Modal Microwave dan Gula Pasir, Peneliti Ini Hasilkan Lampu Hias Unik

Sabtu, 13 Februari 2021 | 22:00
SHUTTERSTOCK/seramo

Ilustrasi lampu hias LED.

IDEAOnline-Siapa sangka jika gula bisa menghasilkan warna lampu hias yang unik.

Seperti yang dilakukan para peneliti diLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI) yang berhasil mengubah warna lampu LED hanya bermodalkan gula pasir.

Peneliti bidang Laser-Optik di Pusat Penelitian Fisika LIPI, Isnaeni, mengatakan riset ini berkaitan dengan pemanfaatan carbon dot atau titik karbon.

Dalam makalah penelitian yang telah diterbitkan di AIP Conference Proceedings ini, carbon dot adalah sejenis partikel nano fluoresen yang memiliki sifat kelistrikan yang unik.

"Kebetulan riset tentang carbon dot ini adalah riset yang murah, karena bisa menggunakan bahan apa saja, termasuk limbah domestik," ungkap Isnaeni.

Penelitian berjudul Color Conversion of Caramelized Sugar Carbon Dots Using Blue and Green Light Emitting Diodes ini hanya menggunakan beberapa bahan dengan harga yang murah untuk membuat lampu hias.

Isnaeni mengungkapkan teknik ini sebenarnya bukan ide baru.

Sebab, riset tentang carbon dot sudah dilakukan selama lima tahun.

"Dari awal sudah kepikiran kalau ini bisa dijadikan sebuah aplikasi menarik, yakni carbon dot dan LED sebagai lampu hias," ungkap Isnaeni.

Carbon dot atau titik karbon telah diaplikasikan ke berbagai hal yang menarik.

Bahkan, ada banyak riset yang telah dilakukan para peneliti di sejumlah negara menggunakan aplikasi ini.

Baca Juga: Baru Sebentar sudah Mati, Hindari Kondisi Ini agar Tak Sering Ganti Lampu

Ilustrasi gula pasir.

Gula Pasir dan LED Rp500 Perak

Isnaeni dan timnya hanya menggunakan gula pasir biasa, microwave dan lampu LED berwarna biru dan hijau seharga Rp500-an.

Lebih lanjut Isnaeni menjelaskan gula pasir sebelumnya dibuat menjadi karamel.

Dalam karamel tersebut terdiri beberapa material titik karbon (carbon dot).

"Selanjutnya (karamel) diletakkan di atas LED biru. Hasilnya, warna biru LED tersebut menjadi kuning yang menarik," jelas Isnaeni.

Peneliti mensintesis titik karbon dari gula dan menggunakannya sebagai bahan untuk mengubah warna dioda pada lampu LED.

"Kami menemukan titik karbon hasil sintesis tersebut mengubah warna biru LED menjadi warna emisi putih dan kuning," kata peneliti dalam makalahnya.

Kendati demikian, saat mengubah warna LED hijau menggunakan carbon dot tidaklah mudah.

Sebab, peneliti hanya dapat mengubah emisi hijau menjadi emisi kuning saja.

"Kami menggunakan diagram warna CIE 1931 untuk mengukuir dan menunjukkan konversi warna pada carbon dot," jelas penulis.

Spektrum warna yang diubah, menurut para peneliti, bergantung pada beberapa faktor.

Di antaranya seperti panjang gelombang emisi LED, panjang gelombang emisi karamel, ketebalan atau massa lapisan karamel di permukaan LED, serta energi yang dikeluarkan LED.

Oleh sebab itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak kuantitatif dari faktor-faktor tersebut dalam mengkonversi spektrum emisi. "

Riset (carbon dot dengan gula pasir dan LED) ini bisa dikembangkan menjadi ide usaha rumahan lampu hias atau lainnya," imbuh Isnaeni. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Peneliti LIPI Ubah Warna Biru Lampu LED Jadi Kuning Bermodal Gula Pasir, Kok Bisa?

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas