IDEAOnline-Seringkali, ketika dinding bernoda hitam, ditumbuhi lumut, dan catnya terkelupas barulah kamu tahu bahwa dinding kita lembap.
Namun, meski selalu terlambat terdeteksi, bukan berarti tak ada penyelesaian.
Memang merepotkan ketika air “menyerang” diam-diam, masuk ke dalam dinding dan merusak tampilannya.
Sebagaimana sifat air, selalu mencari jalan ke luar dan itulah penyebab lembap pada dinding.
Saat gejala kerusakan mulai nampak pada dinding, saat itulah baru kamu menyadari bahwa selama ini dinding tersebut lembap dan basah.
Meski basah dan lembap ini tak diikuti dengan tetesan air (karena hanya berupa rembesan), namun akibat yang ditimbulkannya cukup merugikan.
Selain merusak tampilan dinding, juga membahayakan kesehatan penghuni rumah.
Mengatasi dinding lembap, harus dimulai dari mencari tahu sumber “kebocoran”.
Dari mana saja sumber rembesannya? Ini IdeaOnline berikan jawabannya.
1. Dinding Luar Kena Hujan
Ketika terpapar oleh hujan, dinding luar yang tak terlindungi oleh waterproofing akan merembeskan air ke dalam.
Air meresap melalui pori-pori dinding yang terbuka, akibatnya bagian tengah dinding basah atau mengandung air.
Karena sifat air selalu mencari jalan untuk ke luar maka air akan merembes ke arah dinding dalam.
Akibatnya dinding bagian dalam menjadi berjamur, berlumut, atau mengelupas catnya.
Baca Juga: Tiga Tempat Paling Baik Pengaplikasian Skylight Pengusir Lembap
Pencegahan
Periksa dinding luar sebelum musim hujan datang, jangan sampai ada keretakan.
Sebelum musim hujan datang lakukan perlindungan pada dinding luar dengan mengaplikasikan waterproofing.
Sebagai solusi darurat, kamu bisa lakukan langkah ini.
- Tutup dinding luar dengan menggunakan plastik sebesar bidang dinding yang memungkinkan terkena air hujan.
- Dinding yang rusak belum bisa “diobati” sampai musim hujan berakhir, karena jika bagian tengah dinding masih lembap dan air masih ada, maka pengecatan ulang pada dinding dalam akan sia-sia.
- Aplikasikan waterprofing pada dinding luar. Pilihlah produk waterproofing yang memang digunakan untuk menolak air, yang khusus untuk dinding luar, bukan di dinding dalam. Dengan pengaplikasian waterproofing ini, maka air yang datang akan ditolak dan tak sempat merembes masuk ke dinding.
- Jika dinding sudah terlanjur dicat, kupas cat lama terlebih dahulu, lapisi dengan waterproofing, kemudian aplikasikan cat yang baru.
2. Dak Beton yang Berbatasan Dinding Tetangga
Atap dak beton yang dibangun pada rumah sistem kopel akan berbatasan langsung dengan halaman/wilayah tetangga.
Kebocoran bisa terjadi karena retaknya plesteran dak beton dan mengakibatkan air merembes dan meresap ke dinding, meski tak ada air yang menetes jatuh ke lantai.
Pencegahan
Lakukan pengecekan kondisi atap beton dan salurannya sebelum musim hujan tiba.
Berilah tambahan waterproofing sebagai pengaman agar tak terjadi keretakan.
Sebagai solusi darurat atau sementara bisa dengan
menutup bagian yang retak dengan karpet.
Lakukan juga pada bagian permukaan dinding atas yang langsung berbatasan dengan tetangga.
Sedangkan solusi idealnya, adalah sebagai berikut.
- Aplikasikan waterproofing dari dalam (dari tembok dalam), bukan tembok luar karena tembok luar adalah wilayahnya tetangga (tembok tetangga).
- Pilih waterproofing yang sifatnya mem-blok air yang datang dari luar tembok. Caranya, jika tembok sudah terlanjur dicat, kupas cat dinding sampai ketemu lapisan plesteran.
- Lantas, aplikasikan waterproofing, tunggu kering, dan kemudian kembali aplikasikan cat. Karena sifatnya mem-blok, maka air sebenarnya tetap tersimpan di dalam tembok, hanya tidak bisa keluar karena di-blok.
Untuk itu, sisakan sedikit bagian dinding di bagian bawah 2cm dan biarkan tidak tertutup waterproofing.
Area inilah yang disediakan untuk jalan keluarnya air.
Mengorbankan sedikit bagian dinding (2cm) tetap lembap lebih masuk akal daripada membiarkan seluruh bagian dinding lembap.
Baca Juga: Cara Mencegah Cermin Dinding Bebercak, 3 Faktor Ini Tak Boleh Abai!
#BerbagiIDEA