Cocok untuk Berbagai Gaya Rumah, Pintu Baja Diklaim Praktis dan Aman Melindungi Aset

Senin, 22 November 2021 | 18:06
Dok. Fortress

Ilustrasi-Pintu baja dari Fortress.

IDEAOnline-Selain anti dibobol maling, ini alasan lain keuntungannya menggunakan pintu baja.

Penggunaan pintu berbahan pelat baja kini cukup banyak digunakan pada ruangan di rumah modern sejak beberapa tahun belakangan.

Pasalnya, selain durabilitasnya lebih tinggi dari pintu kayu, PVC, akrilik atau engineered wood, pintu ini juga tahan rayap dan anti dibobol maling.

Penggunaan pintu baja cukup praktis dan memberikan rasa aman, terlebih untuk rumah besar dengan aset-aset penting di dalamnya.

Baca Juga: Warna Hitam jadi Pilihan Terbaik untuk Pintu di Rumah, Ini Alasannya!

Gakaxy Door adalah contoh dari pintu berbasis pelat baja yang didistribusikan PT Jaya Bersama Saputra (JBS) Perkasa. Menurut Presiden Direktur PT Jaya Bersama Saputra (JBS), Joni Effendi, kesulitan mendapatkan kayu solid yang baik, perkembangan desain arsitektur, tuntutan ketahanan, kepraktisan dan keamanan, mendorong minat konsumen menggunakan pintu baja untuk huniannya.

“Semakin majunya zaman, semakin banyak teknologi yang memungkinkan munculnya beragam jenis, desain, ukuran, serta bahan daun pintu. Pengalaman panjang kami selama 18 tahun di industri pintu berbahan plat baja, membuat kami paham bahwa tampilan rumah yang indah merupakan harapan dan kebutuhan setiap orang,” ujar Joni dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/11/2021).

Galaxy Door hadir melengkapi rangkaian pintu Fortress Series keluaran JBS Perkasa.

Jika sebelumnya pada tahun 2014 JBS Perkasa merilis Fortress Urban dan Metal yang melayani segmen menengah ke bawah dan tahun 2019 merilis Fortress Prime dan Marble untuk segmen menengah, maka Fortress Galaxy ini hadir melengkapi sekaligus mengisi kebutuhan pintu baja premium untuk kelas menengah atas (middle high) di Indonesia.

Fortress

Ilustrasi pintu baja fortress minimalis, cocok untuk rumah urban.

Kesan kokoh pada pintu muncul lantaran Fortress Galaxy terbuat plat baja.

Sementara corak tembaga (copper) pada finishing akhir memberikan kesan elegan dan keseimbangan warna.

Lantaran premium, tentu fiturnya tidak seperti pintu konvensional.

Pintu dibekali lima titik penguncian yang membuatnya diklaim sekuat brankas karena level keamanannya lebih tinggi ketimbang pintu konvensional.

Baca Juga: Hati-Hati Mengubah Letak Pintu Utama Rumah agar Tak Mengganggu Aliran Qi, Rumah Tusuk Sate Aturannya Beda!

Empat set engsel tersembunyi membuat pintu tidak mudah dicongkel. Pintu dilengkapi aksesori tujuh anak kunci komputer A-B Lock system, kaca pengintip, karet peredam, enam set baut instalasi dynabolt dan enam cover lubang instalasi.

“Tujuh anak kunci komputer dengan sistem A-B lock system ini memungkinkan tidak semua orang dapat masuk rumah kendati pernah mengakses kunci pintu rumah. Ini karena dari tujuh kunci tersebut, ada dua kunci yang ketika sudah dipakai dalam waktu tertentu tidak akan bisa digunakan untuk membuka pintu rumah lagi karena pola anak kunci sudah berubah. Jadi, sangat sulit untuk diduplikat,” kata Hens Barend, National Sales Manager JBS Perkasa.

Dok. Fortress

Tak kalah dengan bahan kayu solid, pintu baja bisa tampil modern dengan balutan putif.

Galaxy Door dirancang eksklusif dengan ketebalan plat daun pintu 0,8 milimeter (mm) dan tebal plat kusen 1,5 mm. Tersedia tiga ukuran lebar 90 cm, 120 cm dan 150 cm dan tinggi 220 cm.

Konsumen bisa memilih tiga warna yang tersedia yaitu, dark copper, gold copper dan rose copper.

Mskipun terbuat dari baja, pintu konsisten mampu meredam suara bising saat diketuk.

Fitur honeycomb paper yang disematkan di antara dua sisi kusen (konstruksi sandwich) sebagai bahan core membuat pintu lebih stabil dan tidak mudah mengalami perubahan bentuk.

“Bila pintu diketuk maka suaranya sangat teredam. Bunyi ketukannya seperti pintu kayu,” terang Hens.

Produk dibanderol variatif tergantung ukurannya, mulai dari Rp5 jutaan untuk single door hingga Rp12 jutaan untuk double door.

Harga tersebut sudah full set, termasuk semua aksesoris.

Produk secara resmi diperkenalkan di ajang pameran bahan bangunan Indobuildtech 2021 yang saat ini tengah berlangsung di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, sejak 17-21 November 2021.

Melebihi Ekspektasi

Manager Marketing JBS Perkasa, Birama Samudra, menyebut tren pintu saat ini tak hanya pelengkap suatu bangunan, tetapi juga harus memberi estetika.

“Trennya, saat ini pintu lebih untuk menghadirkan ruh atau style sebuah bangunan. Bila dulu pintu merupakan perantara antara lingkungan luar dan dalam rumah sekaligus penjaga privasi penghuninya, sekarang pintu harus bisa menambah nilai estetis,” jelasnya.

Beberapa jenis dan model pintu rumah menjadikan kesan bangunan menjadi modern, sementara yang lainnya membuat bangunan terasa lebih klasik.

“Bangunan rumah merupakan cerminan pemiliknya. Maka itu, kami juga melansir banyak pilihan motif dan warna dengan berbagai karakter mulai dari minimalis, modern dan futuristik. Pertimbangan konsumen memilih pintu tidak hanya dari sisi fungsional, tetapi menaruh ekspektasi lebih seperti keamanan, keindahan dan daya tahannya,” ungkap Birama.

Baca Juga: Wow Pintu Baja Ini Diklaim Sekuat Brankas, Uratnya Seindah Kayu Solid

Galaxy Door sendiri didesain presisi dengan ketebalan plat minimal 0,8 mm, dua kali lipat lebih tebal dari pintu baja merek lain yang rerata ketebalan plat nya 0,4 mm.

“Value-nya sebanding dengan harga yang ditawarkan. Bahkan, ini satu-satunya pintu baja tembaga pertama di Indonesia dengan standar keamanan yang tinggi. Saya pastikan sebelumnya belum ada model pintu baja seperti yang kami lansir ini,” terang Hens.

Kiprah JBS Perkasa telah dimulai sejak tahun 2003 sebagai subtitusi pintu kayu solid yang kian langka dan harganya semakin mahal. Keandalan produknya juga telah diganjar berbagai penghargaan seperti Top Brand Award 2021 untuk kategori Bahan Bangunan Pintu Berbahan Baja Terbaik dan Indonesia Award Magazine 2021 sebagai Best Product kategori Pintu Baja Motif Kayu.

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork

(*)

Editor : Johanna Erly Widyartanti