IDEAOnline-Banjir, tak hanya menimbulkan banyak kerugian tapi juga berpotensi menyebarkan berbagai penyakit, salah satunya Leptospirosis.
Leptospirosis sering juga disebut sebagai penyakit demam banjir.
Penyebabnya adalah bakteri Leptospira interrogans, bakteri yang berbentuk panjang dan spiral, yang hidup dan berkembang biak di tubuh hewan.
Hewan pengerat, seperti tikus dan tupai, adalah hewan yang paling mudah terjangkiti bakteri ini.
Sanitasi Buruk Paling Berpotensi
Tak hanya saat musim hujan atau banjir, Leptospirosis bisa juga menginfeksi di musim kemarau, utamanya di permukiman kumuh yang memiliki saluran air dan sanitasi kurang baik.
Bakteri leptospira bisa mengendap di tanah dan bertahan sampai hitungan bulan.
Di saat banjir, bakteri yang mengendap di dalam tanah terbawa air dan menempel di lantai, dinding, perabot, dan benda-benda yang terkena banjir.
Penyebab lain kenapa di saat banjir penyakit leptospirosis lebih mudah berjangkit adalah karena ketika banjir, sarang-sarang tikus terendam.
Tikus pun akan segera mencari tempat yang aman.
Pada saat tikus-tikus ini mengungsi, kandung kemihnya yang lemah membuat urine lebih mudah berceceran di berbagai tempat.
Baca Juga: Bebas Bau di Wastafel, Ini Green Sanitasi Air Bersih dan Kotor
Proses Leptospirosis Menjangkiti Manusia
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Liza Puspitadewi mengingatkan agar masyarakat waspada terjangkit Leptospirosis pasca banjir.
Liza mengatakan, penyakit Leptospirosissesungguhnya tergolong zoonosis, yakni jenis penyakithewan yang bisa menjangkiti manusia.
Bakteri Leeptospira yang biasanya terdapat di dalam air kencing, darah, atau jaringan hewan pengeratini bisa ditularkan kepada manusia lewat kontak langsung dengan hewan-hewan terinfeksi atau ketika menyentuh tanah atau air, tanah basah, atau tanaman yang terkontaminasi oleh urine binatang yang terinfeksi.
Bakteri ini keluar bersama dengan urine hewan dan masuk ke tubuh manusia melalui telapak kaki, selaput lendir, mata, hidung, kulit luka atau terkena eksim, air, dan makanan.
Begitu masuk ke aliran darah, dalam 4—10 hari, bakteri ini akan menyebar ke seluruh tubuh.
Pada kasus-kasus awal mungkin dokter tidak menduga ada leptospirosis karena penyakitini tidak lazim dan sering dikira penyakitkuning.
Jika terlambat diobati, penyakitini bisa merusak organ-organ, seperti ginjal, hati, dan otak.
Gejala Leptospirosis
Mencegah sejak dini penyakit ini bisa dilakukan dengan mewaspadai gejala yang timbul.
Beberapa gejala dimulai dari demam menggigil, pegal linu betis dan punggung, serta nyeri kepala.
Berikut urutan gejalanya.
1. Gejala dimulai dengan demam menggigil, pegal linu (terutama betis dan punggung), nyeri kepala, nyeri tenggorokan, batuk kering, mual-muntah, sampai mencret-mencret.
Ini terjadi di awal masa inkubasi.
Baca Juga: Cara Sederhana Kelola Air Hujan agar Tak Sebabkan Banjir di Rumah
2. Pada stadium lanjut, akan muncul gejala sepertipenyakitkuning.
Ini dikarenakan leptospira telah menyerang hati.
Gejalanya kulit dan putih mata menjadi kekuningan, mata merah layaknya sedang sakit mata, adakalanya disertai pendarahan, dan kulit pun meruam merah.
Jika diperiksa dengan stetoskop, dokter akan mendengar bunyi para-paru yang abnormal.
3. Komplikasi ke seleput otak bisa menimbulkan gejala nyeri kepala, kejang-kejang, leher kaku, dan penurunan kesadaran.
Cegah sebelum Terjangkit
Begini langkah pencegahan yang bisa dilakukan.
- Berperilaku hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan air dan lingkungan. Bersihkan sarang tikusdan genangan air.
- Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.
- Mencuci tangan dan kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah melakukan aktivitas bersih-bersih sarang tikus dan genangan air.
- Hal yang sering dilalaikan padahal penting yaitu wajib memakai sepatu dan sarung tangan karet, terlebih bagi mereka kelompok pekerja yang berisiko tinggi seperti petugas kebersihan.
- Menggunakan disinfektan atau bahan pembersih untuk mencegah terjadinya infeksi dan membasmi kuman penyakitpasca banjirdiperlukan.
#BerbagiIDEA