IDEAOnline-Sistem perpipaan atau plambing sangat penting dalam bangunan.
Sistem ini terkait dengan distribusi dan tekanan air serta pembuangan limbah.
Perencanaan plambing yang baik dan benar akan mencegah tercemarnya air bersih serta pembuangan limbah tak mencemari lingkungan.
Faktanya, pemasangan sistem pipa air untuk gedung bertingkat lebih rumit daripada di rumah.
Berdasarkan cara kerjanya, ada beberapa jenis sistem yang sering digunakan dan diaplikasikan di dalam bangunan bertingkat.
Baca Juga: Cara Merencanakan Perpipaan Rumah Tingkat agar Debit Air Merata
Hal ini dinyatakan oleh Noerbambang, Soufian, & Morimura, Takeo dalam bukunya tentang Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, terbitan Pradnya Paramita (2005), dilansir dari Kompas.com.
1. Sistem sambungan langsung
Dalam sistem sambungan lansung pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dalam pipa utama penyediaan air bersih.
Sistem sambungan langsung memiliki dua cara penempatan katup penutup, yaitu ditempatkan dalam persil dan ditempatkan di bawah jalan.
Baca Juga: Rahasia Atasi Bocor dan Rembes di Area Cuci Dapur, Fokus ke 3 Sumber Masalah Ini!
2. Sistem tangki atap
Dalam sistem ini air ditampung terlebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang pada lantai terendah bangunan atau di bawah muka air tanah).
Kemudian, dipompakan ke tangki atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan, yang kemudian dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh bangunan.
3. Sistem tangki tekan
Prinsip kerja dari sistem ini adalah sebagai berikut.
Air yang berasal dari kamar mandi yang berupa urine ditampung kedalam suatu tangki.
Air yang telah ditampung dalam tangki bawah (seperti halnya dalam sistem tangki atap), dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi.
Air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan.
Pompa bekrja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor tekanan, yang menutup/membuka saklar motor listrik pnggerak pompa.
Baca Juga: Cermat Merencanakan Sirkulasi Air Bersih dan Kotor pada Bangunan
Lalu, pompanya akan berhenti bekerja apabila tekanan tangki telah mencapai suatu batas maksimum yang telah ditetapkan dan bekerja kembali setelah tekanan mencapai batas minimum yang telah ditetapkan pula.
Udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam sistem distribusi dan setelah berulangkali mengembang dan terkompresi lama kelamaan akan berkurang, karena larut ke dalam air atau ikut terbawa air keluar tangki.
4. Sistem tanpa tangki
Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun.
Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa mengisap air langsung dari pompa utama.
Sistem ini sebenarnya dilarang di Indonesia, baik oleh Perusahaan Air Minum maupun pada pipa-pipa utama di dalam pemukiman khusus.
Baca Juga: Cara Efektif dan Cepat Mencegah dan Mengatasi Sink Tersumbat
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis
(*)