IDEAOnline-Dalam merancang dapur, material menjadi pertimbangan yang tidak kalah penting untuk dipikirkan.
Hal ini karena selain menyangkut selera dan durabilitas, material pun punya andil besar dalam menentukan biaya yang harus dikeluarkan.
Berdasarkan peruntukannya, material pembentuk kitchen set terdiri dari 2 kelompok, yaitu material cabinet (lemari) dan meja kerja (tabletop).
Masing-masing kelompok dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu material dasar dan finishing.
5 Pilihan Kayu Solid
Baca Juga: Pantas Rumah Masih Terasa Sempit, Pasti Belum Lakukan Ini, Hunian 30 Meter Juga bisa Terasa Lapang!
Kabinet untuk dapur umumnya terbuat dari bahan kayu, baik kayu solid maupun kayu olahan.
Kayu solid dengan kesan alaminya masih menarik perhatian banyak orang sebagai bahan baku pembuatan kitchen set.
Suasana yang ingin dibangun dapat diperoleh dengan cara memilih warna dan tekstur yang sesuai.
Misalnya, jika ingin tampilan dapur yang terang, kamu bisa menggunakan jenis kayu sungkai atau cherry muda.
Sedangkan jika ingin kayu berwarna gelap, pilihannya pada jati atau mahogani.
Saat inipun banyak yang menggunakan jati belanda sebagai pilihan untuk yang murah dan unik.
4 Pilihan Kayu Olahan
Kayu solid memang lebih tahan lama.
Namun karena ketersediaannya di alam semakin berkurang, sebaiknya gunakan kayu lapis.
Tidak perlu khawatir dengan coraknya, kamu tetap bisa mendapatkan corak atau tekstur yang diinginkan jika menggunakan kayu olahan, yaitu dengan memberi finishing pada permukaan kayu.
Baca Juga: Keran Rusak Tak Perlu Repot Lagi, Ganti Sendiri dengan Modal 15 Menit Saja!
Baca Juga: Harga Murah Tak Mudah Rapuh, Kayu Jati Belanda Banyak Dijual di Sini!
Selain harganya lebih murah, dengan menggunakan kayu lapis, artinya kamu telah ikut berperan serta dalam menjaga keseimbangan alam sekitar.
Kayu olahan yang digunakan terdiri dari beberapa jenis, di antaranya plywood, MDF (Medium Density Fiberboard), atau particle board.
Plywood atau lebih dikenal dengan sebutan multipleks paling banyak dipakai dibanding kayu olahan lainnya.
Dibuat dari beberapa lapis lembaran kayu yang disusun saling melintang antara lembaran bawah dan lembaran atas.
Meski dibuat dari lembaran kayu, bahan ini cukup kuat walaupun tidak sebaik kayu solid, tetapi memiliki kelemahan mudah menyerap air sehingga mudah rapuh.
Baca Juga: Pantas Rumah Masih Terasa Sempit, Pasti Belum Lakukan Ini, Hunian 30 Meter Juga bisa Terasa Lapang!
Baca Juga: 5 Jenis Kayu untuk Bahan Bangunan, Cermati Peruntukannya agar Awet
Kekurangan ini sebetulnya bisa diatasi dengan melapisi bahan finishing yang tahan air.
Plywood yang umum digunakan sebagai bahan lemari kitchen set tebalnya 15 mm—18 mm.
Sedangkan ukuran modulnya 120 mm x 240 mm.
Sedangkan kayu MDF dan particle board, keduanya dibuat dari serbuk kayu. MDF terbuat dari serbuk kayu yang lebih halus dibanding particle board.
Namun keduanya juga mudah menyerap air sehingga mudah rapuh.
4 Finishing Transparan
Untuk bahan finishing, berdasarkan jenis materialnya, ada 2 macam, yaitu transparan dan non transparan.
Finishing jenis transparan berwujud cairan dan digunakan untuk mengekspos serat kayu serta memberi kesan alami. Beberapa bahan jenis ini antara lain politur, melamine, nitro cellulose (NC), dan polyurethane (PU).
Baca Juga: Mau Kamar Mandi Selalu Bersih Saat Bulan Puasa? Jangan Abai, Lakukan 4 Trik Ini!
Baca Juga: Mengenal Kayu Olahan untuk Furnitur-2, Apa Beda MDF dengan Particle Board?
Finishing menggunakan cairan dapat dilakukan menggunakan kuas dan semprot.
Untuk hasil yang rapi dan rata, proses penyemprotan tentu lebih baik.
Akan lebih baik lagi jika bahan dasar kitchen set memiliki permukaan yang rata dan urat yang artistik.
4 Finishing Non Transparan
Material ini akan menutup seluruh (100%) permukaan kayu dan menyembunyikan tampak aslinya.
Bentuk fisiknya dapat berupa cat duco dan lapisan (laminate) dalam bentuk lembaran atau rol.
Cat duco memiliki variasi warna beragam, mulai dari warna natural hingga mencolok.
Cocok untuk kitchen set bernuansa modern dan minimalis.
Baca Juga: Keran Rusak Tak Perlu Repot Lagi, Ganti Sendiri dengan Modal 15 Menit Saja!
Baca Juga: Mengenal Finishing Furnitur Kayu Non Transparan, Ini Plus Minusnya
Pengaplikasiannya menggunakan semprot atau kuas. Sedangkan laminate adalah metode finishing kayu dengan merekatkan bahan pelapis di permukaannya.
Proses pelapisannya menggunakan lem khusus kayu, seperi lem kuning.
Pelapis yang umum digunakan antara lain veneer, tacon, dan HPL.
Tacon terbuat dari plastik.
Berbentuk gulungan dengan tinggi 120 cm dan tebal kurang dari 1 mm.
Variasi motif cukup banyak dan permukaannya bertekstur.
HPL (high pressure laminate) terbuat dari campuran akrilik dan kayu.
Lapisan luarnya menyerupai kayu dan mengandung serat-serat kayu, tapi bagian belakangnya akrilik. HPL biasanya berbentuk lembaran ukuran 120 cm x 240 cm dan tebal 3 mm.
Variasi motif dan warnanya juga cukup banyak, permukaannya bertekstur.
Harga bervariasi dari Rp300.000 sampai Rp1 juta lebih, tergantung merek dan motifnya.
Warna polos harganya relative murah dan paling mahal warna silver.
Baca Juga: Tak Hanya Tampilan Motif, Wajib Pertimbangkan Ini Saat Memilih HPL
#BerbagiIDEA