Cermati, Ini 4 Tanda Struktur Keramik Mulai Bermasalah dan Solusinya

Rabu, 20 September 2023 | 15:00
Dok. Shutterstock

Ilustrasi keramik rumah

IDEAonline –Terbatasnya aktivitas di luar rumah dan penerapan skema work from home (WFH) menjadikan rumah sebagai pusat kegiatan setiap anggota keluarga.

Oleh sebab itu, banyak orang berlomba-lomba untuk membuat rumah semakin nyaman dan menumbuhkan rasa betah beraktivitas di dalamnya.

Salah satu cara yang dilakukan adalah menata kembali isi rumah, mulai dari memilah barang, mendekorasi ulang, hingga memperbaiki bagian-bagian rumah yang sudah usang.

Terkait bagian rumah yang usang, keramik ubin menjadi bagian yang dapat menimbulkan permasalahan struktural sehingga rumah tidak nyaman ditempati.

Baca Juga: Material Prefabrikasi Pengganti Beton, CLT Sangat Kokoh dengan Tampilan Serat Kayu yang Alami

Meski tidak memerlukan perawatan khusus, keramik yang sudah digunakan dalam jangka waktu lama tidak jarang tampilan dan manfaatnya sudah menurun.

Berikut permasalahan keramik yang kerap terjadi dan memengaruhi kenyamanan keluarga di rumah.

1. Keramik lepas

Keramik lepas kerap terjadi pada permukaan lantai yang sering dipijak. Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh kegiatan menggeser benda berat atau jatuhnya benda ke permukaan lantai.

Tidak hanya disebabkan oleh aktivitas penghuni, keramik juga bisa lepas akibat “ledakan” yang berasal dari dari dalam tanah (popping up).

Baca Juga: Panduan Renovasi Rumah, Cara Jitu Menghitung Kebutuhan Keramik Lantai

Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh kualitas adukan semen atau perekat yang kurang baik atau adanya perbedaan muai susut di antara masing-masing keramik.

2. Timbul bercak pada keramik

Ketika menggunakan keramik berwarna putih atau polos, bercak yang timbul pada keramik akan terlihat jelas dan mengganggu estetika. Selain itu, bercak pada keramik juga umumnya sulit hilang atau tidak bisa hilang sama sekali.

Penyebab masalah ini bisa dikarenakan oleh permukaan keramik terkena bahan kimia atau disebabkan oleh kualitas keramik yang kurang baik sehingga mudah menyerap kandungan bahan-bahan yang digunakan untuk membersihkannya.

Meski kerap terjadi pada keramik polos, keramik tile juga bisa mengalami permasalahan serupa. Bercak tersebut bisa berupa perubahan warna keramik maupun pudarnya sebagian warna keramik dalam satu ruangan.

3. Keramik “ngompol

Istilah keramik ini ditujukan bagi keramik yang permukaannya terlihat seperti bekas tumpahan air atau pola jamur. Berbeda dari bercak pada keramik, bekas tumpahan air pada keramik ngompol justru disebabkan dari bagian dalam.

Adanya aliran air di balik keramik secara terus menerus akan membuat keramik menyerap air. Air yang terserap ini akhirnya membuat keramik mengeluarkan pola layaknya genangan air dari dalam.

Selain faktor genangan air, kualitas keramik yang kurang baik juga dapat memicu kondisi serupa.

4. Masalah nat lantai

Ketika membangun rumah, umumnya para pemilik rumah akan memercayakan pemasangan lantai kepada jasa tukang. Sayangnya, kondisi pandemi membuat sulit sebagian orang untuk memperoleh jasa tukang.

Akhirnya, pekerjaan membereskan masalah pada keramik lantai, termasuk nat yang rusak, dilakukan sendiri. Apabila kurang teliti atau terampil dalam pemasangan, tampilan nat keramik akan menjadi tidak rapi.

Hal tersebut dapat terlihat dari potongan keramik yang ada di lantai. Jika terlihat ada potongan keramik yang besar sebelah, maka nat tidak lurus atau miring. Tidak hanya itu, ketika nat tidak sejajar, bisa jadi kedalaman lantai pun tidak rata.

Alhasil, nat menjadi kotor dan sulit dibersihkan, terutama di bagian dapur yang sering terkena minyak atau bumbu masakan.

Jika iDEA Lovers memiliki keempat masalah tersebut, dan ingin memperbaikinya sendiri, solusi yang diperlukan tidak selalu harus dikaitkan dengan penggantian keramik. Apabila lantai masih memiliki kondisi baik, perawatan rumahan dengan alat-alat sederhana bisa dilakukan asalkan mengikuti pedoman perawatan yang baik dan benar.

Baca Juga: 10 Langkah Mewujudkan Dapur Ideal Spesifik Penuhi Kebutuhan Keluarga

Editor : Sheila Respati

Baca Lainnya