Waspadai Kondisi Pasien Covid-19 dengan Cermat, Inilah Tandanya Sudah Perlu Bantuan Oksigen

Rabu, 30 Juni 2021 | 22:00
Kompas.com

Ilustrasi Tabung oksigen.

IDEAOnline-Dampak dari meningkatnya kasus Covid-1, salah satunya adalah kelangkaan oksigen. Lantas, kapan sebenarnya pasien membutuhkan bantuan oksigen?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Primaya Hospital Pasar Kemis, Tangerang, dr Natalia Budisantoso, Sp.PD, FINASIM. Natalia menjelaskan, normalnya tingkat saturasi oksigen atau tingkat oksigen dalam darah berkisar antara 95-100 persen.

Saturasi oksigen dalam darah ini diukur dengan alat bernama pulse oximetry (oximeter nadi).

Oximeter nadi umumnya berukuran kecil dan bisa dibawa ke mana saja.

Alat ini dipasang di ujung jari untuk mengukur tingkat saturasi oksigen dalam darah, tanpa meninggalkan rasa sakit.

Baca Juga: Cuma Pakai Lotion Anti Nyamuk, Siapa Sangka Bisa Hilangkan Kutu Kasur Dalam Semalam, Menyesal Baru Tahu!

Baca Juga: Percuma Saja Pakai Masker jika Salah Caranya, 8 Hal Ini Contohnya!

Dilansir dari Healthline, oximeter dapat mendeteksi perubahan kecil dengan cepat, dalam hal ini, seberapa efisien oksigen dibawa ke ekstremitas terjauh dari jantung termasuk kaki dan lengan.

Oleh karena itu, alat ini sering digunakan juga dalam pengaturan perawatan kritis, seperti ruang gawat darurat atau rumah sakit.

"Bila saturasi (oksigen) di bawah 95 persen, idealnya diberikan oksigenasi," kata Natalia yang dikutip kepada Kompas.com, Rabu (23/6/2021).

Oksigenasi atau terapi oksigen diberikan bagi pasien yang mengalami kesulitan mendapatkan cukup oksigen secara alami.

tribunnews

Ilustrasi pasien Covid-19

Natalia menjelaskan, jika saturasi oksigen menurun dan pasien tidak mendapat bantuan oksigen, jelas pasien akan mengalami sesak napas dan lama kelamaan akan mengganggu fungsi-fungsi organ lainnya.

Baca Juga: Sedih Kabarkan Kondisi Andhika Pratama yang Sedang Isoman, Ussy: 'Kangen Dia Dibalik Pintu Ini'

Baca Juga: Cuma Pakai Lotion Anti Nyamuk, Siapa Sangka Bisa Hilangkan Kutu Kasur Dalam Semalam, Menyesal Baru Tahu!

Kondisi kurangnya kadar oksigen dalam darah yang menyebabkan terjadinya gangguan pada organ tubuh lain dalam bahasa medis disebut hypoxemia atau hipoksemia.

Dampak yang paling mengkhawatirkan dari saturasi di bawah normal adalah happy hypoxia yang dapat berujung pada kematian.

Dikutip dari Kompas.com edisi 4 September 2020, Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto menjelaskan, happy hypoxia (silent hypoxemia) adalah kurangnya kadar oksigen di dalam jaringan darah, tetapi tanpa ada gejala yang muncul atau keluhan yang dirasakan pasien.

Happy hipoxia yang terjadi secara terus-menerus akan mengakibatkan organ tubuh akan terganggu fungsinya.

Terutama organ-ogran penting tubuh, seperti jantung, otak, dan ginjal.

Pasien Covid-19 yang tidak bergejala ataupun hanya memiliki gejala ringan, juga bisa mengalami happy hipoxia karena menurunnya kadar saturasi oksigen yang tak disadari.

Jika tak segera diatasi, akibatnya bisa terjadi kegagalan organ yang tidak diketahui, dan bisa berujung pada kematian.

Bisakah pasien Covid-19 yang isolasi mandiri (isoman) di rumah menggunakan Oxycan?

Kompas.com

Ilustrasi-Isolasi mandiri atau isoman di rumah, perlu ventilasi rumah yang baik.

Mungkin banyak pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah telah menyiapkan oxycan untuk berjaga-jaga.

Baca Juga: Warga Se-Indonesia Rugi Kalau Engga Coba, Wanita Ini Letakkan Segelas Air di Bawah Tempat Tidur, Ternyata Ini Manfaatnya!

Baca Juga: Bahayanya Varian Delta, Menurut Ahli, Berpapasan 5-10 Detik Saja bisa Tertular Covid-19

Dilansir dari SehatQ, Oxycan merupakan oksigen murni yang dapat diberikan pada orang yang mengalami sesak napas, kelelahan, stres berlebihan, atau setelah berolahraga berat.

Kaleng oksigen ini disebut mengandung 95 persen oksigen murni yang dapat mengembalikan kadar normal oksigen di dalam tubuh.

Menurut Natalia, oxycan bisa digunakan oleh pasien Covid-19 isoman.

"Oxycan itu bisa digunakan sesaat. Karena dia (oxycan) bentuknya can, tabung untuk disemprotkan ya. Untuk kondisi emergency masih bisa dipakai," ungkap dia.

Kendati demikian, untuk para pasien Covid-19 yang melakukan isoman, Natalia mengingatkan, ketika kondisi memburuk termasuk merasa lemas dan sesak napas, harus sesegera mungkin ke rumah sakit.

"Sesegera mungkin harus ke IGD (jika merasa lemas dan sesak napas), untuk dievaluasi kondisinya. Jangan sampai tahu-tahu ditemukan meninggal," katanya mengingatkan. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Seperti Apa Kondisi Pasien Covid-19 yang Butuh Tabung Oksigen?

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas

Baca Lainnya