Ketika Arsitektur Art Deco Berpadu dengan Interior Klasik Modern

Rabu, 03 November 2021 | 13:07
Foto Tan Rahardian Desainer Quartanti

Interior kamar yang memadukan arsitektur art deco dan interior klasik modern.

IDEAOnline-Fasad bergaya Frank Lloyd Wright dengan unsur art deco yang dikombinasi dengan taman tropis, menjadi alasan sang pemilik rumah ketika membeli rumah ini.

Arsitektur rumah ini menampilkan detail-detail khusus yang menunjukkan gaya art deco.

Detail ini terlihat pada railing teras, railing tangga di dalam rumah, dan semua pintu, baik pintu utama maupun pintu ruang dalam.

Saat dibeli, ini adalah sebuah rumah kosong tak berperabot dengan area terbuka yang cukup luas pada interiornya.

Agar rumah nyaman dihuni, dibutuhkan sentuhan desainer interior untuk mengolahnya. Dan pilihannya jatuh pada desainer Quartanti D Djojowijoto.

Ada tantangan besar bagi sang desainer ketika merancang interiornya. Bagaimana dia harus menemukan sebuah solusi dengan memilih dan menerapkan sebuah gaya.

Gaya ini harus bisa menyatukan seluruh unsur yang ada dalam interior rumah, namun tidak terlalu bertentangan dengan gaya keseluruhan arsitektur rumah.

Baca Juga: Bosan Suasana Rumah yang Itu-Itu Saja? Ini 7 Tips Jitu Ciptakan Tampilan Baru Hemat Biaya

Foto Tan Rahardian Desainer Quartanti

Fasad rumah bergaya art deco penuh detail unik.

Area-area yang luas dibuat tak terlalu kosong sehingga tak terkesan berjauhan satu sama lain.

Suasana cozy dibangun dengan tetap mempertahankan kesan elegan.

Ada pengolahan beberapa area berkantung agar menjadi ruang-ruang yang fungsional.

Ada kegiatan memadukan beberapa unsur untuk terciptanya harmonisasi ruang.

Memilih dan menentukan gaya furnitur pun dilakukan untuk mendukung suasana yang ingin diciptakan.

Kepiawaian sang desainer dalam mengolah desain tak hanya berhasil memenuhi kebutuhan dan keinginan pemiliknya.

Dia juga berhasil mengharmoniskan dua gaya, yaitu klasik modern pada interior dan art deco pada arsitekturnya.

Tanpa harus kehilangan ciri khas setiap gaya, Tanti—demikian dia biasa disapa, mampu menyatukannya dengan apik keduanya menjadi kesatuan yang harmonis dan saling melengkapi.

Baca Juga: Cara Terbaik Meletakkan Tanaman di Rumah agar Tetap Subur, Hemat Tempat, dan Estetis

Zoning

Foto Tan Rahardian Desainer Quartanti

Area kosong yang besar dibagi dalam beberpapa zoning.

Kondisi lantai dasar yang menampilkan layout terbuka antarruang menciptakan ide bagi Tanti untuk membuat zona di setiap fungsi ruang.

Contohnya adalah area ruang duduk keluarga di lantai 1.

Ruang ini memilki area yang sangat besar. Ruang dibagi menjadi area duduk untuk mengobrol santai sambil menikmati musik, lengkap dengan pilihan sofa yang nyaman. Sedangkan sisi lainnya merupakan area duduk untuk melakukan aktivitas permainan seperti bermain catur sembari bercengkerama.

Baca Juga: Mid-century, Bernostalgia dengan Sentuhan Gaya Abad Pertengahan yang Modern, Cara Penerapannya!

Paneling

Foto Tan Rahardian Desainer Quartanti

Zoning diperkuat dengan paneling untuk memisahkan antarruang.

Pengolahan desain yang menonjol dan cukup dominan memberi tampilan yang berbeda, diterapkan pada dinding.

Di beberapa bagian, dinding terlihat lebih luas dan bersih, serta tampil elegan karena adanya paneling.

Dengan cara ini, ruang-ruang yang sudah “dipisahkan” dalam zona-zona dapat “disatukan” lagi

Dua zona yang tercipta di ruang keluarga disatukan secara natural dengan paneling dinding berbahan kayu dan ber-finishing duco putih.

Desain panel di area ini dibuat dalam modul-modul yang bisa digunakan untuk meletakkan lukisan.

Hasilnya, meski lukisan punya ukuran yang berbeda-beda, tak terlihat berantakan di tempat ini.

Pada ruang makan, paneling berfungsi sebagai penutup area berkantung, sehingga menciptakan area baru berupa area pantry/breakfast.

Karena ruangan tak terlalu besar maka acara makan bersama anggota keluarga bisa berlangsung lebih intim di area ini.

Foto Tan Rahardian Desainer Quartanti

Salah satu ruang untuk displai koleksi barang seni pemilik rumah.

Sedangkan ruang makan formal yang dibutuhkan pemilik, tersedia di sampingnya dengan jumlah kursi sesuai kebutuhan.

Oleh pemilik rumah, ruang makan ini digunakan untuk makan bersama saat keluarga besar berkumpul.

Furnitur Styling

Tak sekadar mengisi ruang interior, furnitur dipilih dengan memadukan beberapa unsur yang sudah ada.

Selain furnitur built-in, hampir 70% loose furnitur didesain khusus agar bisa memenuhi padanan yang dibutuhkan.

Baca Juga: Furnitur Kayu Pudar dan Terlihat Usang? Poles Ulang Yuk, Tak Usah Menyuruh Tukang!

Foto Tan Rahardian Desainer Quartanti

Area makan formal untuk jamuan keluarga di saah satu area "berkantong".

Custom furniture ini memudahkan desainer dalam mengeksplorasi material dan warna agar semua bisa berhasil mendukung konsep ruang yang diharapkan.

Material soft furnishing seperti kain pelapis sofa dan kursi, bedcover, headboard, dan bed runner dipilih untuk menciptakan color scheme ruang pembentuk suasana.

Warna, tekstur, dan pencahayaan merupakan beberapa unsur penting yang diperhatikan dan diterapkan desainer terhadap rumah ini.

Keragaman gaya yang ditampilkan oleh furnitur custom menampilkan gaya eklektik yang menarik.

Gaya ini justru berperan meleburkan seluruh barang dalam ruang hingga terasa saling melengkapi.

Beberapa furnitur tambahan dibeli oleh pemilik dari hasil pencarian desainer untuk menyempurnakan desain.

Baca Juga: Fleksibel Diolah, Inilah Seni Memasang Mosaik pada Homogeneous Tile

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Editor : Johanna Erly Widyartanti