Mendengkur saat Tidur dengan Ciri Ini bisa Mengancam Nyawa, Jangan Sepelekan!

Jumat, 29 Oktober 2021 | 07:35
Kompas.com

Ilustrasi tidur mendengkur.

IDEAOnline-Mendengkur dengan keras namun setelahnya berhenti, atau malah tersedak menjadi ciri OSA (Obstructive Sleep Apnea).

Obstructive sleep apnea adalah gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur akibat sumbatan jalan napas dan otot di belakang tenggorokan.

"Mendengkur disertai dengan suara dengkuran yang terhenti atau seperti pause. Dilanjutkan suara mendengkur yang lebih keras, atau seperti suara tersedak atau batuk," ujar dokter spesialis THT - bedah kepala dan leher konsultan laring faring, Dr dr Fauziah Fardizza, SpTHT-KL (K), FICS, dalam diskusi media secara virtual, Rabu (27/10/2021).

Baca Juga: Trik Menata dan Mewarnai Dinding Kamar Tidur Sempit agar Terlesan Luas

Ia menjelaskan, tertutupnya sebagian jalan napas pada obstructive sleep apnea terjadi selama 10 detik, yang diikuti penurunan kadar oksigen.

Itulah mengapa, orang dengan obstructive sleep apnea sering kali mendengkur dengan keras namun setelahnya berhenti, atau malah tersedak.

Ketika menderita obstructive sleep apnea, kualitas tidur seseorang akan menurun sehingga proses pembentukan imun tidak terjadi.

Baca Juga: Hanya dengan 4 Hal Ini bisa Bikin Kamar Tidur Sempit Tetap Nyaman

Jika dibiarkan tak terobati, masalah terbesar akibat obstructive sleep apnea adalah masalah kardiovaskular yang dapat mengancam nyawa.

Apakah sleep apnea menyebabkan kematian?

Fauziah menjelaskan, henti napas yang dialami penderita obstructive sleep apnea menyebabkan penurunan oksigen di dalam tubuh.

Pada kondisi tersebut, tubuh menjadi stres dan akan bereaksi.

Salah satu reaksi tubuh adalah jantung berdebar lebih cepat dan penyempitan pembuluh darah.

Baca Juga: Tips Mendesain Kamar Tidur dari Desainer Kondang, Ini Rekomendasinya tentang Penggunaan Bantal Dekoratif

Hal itu menyebabkan tekanan darah tinggi, nadi yang cepat, volume darah yang tinggi, dan inflamasi.

"OSA-nya sendiri tidak menyebabkan seseorang tidak bernapas, tapi serangan jantungnya yang akan menyebabkan kematian pada orang dengan OSA," kata dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Pondok Indah itu.

Fauziah kemudian menyebutkan beberapa penelitian yang mendukung hal tersebut. Misalnya, penelitian yang dipublikasikan melalui American Journal of Respirarory and Critical Care Medicine pada 2010, yang menyebutkan bahwa OSA dapat meningkatkan risiko stroke 2-3 kali lipat.

Baca Juga: Warna Nyaman Tak Lekang oleh Waktu untuk Kamar Tidur, Mana Pilihanmu?

Sementara penelitian dari Yale School of Medicine di 2007 mengingatkan bahwa OSA dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau kematian sebesar 30 persen dalam periode waktu 4-5 tahun.

Sedangkan Journal of the American College of Cardiology di 2013 menemukan bahwa penderita OSA memiliki risiko tinggi mengalami kematian akibat komplikasi jantung.

Penelitian ini menemukan bahwa OSA dapat meningkatkan kematian akibat serangan jantung.

"Jadi, (dampak kesehatannya) tidak sekarang. Tapi 4-5 tahun lagi bisa terjadi gangguan serangan jantung, stroke, atau bahkan impotensi. Jadi jangan main-main dengan OSA," tuturnya.

Baca Juga: Meletakkan Tanaman di Kamar Tidur dengan Mengenali Peta Feng Shui Bagua, Bisa Bawa Kekayaan hingga Ketenaran! Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul Bisakah Sleep Apnea Menyebabkan Kematian?

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumag #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Editor : Johanna Erly Widyartanti