Bangun IKN Nusantara dengan 3 Pilar yang Terwujud dalam 5 Konsep Desain, Menteri PUPR Dorong Keterlibatan Arsitek

Rabu, 23 Februari 2022 | 16:00
Kompas.com

Desain Ibu Kota Negara

IDEAOnline- Keterlibatan para arsitek untuk menyalurkan ide-ide dan kreativitas demi mendukung pembangunan IKN diharapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Diketahui, pemerintah akan memulai pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada pertengahan 2022, salah satunya adalah infrastruktur.

Diketahui, pengembangan IKN harus mengimplementasikan tiga pilar, meliputi mencerminkan identitas nasional, menjamin keberlanjutan sosial, ekonomi dan lingkungan, serta mewujudkan kota cerdas, modern dan berstandar internasional.

Basuki berharap, ketiga pilar IKN bisa menjadi cerminan bagi kemajuan bangsa sehingga bisa dijadikan contoh dalam membangun kota-kota lain di Indonesia.

Selanjutnya, IKN juga harus menunjukkan keberlanjutan kehidupan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.

Oleh karena itu, konsep pembangunan IKN baru diklaim dilakukan dengan meminimalisir intervensi terhadap alam, mengintegrasikan ruang-ruang hijau serta biru dan mempertahankan keberadaan hutan Kalimantan.

Menurut Menteri Basuki, pembangunan IKN bukan sekadar memindahkan kota dan pusat pemerintahan, tetapi juga merencanakan pusat perkotaan modern sebagai Future Smart Forest City of Indonesia.

Kementerian PUPR mengaku telah menyusun dokumen perencanaan dari tahap makro, meso dan mikro, termasuk Detailed Engineering Design sebagai acuan pelaksanaan pembangunan fisik IKN Nusantara.

Baca Juga: Preferensi Kerja Tak Lagi di Dalam Gedung, IKN Usung Konsep Workcation

Baca Juga: Berkonsep Arsitektur Urban, Kepoin Desain IKN dalam Bentuk Metaverse

Adapun konsep desain IKN mengacu pada 5 prinsip sebagai berikut.

1. Smart Workplace

Smart Workplace atau kota yang menjunjung tinggi kolaborasi dan keterhubungan antar semua pihak.

Dengan menerapkan desain kompleks pemerintahan yang terkonsolidasi dan terkoneksi antar bangunan, akan mewujudukan lingkungan kerja yang sehat, people oriented, perkantoran dengan konsep hijau dan berkinerja tinggi.

2. Smart Living

Smart living, merupakan kota dengan mengedepankan kehidupan kompak berkinerja tinggi, efisien dan livable sehingga mewujudkan hunian Inklusif berbasis komunitas.

3. Smart Mobility dan Transportation

Diartikan sebagai ibu kota berbasis transit, mengutamakan pergerakan cepat, efisien dan sehat bagi warga kota yang ditunjang dengan 80 persen transit transportasi publik, iklim kondusif untuk pejalan kaki, serta mengadaptasi smart transport dan autonomous system.

4. Smart Nature Preservation

Artinya kota yang tetap menjaga ekosistem alam dan hidup bersinergi dengan alam, misalnya meningkatkan kekayaan dan keberagaman flora dan fauna dan mengembangkan botanical garden dan International Center for Tropical Forestry.

Baca Juga: Tuai Pro Kontra, Ini Alasan Nyoman Nuarta Merancang Istana Negara Berbentuk Burung Garuda

5. Smart Transformation of Nation and Culture

Adalah kota dengan mengedepankan kehidupan berbangsa dan berbudaya melalui ruang-ruang simbolis bersama untuk merayakan kesatuan dan kebhinnekaan nusantara.

Terkait hal ini, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendorong keterlibatan para arsitek untuk menyalurkan ide-ide dan kreativitas demi mendukung pembangunan IKN.

“Kami sangat menyambut ide-ide baru dan kreativitas berdasarkan filosofi kota modern yang tetap dipadukan dengan kearifan lokal,” ujar Basuki, dilansir dari laman resmi Kementerian PUPR, Senin (21/2/2022).

Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Mengenal 5 Prinsip dalam Konsep Desain IKN Nusantara

#Berbagiidea #Bisadarirumah #Gridnetwork #rumahtropis #Rumahminimalis

(*)

Editor : Johanna Erly Widyartanti