Imajinasi 7 Pemural Muda Tentang Indonesia Baru Tergambar di Tembok Sepanjang 110 Meter Ini

Jumat, 26 November 2021 | 07:15

Di tembok sepanjang 110 meter ini terdapat karya 7 pemural muda Indonesia. Salah satunya adalah karya Monez Gusmang, Seniman asal Bali.

IDEAonline.co.id - Jakarta, 26 November 2021. Sebanyak 7 pemural muda Indonesia menuangkan imajinasi tentang Indonesia baru di tembok sepanjang 110 meter.

Tembok ini berada di sepanjang sisi utara gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan.

Goresan cat tembok dan cat semprot anak-anak muda itu sekaligus menjadi penanda awal gerakan #RepaintIndonesia, yang berlangsung 23-28 November 2021.

#RepaintIndonesia diprakarasi oleh Rekata Studio dan Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

#RepaintIndonesia mengusung 5 nilai, yakni memuliakan kehidupan, memuliakan perbedaan, memuliakan kerja, memuliakan pengetahuan, dan memuliakan kreativitas.

"Semua dilakukan lewat kerja-kerja kebudayaan. Suatu bidang kerja yang bersifat lentur dan universal,” ucap Candra Gautama, editor senior KPG, sekaligus penggagas #RepaintIndonesia.

Kelima nilai tersebut, bagi #RepaintIndonesia, kata Candra lebih lanjut, menjadi prasyarat bagi bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan harmonis.

Sekaligus menjadi semacam “penanding” enam karakter orang Indonesia yang pernah dilontarkan wartawan dan sastrawan Mochtar Lubis dalam Pidato Kebudayaan tahun 1977, yakni munafik, tidak mau bertanggung jawab, berperilaku feodal, percaya pada takhayul, lemah karakternya, dan berbakat seni.

Jika tilikan Mochtar itu benar adanya—bahkan karakter itu masih menempel hingga sekarang—maka kita bertanya: mengapa bangsa ini masih bisa bertahan sampai sekarang? Bukannya rontok karena digerogoti dari dalam, bahkan ketika pandemi Covid-19 mendera Tanah Air dua tahun terakhir?

Satu hal yang dilupakan Mochtar, manusia Indonesia yang berkarakter baik lebih banyak daripada manusia Indonesia berkarakter buruk yang dia temui. Itulah orang-orang yang membuat Indonesia tetap bertahan hingga sekarang.

Sebanyak 7 pemural muda Indonesia menuangkan imajinasi tentang Indonesia baru di tembok sepanjang 110 meter ini.

Lima PerhatianSebagai gerakan kolaborasi kerja-kerja kebaikan, #RepaintIndonesia menaruh perhatian pada lima tema fundamental bangsa, yakni etnisitas, keragaman hayati dan perubahan iklim, negeri cicin api, keragaman pangan lokal, dan masalah urban. Semua akan direspons secara kreatif oleh kaum muda lewat kerja-kerja kebudayaan.

Setelah Jakarta, pada 2022 #RepaintIndonesia akan bergerak ke daerah-daerah yang memilki arti penting dalam “Menjadi Indonesia”, baik secara kultural, historis, maupun ekonomi. Daerah itu boleh jadi jarang terdengar di panggung nasional.

“Bagi #RepaintIndonesia, narasi tentang Indonesia bukan melulu tentang Jakarta, Bali, Yogya, atau daerah-daerah yang akrab di telinga. Dan di tiap daerah itu, #RepaintIndonesia akan berkolaborasi dengan kaum muda setempat, mengampanyekan hal-hal kebaikan,” ujar Pramudya Andika, koordinator #RepaintIndonesia yang juga Creative Director Rekata Studio.

“Selain itu, kembali bisa berkolaborasi secara tatap muka dengan para seniman-seniman ini adalah sesuatu yang sangat menyenangkan, setelah praktis 2 tahun tidak bisa melakukannya karena pandemi. Di awal diskusi dengan ke tujuh seniman, mereka menceritakan narasi-narasi yang menarik tentang imajinasi dan pandangan mereka tentang Indonesia yang akhirnya mereka tuangkan dalam sebuah desain gambar mural untuk Repaint Indonesia ” tambah Pramudya Andika.

Dari kiri-kanan. Monez Gusmang, Muchlis Fachri

Mengenal 7 Pemural Muda Indonesia dalam #RepaintIndonesia

MONEZ GUSMANG, ilustrator kelahiran Bali, meraih gelar Sarjana dan Master Seni dari Institut Seni Indonesia Denpasar. Monez bekerja sebagai ilustrator profesional selama 15 tahun. Beberapa klien Monez, antara lain, Apple, Starbucks, Havaianas, Bali Zoo, Grab, Walt Disney Indonesia, dan Aqua. Ia bekerja dari studionya di Bali dan membangun tim bernama Florto Studio dengan karya menggunakan cat akrilik, cat minyak, watercolor, dan charcoal.

MUCHLIS FACHRI “MUKLAY”, seniman asal Jakarta kelahiran 1993. Karya seninya menggabungkan Pop Art dan Surealisme dengan warna cerah. Kini ia banyak berkolaborasi dengan berbagai brand seperti Uniqlo, Gramedia, Xiaomi, dan Lock n Lock. Muklay dinobatkan sebagai 1 dari 30 under 30 versi majalah Forbes dan sempat menggelar pameran tunggal di Tokyo, Jepang, pada 2020.

SHANE TIARA, juga dikenal sebagai Shane Tortilla, lahir dan besar di Jakarta. Ia adalah seorang ilustrator, comic artist, dan mural artist, tetapi seringkali menyebut sendiri sebagai visual entertainer.

MAYUMI HARYOTO, keturunan Jepang dan Indonesia, karyanya penuh dengan emosi dan sentimentalitas, coba menghubungkan hasrat manusia dan pencarian makna dan pengalaman baru. Sangat dipengaruhi oleh seni tradisional Asia Timur yang bercampur dengan kecintaannya pada dunia desain, pulp art, dan budaya nerd, Ia pernah bekerja dengan berbagai brand besar dan telah memamerkan karyanya di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Michigan, London, dan Frankfurt.

MOHAMMAD TAUFIQ “EMTE”, telah lebih dari 20 tahun menjalani karier sebagai seniman, ilustrator, dan desainer grafis. Terkenal dengan inisialnya Emte—sekilas terdengar seperti ‘empty’ alias ‘kosong’. Sebagai seniman visual, sejak 2001 ia aktif dan konsisten berpameran, terlibat berbagai proyek kesenian, serta berkolaborasi dengan berbagai commercial brand.

BUNGA FATIA, seorang seniman visual yang bermula dari Street Art sejak 2011. Bunga pernah terlibat dalam beberapa proyek mural di nasional maupun internasional. Tahun 2014, Bunga membuat komunitas graffiti khusus perempuan bernama “Ladies on Wall”.

WD WILLY, memulai kariernya sebagai ilustrator atau visual artist sejak 2015. Bermula dari membuat ilustrasi untuk buku anak dan board games. Ia kerap berkolaborasi dengan beberapa brand nasional maupun internasional. Ciri khas dari ilustrasinya adalah penuh warna yang digabungkan dalam berbagai desain karakter menarik.

Muchlis Fachri (Muklay). Salah satu Seniman yang terlibat dalam #RepaintIndonesia.

#RepaintIndonesia mengajak semua pihak untuk berkolaborasi melakukan kerja-kerja kebaikan. Seperti gayung bersambut, dalam kick off di Jakarta, #RepaintIndonesia mendapat dukungan dari PT Mowilex Indonesia dan Basuki Widjaja Kusuma, pemberdaya UKM kuliner Indonesia. #BerbagiIDEA

Tag :

Editor : Akhmad Juanda

Baca Lainnya