IDEAOnline-Ketika terjadi kebakaran, api menjadi hal yang paling mudah dideteksi.
Indera penglihatan dapat langsung mendeteksi kehadiran api dengan bentuk jilatan-jilatan lidah api yang terkadang disertai dengan kumpulan asap.
Sementara panas, juga cukup mudah dirasakan dengan indera peraba pada kulit.
Perubahan temperatur yang terjadi akibat panas kebakaran tentunya berbeda dengan perubahan panas biasa.
Deteksi yang cukup sulit terjadi pada asap ataupun gas yang timbul dari kebakaran.
Selain tak kasat mata, asap dan gas pun tak dapat diraba dengan kulit ataupun jari-jemari.
Satu-satunya indera pada tubuh manusia yang dapat mendeteksi kehadiran asap ataupun gas berbahaya adalah hidung.
Tapi, terkadang hidung manusia tidak terlalu peka untuk urusan ini.
Lalu harus bagaimana?
Baca Juga: Pakai Sumber Energi yang Sama, Apa Beda Kompor Listrik dan Induksi?
Sensor Asap
Untuk mengantisipasi hidung manusia yang kurang peka terhadap asap ataupun gas berbahaya yang diakibatkan dari kebakaran, penggunaan sensor asap adalah pilihan utama.
Alat yang dapat mendeteksi kehadiran asap hasil pembakaran ini sangat berguna untuk memperingatkan manusia.
Penggunaan sensor asap di rumah menjadi bagian dari sistem peringatan
dini saat terjadi kebakaran.
Apalagi jika kebakaran terjadi saat penghuni lengah seperti saat beristirahat atau tertidur.
Karena seringkali kebakaran yang menelan korban jiwa adalah di saat
korban sedang lengah di dekat lokasi kebakaran.
Dengan penggunaan sensor asap, risiko timbulnya korban jiwa diharapkan dapat berkurang.
Kepekaan sensor asap yang menggunakan teknologi ionisasi partikel yang dapat membedakan asap dengan udara bersih, dapat memicu alarm yang dapat berbunyi nyaring sebagai peringatan.
Baca Juga: Penyebab dan Solusi, 6 Masalah Kompor yang Paling Sering Terjadi
Pasang di Sini!
Penempatan sensor asap memiliki beberapa kriteria yang perlu diperhatikan agar dapat berfungsi dengan baik untuk mendeteksi asap sekaligus juga menyelamatkan penghuni.
1. Lokasi pemasangan sensor adalah area dalam rumah yang memiliki potensi bahaya terbesar akan kemunculan api.
Dapur, ruang yang menggunakan tiga sumber daya yaitu: api, air, dan listrik, secara sekaligus merupakan area yang memiliki potensi bahaya terbesar dalam rumah.
Pemasangan sensor asap pada dapur memerlukan letak yang cukup tinggi pada dinding dan dapat diletakkan berdekatan dengan sumber api terbesar, yakni kompor.
Akan tetapi, jangan lupa gunakan cooker hood yang dapat menyaring beberapa asap hasil masakan agar sensor asap tidak berbunyi terus menerus.
2. Area yang sering digunakan oleh penghuni rumah.
Tujuannya adalah untuk memberitahu penghuni dengan lebih cepat dan mudah jika bahaya asap terdeteksi sehingga penghuni dapat langsung menyelamatkan diri.
Kamar tidur adalah area pilihan utama untuk kriteria ini, karena penghuni sering menggunakan area tersebut untuk beristirahat sehingga lengah jika terjadi bahaya.
Lalu bagaimana dengan area lain yang tak termasuk di kriteria yang tersebut di atas?
Apakah dilarang untuk memasang sensor asap? Jawabnya tentu tidak. Dengan mengedepankan unsur keselamatan penghuni rumah, sensor asap juga dapat dipasang pada garasi, ruang keluarga, hingga ruang tamu.
Namun pemasangan sensor asap tambahan jangan sampai mengurangi kenyamanan beraktivitas di ruang-ruang tersebut.
Agar dapat berfungsi optimal, sensor asap yang digunakan dalam rumah hendaknya memiliki sistem yang terintegrasi.
Keadaan sistem ini dimaksudkan untuk membuat peringatan yang lebih dini begitu asap terdeteksi oleh salah satu sensor, yang diinformasikan pada sensor lain untuk membunyikan alarm.
Baca Juga: Kata Feng Shui: Jangan Lakukan 4 Hal Ini Saat Mendesain Dapur
#BerbagiIDEA