IDEAOnline-Sebuah kompetisi desain dan arsitektur, Multi Comfort Student Contest (MCSC) telah digelar Di Indonesia, sejak 1 Maret - 15 Desember 2020 diikuti 84 partisipan dari berbagai universitas di Indonesia.
Pemenang pertamanya adalah mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan karya berjudul “Re(Bond)ir”.
Pemenang pertama nasional ini akan mewakili Indonesia ke ajang Internasional Perancis yang direncanakan pada 9-12 Juni 2021, untuk bertanding kembali dengan para juara tingkat regional lainnya di Perancis.
MCSC adalah kompetisi desain arsitektur internasional yang didasarkan pada prinsip-prinsip Program Multi Comfort yang diselenggarakan oleh Saint Gobain, yang di tahun 2020 adalah merupakan penyelenggaraan ke-16.
Saint- Gobain Group, perusahaan asal Perancis yang telah berdiri lebih dari 350 tahun, berupaya memberikan yang terbaik melalui produk hingga kontribusinya bagi sekitar, salah satunya melalui penyelenggaraan Multi Comfort Student Contest (MCSC).
Dalam kompetisi ini, Saint-Gobain mengajak para generasi muda bergerak bersama melalui inovasi desain arsitektur. MCSC telah diikuti oleh lebih dari 2.200 siswa di 35 negara.
Tahun ini, para pemenang dari berbagai negara akan mendesain proyek revitalisasi di Saint-Denis, Perancis dengan menggunakan produk-produk Saint-Gobain Group.
"Dua alasan mengapa site ini dipilih karena historical site sebagai Stadion Nasional Perancis dan kebutuhan bagi Perancis yang akan menjadi tuan rumah olimpiade 2024 mendatang," ujarApsara Herman, National Marketing Director Saint Gobain Indonesia, menjawab pertanyaan IdeaOnline.
Urban Planning dan Sustainability Construction.
Tujuan utama Saint-Gobain yaitu “Making the world a better home” merupakan ambisi bersama untuk menjadikan dunia lebih indah dan nyaman dihuni dalam wujud aktivitas sehari-hari.
Melalui MCSC, proses inovasi yang berkelanjutan dengan produk Saint-Gobain harapannya dapat memberikan performa dan keamanan sekaligus menjawab tantangan konstruksi yang berkelanjutan, efisiensi sumber daya serta perubahan iklim.
“Kami adalah perusahaan internasional dan multi-lokal yang terintegrasi penuh ke dalam wilayah tempat kami beroperasi untuk mendukung vitalitas bersama dengan semua pemangku kepentingan untuk membantu mewujudkan dunia yang lebih adil dan lebih berkelanjutan,” ujar Ivana Ijaya, Managing Director Saint-Gobain Indonesia.
Sementara Apsara Herman, National Marketing Director Saint Gobain Indonesia menyatakan Multi Comfort Student Contest (MCSC) merupakan bentuk Saint-Gobain memfasilitasi anak muda Indonesia untuk berinovasi.
“Peran para pemuda menjadi salah satu harapan besar bagi Saint-Gobain untuk mendorong sustainable construction, pembangunan yang berwawasan lingkungan, sejalan dengan produk-produk kami yang diciptakan sebagai material ramah lingkungan” ujar Apsara.
Turut hadir di kesempatan yang sama, Sibarani Sofian ST, M.Arch, arsitek pendiri Urban+ yang juga dikenal sebagai pemenang Kontes Desain Ibu Kota Negara (IKN) “Negara Rimba Nusa” memiliki pandangan sendiri terhadap konsep Urban Planning dan Sustainability Construction.
“Perencanaan kota berkelanjutan berarti adanya keseimbangan antara elemen lingkungan, sosial, dan ekonomi yang sesuai dengan kebijakan nasional yaitu mendukung kesejahteraan masyarakat” ujar Sibarani.
Baca Juga: Karya Arsitek Indonesia Ini Diapresiasi Dunia Jadi ‘Best Houses of 2019’ , Membanggakan!
Di Balik Kemenangan Re(bond)ir
Salah satu juri MCSC, Moehamad Deni Desvianto, ST yang juga ketua IAI Jakarta mengaku tidak mudah menentukan pemenang MCSC.
“Karya peserta dengan ide kreatif khas orang muda yang out of the box sekaligus memenuhi tujuan sustainable construction adalah pilihan kami” jelas Deni.
Sementara bagi peserta, MCSC telah menjadi sebuah wadah yang bermanfaat dalam mengasah keterampilan untuk mahasiswa jurusan arsitektur dan desain interior.
Hal ini dikisahkan oleh Selvia dan teman-temannya dari ITB yang mengusung Re(bond)ir.
Selvia juga mengungkapkan bahwa Re(bond)ir turut mendukung efisiensi energi dengan upaya mengurangi emisi karbon sehingga konsep sustainable lifestyle dapat terwujud di kawasan tersebut.
Tentunya hal ini merupakan suatu kebanggaan, para peserta yang masih berstatus mahasiswa namun mampu menghasilkan karya yang dapat diakui di kancah nasional dan akan mewakili Indonesia di ajang Internasional.
Dr. Sri Maryati, ST, MIP, Dekan Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan menyatakan rasa bangganya atas prestasi mahasiswanya dan mengajak agar para civitas akademik untuk terus mendukung mahasiswa mengeksplorasi bakat terbaiknya untuk menjadi arsitek berwawasan lingkungan.
Baca Juga: Material Prefabrikasi Praktis dan Berkualitas, Apa Definisinya?