IDEAOnline -Masyarakat dunia hidup dalam budaya yang berbeda-beda.
Baik disebabkan oleh perbedaan geografis, kondisi cuaca, kepercayaan, suku, dan sebagainya.
Tidak aneh jika terdapat banyak perbedaan dalam cara menjalani hidup antar satu kelompok masyarakat dan kelompok lainnya.
Salah satunya tentang cara manusia membersihkan kemaluan atau duburnya setelah buang air kecil maupun besar yakni cebok.
Di masyarakat Indonesia, Asia Tenggara, atau negara Timur Tengah, lazimnya proses cebok ini dilakukan menggunakan media air.
Air diyakini dan memang terbukti lebih membersihkan area yang kotor dibandingkan dengan media lainnya.
Namun apa boleh dikata, budaya tetap lah budaya.
Baca Juga: Menurut Ahli, Kopi Tidak Berbahaya Diminum di Bulan Puasa, Ini Syaratnya..
Orang barat, lumrah menggunakan kertas tisu atau tisu toilet untuk melakukan kegiatan ini.
Sebagai gantinya, di sana akan terpasang tisu gulung yang biasanya dikaitkan pada cantolan yang tertempel di dinding toilet.
Mengapa Tisu Toilet Berwarna Putih?
Jika diperhatikan, tisu toilet yang kita temui selalu berwarna putih, nih.
Serat selulosa dari pohon sebenarnya secara alami berwaran putih.
Namun lem untuk mengikat serat pembuat tisu toilet ini berwarna cokelat, sehingga pemutih kemudian ditambahkan untuk membuat tisu toilet berwarna putih.
Selain itu, jika tisu toilet berasal dari bahan daur ulang, kertas dan tisu lainnya juga juga berwarna putih.
Pernah Ada Tisu Toilet Berwarna-warni
Baca Juga: 3 Masalah Perkantoran di Tengah Covid-19, Teknologi Ini jadi Solusi
Meski sekarang tisu toilet yang kita lihat selalu berwarna putih, sebelumnya sempat ada tisu toilet dengan beragam warna, IDEA lovers.
Sekitar tahun 1950-an, tisu toilet warna-warni menjadi hal yang populer di Amerika Selatan dan Eropa.
Ada berbagai warna tisu toilet saat itu, ada biru, kuning, merah muda, pelangi, hitam, bahkan ada juga yang bercorak.
Pada tahun itu, berbagai warna bernuansa pastel menjadi warna yang umum dipakai di rumah, hingga kamar mandi di rumah-rumah, terutama Amerika dan Eropa.
Nah, untuk memberikan warna yang senada, biasanya pemilik rumah akan membeli tisu toilet dengan warna yang sama dengan kamar mandi mereka.
Tisu Toilet Kembali Berwarna Putih
Meski sempat menjadi hal yang populer, tisu toilet warna-warni ini semakin menghilang sekitar tahun 1960-an atau 1970-an.
Banyak orang yang sudah tidak lagi menggunakan tisu toilet berwarna dan lebih memilih kembali menggunakan tisu toilet berwarna putih, nih.
Baca Juga: Menurut Ahli, Kopi Tidak Berbahaya Diminum di Bulan Puasa, Ini Syaratnya..
Hal ini ternyata disebabkan karena masyarakat sudah mulai menyadari keamanan dari menggunakan tisu toilet berwarna-warni.
Warna-warni kertas toilet ini berarti ada penambahan zat pewarna pada kertas toilet.
Nah, masyarakat mulai memikirkan bahwa adanya zat pewarna bisa saja tidak aman untuk kulit, ketika digunakan.
Selain itu, tisu toilet berwarna juga bisa merusak lingkungan karena zat pewarnanya yang mencemari lingkungan.
Sedangkan bagi produsen atau perusahaan pembuat tisu toilet, penambahan zat pewarna pada tisu toilet juga menambah biaya produksi pada pembuatan tisu toilet dibandingkan dengan tisu toilet berwarna putih.
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork
(*)