IDEAOnline-Memasuki tahun kedua Ramadan di masa pandemi virus corona, menjadi tantangan berat bagi umat muslim di seluruh dunia untuk menjalankan ibadah puasa, khususnya pada mereka yang baru sembuh dari Covid-19 yang ingin tetap berpuasa.
Covid-19 telah menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia.
Tak terkecuali umat muslim yang telah sembuh dari Covid-19, dan harus menjalankan ibadah puasa.
Baca Juga: 3 Hal Paling Penting agar Sukses Menata Ulang Rumah, Mudah Diterapkan!
Dilansir dari Gulf News, Jumat (16/4/2021), dokter di Uni Emirat Arab (UEA) telah memperingatkan pasien yang telah pulih dari Covid-19 untuk memperhatikan asupan nutrisi, hidrasi, pola tidur dan kebugaran fisik, jika mereka berencana menjalankan puasa Ramadan.
Jurnal medis internasional dan organisasi seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah memperingatkan, bahkan dua hingga tiga bulan setelah pemulihan, pasien Covid-19 cenderung akan mengalami beberapa gejala Covid-19 berkepanjangan.
Di antaranya seperti kelelahan, sesak napas, otot yang buruk, ancaman pembekuan darah dan efek samping lain setelah mengalami Covid-19.
Begini Panduan Makannya
Salah satu pasien Covid-19, Mohammad Kunhi Siddiqui, pengusaha ekspatriat India di Dubai telah pulih dari Covid-19 pada Februari lalu dan berencana menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Namun, dia menderita berbagai komplikasi kesehatan.
Puasa pada pasien Covid-19, Dr Salvin George, spesialis penyakit dalam, di Medcare Rumah Sakit Dubai menjelaskan bahwa pemulihan untuk pasien yang mengalami kondisi kritis dilakukan secara bertahap dan mereka disarankan untuk menjalankan puasa di bawah pengawasan medis.
"Banyak pasien Covid-19 yang sakit kritis terus mengalami kelelahan, kelelahan, infeksi saluran pernapasan, kesulitan bernapas," kata Dr George.
Dr George mengatakan pasien tersebut tidak disarankan untuk berpuasa, sementara pasien lain yang memiliki gejala sedang hingga ringan dapat melanjutkan puasa Ramadan.
Dia mengatakan bahwa ada ancaman pembekuan darah yang terkadang puasa bisa memicu dehidrasi kemudian menyebabkan darah semakin kental dan mengakibatkan penggumpalan.
"Kami biasanya meresepkan pengencer darah untuk pasien yang sakit parah selama sebulan setelah keluar dari rumah sakit," imbuhnya.
"Jika pasien ini masih berencana untuk puasa, kami menyarankan mereka untuk menjalani tes D-dimer," kata Dr George.
Lebih lanjut Dr George menjelaskan bahwa tes tersebut adalah tes yang dapat menyingkirkan pembekuan darah yang tidak tepat.
Jika pembacaan di bawah 0,5, berarti darah pasien cukup encer.
Namun, jika pembacaan menunjukkan 1 atau lebih dari 1, maka pasien berpeluang mengalami penggumpalan darah dan membutuhkan pengencer serta harus memperhatikan hidrasi yang tepat selama puasa.
Saran puasa pada pasien Covid-19 Dr Sarla Kumari, spesialis Penyakit Dalam di Canadian Specialist Hospital, Dubai, menjelaskan mereka yang menderita Covid-19 ringan dan tidak memiliki ancaman kesehatan besar, diperbolehkan berpuasa selama Ramadan.
"Tidak ada bukti yang menunjukkan efek merugikan dari puasa selama pandemi Covid-19 pada individu sehat tanpa gejala yang sebelumnya berpuasa dengan aman," kata Dr Kumari.
Baca Juga: Satu Lagi yang Harus Diwaspadai pada Pasien Covid-19, D-dimer, Penanda Pengentalan Darah
Namun, lanjutnya, pada pasien dengan demam dan penyakit berkepanjangan akibat Covid-19 dapat mengalami dehidrasi parah dan berisiko mengalami kerusakan akut yang tiba-tiba.
"Dengan demikian, pasien ini tidak boleh berpuasa (atau berhenti berpuasa) dan memastikan hidrasi yang cukup. Sebelum memulai puasa, penyakit penyerta harus dikelompokkan berdasarkan risiko dan didiskusikan dengan dokter pasien," jelas dia.
Dr Kumari menjelaskan bahwa mayoritas infeksi Covid-19 tidak menghasilkan gejala apa pun atau menyebabkan penyakit seperti flu yang sembuh sendiri, sementara hingga 20 persen Covid-19 dapat menyebabkan penyakit parah atau kritis.
"Orang dengan penyakit ringan tanpa kondisi medis lain bisa berpuasa. Namun, jika mereka merasa sakit atau demam maka mereka harus berhenti berpuasa," ungkap Dr Kumari.
Pasien long Covid juga disarankan untuk berhati-hati dalam memilih makanan sahur dan buka puasa dengan kandungan gizi seimbang.
Selain itu, selama berpuasa di bulan Ramadan, pasien-pasien ini harus tetap terhidrasi sepanjang hari, melakukan olahraga ringan hingga sedang setelah mereka mengakhiri puasa di hari itu.
Ahli medis juga menyarankan agar para pasien yang sembuh dari Covid-19 dan menjalankan puasa selama bulan Ramadan, agar tetap cukup tidur, setidaknya 9 jam setiap hari. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Puasa untuk Pasien yang Sembuh Covid-19 Menurut Ahli
#BerbagiIDEA