Didesain Tak Butuh Pendingin Ruang, Begini Arsitek Merancang Rumah Tropis Neo Modern yang Menghadap Barat

Jumat, 16 Juli 2021 | 15:15
Imamanuel Candra

Memperluas area resapan air dan area tanam bagi tumbuhan untuk menyuplai oksigen.

IDEAOnline-Meminimalkan dasar bangunan yang menapak pada bangunan adalah cara arsitek mengurangi penggunaan energi, termasuk pendingin ruang di rumah tropis neo modern ini.

Tampil fungsional namun tidak membosankan adalah pendekatan desain yang ingin disampaikan.

Baca Juga: Siapa Sangka Hanya dengan Terapkan 3 Hal Ini, Bau Kamar Mandi dapat Hilang Dalam Sekejap! Cobain di Rumah

Baca Juga: Begini Cara Arsitek Menyiasati Lahan Memanjang Menghadap Barat untuk Ciptakan Rumah Tropis Hemat Energi

Usaha untuk meminimalisasi penggunaan energi diterapkan mulai dari tapak hingga ke atap.

Dari gaya arsitektur yang dilekatkan pada desain bangunan, Immanuel Candra sang perancang, menyebutnya sebagai gaya “Neo Modern”.

Sebuah gaya yang mengadaptasi gaya modern yang fungsional namun lebih variatif dalam desain dan tidak membosankan seperti gaya modern yang cenderung minimalis.

Memang bila diamati, karyanya mirip dengan bangunan yang umum dijumpai di Indonesia, lengkap dengan atap pelananya.

Kesan modern didapat dari tidak adanya ornamen yang menempel pada dinding bangunan.

Pada tiap sambungan elemen ruangnya pun tampil polos guna memperkuat kesan tersebut selain untuk mempermudah dalam perawatan harian.

Untuk menyiasati penghematan energi yang diusung sebagai tema, Candra memulainya dari tapak bangunan.

Immanuel Candra

Tampak samping bangunan rumah.

Baca Juga: Siapa Sangka Hanya dengan Terapkan 3 Hal Ini, Bau Kamar Mandi dapat Hilang Dalam Sekejap! Cobain di Rumah

Baca Juga: 8 Cara Mengelola Cahaya Alami di Rumah Tropis untuk Menghemat Listrik

Prinsip yang dipakainya adalah meminimalkan dasar bangunan yang menapak pada site, guna memperluas area resapan air hujan dan area tanam bagi tumbuh-tumbuhan yang dapat menyuplai oksigen lebih banyak.

Selain itu, penempatan kolam di salah satu sisi bangunan juga bertujuan untuk menurunkan suhu panas dengan mengalirkan udara dingin ke seluruh tapak.

Dengan cara ini diharapkan penggunaan pendingin udara tidak lagi dibutuhkan.

Begitu merangkak naik ke fasad bangunan, Candra memilih bahan material yang tidak sulit untuk dirawat.

Beton sebagai pilihannya. Selain minim perawatan, juga mudah dibentuk menjadi beragam desain unik.

Selain itu digunakan pula kaca polos sebagai dinding pembatas di ruang makan dan kamar tidur utama yang berbatasan dengan taman.

Usaha ini untuk mengurangi penggunaan energi listrik di siang hari dan untuk kesan memperluas ruang di rumah mungil ini.

Immanuel Candra

Minimnya bukaan di area depan sebagai solusi bangunan yang menghadap ke barat.

Dengan tampak depan yang minim ornamen dan bukaan, kemiringan atap yang ditopang dengan jajaran besi ini tampil mendominasi fasadnya.

Atap dibiarkan menutupi hampir setengah muka bangunan.

Baca Juga: Alih-alih Sehat Malah Ancam Nyawa, Mulai Sekarang Stop Minum Air Lemon Berlebihan Jika Tak Ingin Terjadi Hal Ini

Baca Juga: Proyek Hunian Karya Swancity Ini Raih Sertifikasi Bangunan Hijau EDGE, Apa Saja Penghematan Energi yang Diterapkan?

Minimnya bukaan pada tampak depannya bukan tanpa alasan, hal tersebut menjadi solusi untuk menyiasati tapak bangunan yang menghadap ke arah barat, yang di kala sore hari mendapat limpahan sinar matahari yang terlalu kuat.

Karena pergerakan sinar matahari jugalah, Candra membuat orientasi bentuk dan masa yang memanjang ke arah timur-barat dengan bukaan yang mengarah pada sisi sebaliknya yaitu utara-selatan.

Dengan posisi ini, bukaan dapat dibuat lebih lebar sehingga sirkulasi udara di dalam bangunan dapat berlangsung maksimal tanpa harus terganggu pancaran kuat sinar matahari.

Immanuel Candra

Penampungan air hujan dari curahan atap yang snegaja didesain miring.

Selain untuk melindungi panas matahari langsung ke dalam bangunan, atap miring pada desain hunian ini bertujuan sebagai pengumpul air hujan.

Dengan kemiringan atap yang berbeda di kedua sisinya, sisi atap bagian dalam terlihat lebih landai mengarahkan jatuhnya air hujan ke bak penampungan yang terletak di dasar lantai 2.

Dialirkan melalui talang dan pipa ke dalam bak penampung berbahan fiber, air yang terkumpul nantinya dapat digunakan untuk menyiram tanaman di kebun mungil pemilik rumah.

Baca Juga: Rumah Minimalis Modern, Mengundang Alam Masuk ke Rumah dengan Olahan Dinamis Antarruang

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya