IDEAOnline-Bangunan dengan model bioklimatik bukanlah sesuatu yang baru.
Namun kebanyakan pengaplikasiannya masih berkutat pada gedung-gedung bertingkat yang tingginya menjulang menuding langit.
Arsitek yang satu ini justru memanfaatkannya untuk bangunan rumah tangga.
Inti dari desain ranvangan Ari Muladi ini adalah pemanfaatan alam secara maksimal dalam mendesain bangunan, termasuk dalam memilih material-material yang digunakan.
Dinamakan rumah bioklimatik, karena rumah ini mencoba memanfaatkan energy alami secara lebih maksimal atas iklim di lingkungannya.
Karenanya, ia merancang bangunan ini dengan konsep “ruang terbuka” (open space ), di mana batas ruang luar dan ruang dalam seakan-akan ditiadakan dengan membuat bukaan yang memadai.
Sistem pengudaraan dibuat secara alamiah.
Baca Juga: Tepat Pilih Furnitur untuk Penuhi 2 Kebutuhan Penting Anak di Kamarnya
Baca Juga: Cegah Cedera, Ini Jenis Kayu yang Aman untuk Furnitur Anak Usia Dini
Untuk itu, dibuatlah bukaan-bukaan yang mencukupi dari sisi jumlah dan luasan, lalu ada void yang cukup lebar, jendela mati berupa bovenlicht , dan sekaligus kolam air sebagai generator pengudaraan.
Bukaan yang cukup pada sisi samping dan atas diharapkan meminimalkan penggunaan listrik pada siang hari, dan menghindarkan rumah dari penggunaan pendingin udara.
1. Menghemat Lahan
Ari merancang rumah dua lantai, dengan dua pertimbangan.
Baca Juga: Begini Cara Bedakan Arti Label Angka yang Ada di Botol Minum, Jangan Pakai Kalau Angkanya 3!
Pertama, untuk memaksimalkan ruang terbuka sehingga potensi-potensi alam yang hendak digali bisa “diciptakan” di lahan-lahan tersebut.
Misalnya saja kolam, yang berfungsi menghembuskan udara sejuk ke dalam rumah.
Selain itu, membuat bukaan yang lebar tentu mengandung risiko bahwa suasana luar ruang yang hendak dimasukkan ke dalam ruang harus memenuhi aspek estetis sekaligus ????sik.
Alasan kedua, rumah dua lantai bisa meminimalkan area hijau yang terbuang.
Baca Juga: Begini Cara Bedakan Arti Label Angka yang Ada di Botol Minum, Jangan Pakai Kalau Angkanya 3!
Untuk itu, di sini lantai dasar dirancang sebagai area publik dan area servis, yang berguna untuk mengakomodasi kegiatan internal para penghuni rumah.
Sementara lantai atas adalah area privat.
Untuk memenuhi kebutuhan hobi berkebun “sang pemilik rumah”, Ari sebagai arsiteknya menjadikan atap rumah untuk penghijauan dan menyalurkan hasrat berkebun. Taman di atas atap ini juga membuat suasana hijau dan dingin bisa tercipta.
2. Pencahayaan Alami
Untuk mendapatkan cahaya alami, Ari menggunakan skylight roof yang menerangi ruang di lantai dua, sehingga penggunaan listrik pada siang hari dapat dikurangi sampai batas maksimal.
Untuk membuat udara panas tidak terjebak di dalam ruangan rumah, atap-atap skylight ini diberi tambahan kisi-kisi atau grill, di mana udara panas secara alamiah akan terdorong ke atas.
3. Ada Unit Pengolah Sampah Organik
Sang arsitek juga merancang sebuah sistem daur ulang sampah organik secara manual.
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork
(*)