IDEAOnline-Varian virus corona B.1.1.7 yang mutasi pertamanya ditemukan di Inggris telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dalam sebuah studi menunjukkan bahwa varian ini lebih mematikan.
Tingkat kematian karena Covid-19 dari infeksi strain baru virus corona ini lebih tinggi.
Saat pertama kali teridentifikasi pada akhir tahun 2020, varian B.1.1.7 ini membuat pemerintah setempat menerapkan lockdown kota London, guna mencegah penyebaran mutasi virus corona baru tersebut.
Baca Juga: 10 Trik Mengecat Tembok untuk Sambut Bulan Puasa, Bak di Pinterest!
Namun, ternyata strain baru dari virus corona SARS-CoV-2 asal Inggris mengalami mutasi yang membuatnya menjadi lebih menular dari strain aslinya.
Dilansir dari Reuters, Kamis (11/3/2021), studi baru menemukan 30 persen dan 100 persen dari varian virus corona B.1.1.7 Inggris lebih mematikan daripada varian dominan sebelumnya.
Dalam sebuah studi, peneliti membandingkan tingkat kematian di antara orang-orang di Inggris yang terinfeksi oleh varian baru SARS-CoV-2, B.1.1.7, terhadap pasien Covid-19 yang terinfeksi varian lain dari virus corona penyebab Covid-19.
Para ilmuwan mengatakan bahwa ternyata varian virus corona Inggris, B.1.1.7 menunjukkan angka kematian yang secara signifikan lebih tinggi.
Varian B.1.1.7 pertama kalinya terdeteksi di Inggris pada September 2020.
Sejak itu, sudah lebih dari 100 negara yang melaporkan munculnya varian tersebut di negara mereka, termasuk yang belum lama ini ditemukan di Indonesia.
Varian Covid-19 Inggris ini memiliki sedikitnya 23 mutasi dalam kode genetiknya.
Itu adalah jumlah yang relatif tinggi.
Bahkan, beberapa di antaranya membuatnya jauh lebih menular dan mudah menyebar.
Para ilmuwan mengatakan bahwa risiko penularannya sekitar 40-70 persen, dibandingkan pada varian dominan yang sebelumnya beredar.
Baca Juga: Benarkah Golongan Darah A Lebih Rentan Terinfeksi Covid-19? Ini Penjelasan Ahli!
Studi yang diterbitkan di British Medical Journal pada Rabu (10/3/2021), menunjukkan bahwa infeksi pada varian baru telah menyebabkan 227 kematian Covid-19 dalam sampel dari 54.906 pasien Covid-19.
Dibandingkan dengan 141 kematian, di antara jumlah pasien yang sama yang terinfeksi dengan varian lain.
"Ditambah dengan kemampuannya untuk menyebar dengan cepat, ini membuat B.1.1.7 menjadi ancaman yang harus ditanggapi dengan serius," jelas Robert Challen, peneliti di Exeter University yang juga turut memimpin studi ini.
Temuan studi ini, menurut pakar independen, telah menambah bukti awal sebelumnya yang menghubungkan infeksi dengan varian virus B.1.1.7 dengan peningkatan risiko kematian akibat Covid-19.
Temuan awal dari penelitian ini telah dipresentasikan kepada pemerintah Inggris pada awal tahun 2021 ini, bersama dengaan studi lainnya, oleh para ahli di panel New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory (NERVTAG).
Ahli virologi dan profesor onkologi molekuler di Universitas Warwick, Lawrence Young menambahkan mekanisme yang tepat di balik tingkat kematian Covid-19 yang lebih tinggi dari varian B.1.1.7 masih belum jelas.
Akan tetapi, kata dia, mungkin terkait dengan tingkat replikasi virus corona yang lebih tinggi, serta peningkatan penularan. Young memperingatkan bahwa varian B.1.1.7 Inggris kemungkinan yang telah memicu lonjakan infeksi Covid-19 di seluruh Eropa baru-baru ini. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Varian Virus Corona B.1.1.7 Inggris Lebih Mematikan, Studi Ini Jelaskan
#BerbagiIDEA