IDEAOnline-Pengemis, pemulung, dan manusia gerobak bakal punya tempat tinggal yang layak.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR) sedang membangun dua rumah susun ( rusun) sebagai tempat tinggal sementara yang layak bagi masyarakat tidak mampu.
Rusun ini diperuntukkan bagi masyarakat dengan kategori Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) seperti pemulung, gelandangan, pengemis, manusia gerobak, lanjut usia telantar serta masalah sosial lainnya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perusahaan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pengembangan rusun ini merupakan kerjasama antara Kementerian PUPR dan Kementerian Sosial (Kemensos).
Masyarakat yang akan menghuni tempat ini harus mengikuti program rehabilitasi sosial, pelatihan vokasional, dan pembinaan kewirausahaan yang dilayani oleh Kemensos.
“Diharapkan nantinya rusun dapat menjadi tempat untuk memberdayakan masyarakat tidak berpenghasilan dari tempat lain serta dapat mengurangi kekumuhan di lokasi sekitar,” kata Basuki dalam keterangan yang dikutip Kompas.com,Rabu (10/02/2021).
Rusun ini dibangun di dua tempat yakni di Kompleks Panti Asuhan Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur seluas 1.932 meter persegi dan Kompleks Balai Karya Pangudi di Bulak Kapal, Bekasi Timur seluas 3.880 meter persegi.
Masing-masing rusun dibangun 5 lantai terdiri dari 108 unit tipe 24 untuk menampung 428 orang.
Kedua rusun telah dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) seperti tempat parkir, jaringan air bersih, sanitasi dan listrik.
Baca Juga: Tak Sembarang Bikin Toilet, Ini Persyaratan Aman dan Nyaman untuk Orang Normal dan Penyandang Cacat
Selain itu setiap kamar juga telah dilengkapi dengan meubelair, seperti 212 unit tempat tidur susun dan 4 unit tempat tidur single, 212 unit lemari 2 pintu dan 4 unit lemari 1 pintu, 428 unit meja, dan 428 kursi di masing-masing kamarnya.
Untuk pemanfaatan ruangnya, pada lantai dasar digunakan sebagai ruang pengelola, ruang serbaguna, 2 unit bagi difable berkapasitas 4 orang, dan 18 unit standar berkapasitas 72 orang.
Kemudian untuk Lantai II hingga Lantai V digunakan untuk ruang hunian masing-masing lantai berjumlah 22 unit standar berkapasitas 88 orang.
Biaya pembangunan kedua rusun dan fasilitas pelengkapnya diperkirakan sebesar Rp 86,6 miliar.
Selama proses pembangunan rusun, Menteri Basuki berpesan kepada seluruh pekerja konstruksi untuk tetap menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sehingga potensi kecelakaan kerja dapat dihindari dan menjalankan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penyebaran Virus Covid-19.
Sementara itu, proses kontruksi pembangunan rusun ini ditargetkan selesai November 2021.
Pembangunan rusun sebagai tempat tinggal yang layak huni bagi PPKS merupakan bagian dari Program Sejuta Rumah Kementerian PUPR melalui Ditjen Perumahan.
Sejak dicanangkan pada 29 April 2015, capaian Program Sejuta Rumah secara bertahap mengalami peningkatan yakni pada tahun 2015 – 2019,
Kementerian PUPR telah membangun 4.800.170 unit rumah dan 965.217 unit rumah pada tahun 2020.
Selanjutnya pada 2021 akan dibangun sebanyak 404.682 unit rumah dan khusus untuk rumah susun sebanyak 9.799 unit. Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul Sedang Dibangun, Rusun untuk Pengemis, Pemulung, dan Manusia Gerobak
#BerbagiIDEA