratorium.

"Oh iya, makanya semua kan harus sesuai dengan SOP, prosedurnya, peralatannya, kalau tidak hasilnya false," pungkas Windu. Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul Mengapa Hasil PCR Seseorang di Beda Lokasi Tes Bisa Berbeda?

#BerbagiIDEA

Tag

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber kompas