Masjid Istiqlal, Ciri Khas dari Arsitektur Modern dengan Aliran Blutalism

Kamis, 25 Februari 2021 | 14:15
kompas.com

Suasana Masjid Istiqlal di Sawah Besar, Jakarta Pusat di hari pencoblosan Pilkada DKI 2017, Rabu (19/4/2017)

IDEAOnline-Masjid Istiqlal merupakan salah satu penanda bebasnya Indonesia dari belenggu penjajahan.

Nama dari masjid yang dibangun atas inisiasi presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, ini memiliki arti "kemerdekaan" dalam bahasa Arab.

Bung Karno, sapaan dari presiden tersebut, bertekad mendirikan bangunan monumental Indonesia dengan gaya arsitektur modern melalui proyek-proyek Mercusuar Soekarno.

Satu di antara proyek tersebut adalah Masjid Istiqlal yang dirancang oleh Friedrich Silaban.

Masjid ini diresmikan pada 22 Februari 1978, atau tepat 43 tahun yang lalu.

Mendobrak Desain Masjid Tradisional

Buku Rumah Silaban terbitan mAAN Indonesia Publishing mengisahkan, Bung Karno ingin agar bangunan di dalam proyek mercusuarnya menampilkan karakter "arsitektural yang menyebabkan efek sublim".

Efek sublim sendiri diartikan sebagai hal yang membuat orang takjub dan tenggelam dalam pesona sublim tersebut.

Baca Juga: Inilah 4 Bangunan Rancangan Friedrich Silaban, Arsitek Gemilang di Indonesia

kompas.com
BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN

Tampilan masjid Istiqlal usai direnovasi, Jakarta Kamis 7/1/2021.

Sublimitas ini terasa dalam desain Masjid Istiqlal.

Jika kebanyakan masjid pada masa itu berbentuk persegi dan memiliki bukaan-bukaan besar tanpa daun pintu dan jendela, Istiqlal didominasi dinding vertikal dan horizontal dalam ukuran masif.

"Sehingga mengubah bentuk masjid menjadi sebuah bentuk yang baru, berbeda dengan desain masjid sebelumnya," tulis Rahil Muhammad Hasbi dan Wibisono Bagus Nimpuno dalam jurnal Pengaruh Arsitektur Modern Pada Desain Masjid Istiqlal.

Jurnal tersebut menegaskan bahwa Istiqlal mengusung gaya arsitektur modern.

Ini berbeda dari desain masjid yang jamak berkembang saat itu, yang mengusung gaya arsitektur Timur Tengah.

Masjid ini terlihat berbeda dan menonjol dengan bentuk penggabungan dari garis-garis vertikal dan horizontal untuk bukaan.

"Penggabungan antara tinggi dan jarak antar garis, serta penggunaan warna putih gading membuat kesan seperti dinding besar dan monumental," tulis jurnal tersebut.

Lebih lanjut, Rahil dan Wibisono mengatakan bahwa skala yang monumental, kesan berat, besar, dan kokoh yang ada pada Istiqlal merupakan ciri khas dari arsitektur modern dengan aliran blutalism.

"Desain Masjid Istiqlal berusaha menghindari referensi dari masa lalu dan memperlihatkan semangat pada zamannya," tegas kesimpulan dalam jurnal tersebut. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Masjid Istiqlal yang Mendobrak Desain Tradisional di Masanya

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas

Baca Lainnya