9 Fakta Ini Buktikan Pengaruh Pandemi pada Desain Arsitektur Dunia

Rabu, 23 Februari 2022 | 18:00
Alibaba

Hunian dengan bukaan tinggi dan lebar jadi sarana memasukkan cahaya alami.

IDEAOnline- Pandemi tak hanya mengubah banyak hal dalam kehidupan manusia.

Pandemi nyatanya juga memengaruhi konsep desain arsitektur dunia.

Dilansir dari Kompas.com, arsitek Rekotomo Prasetyo dalam acara ngobrol bareng Prolab Property Kembali Menjawab (PPKM), Senin (12/7/2021), menyampaikan hal ini.

Berbagai pandemi ternyata turut mengubah konsep arsitektur dunia dari masa ke masa.

“Pandemi membentuk perubahan dan fungsi dalam sebuah desain hunian dan selebihnya mengubah lanskap sebuah kota,” ujarnya,

Beberapa fakta berikut menunjukkan pengaruh pandemi terhadap desain arsitektur dunia.

1. Hunian harus memiliki toilet.

Ternyata, berawal saat terjadi pandemi kolera dan tifus pada abad ke-19.

Saat itu memunculkan regulasi yang mengharuskan tiap hunian memiliki toilet.

Baca Juga: Sesuaikan Ruang dengan Gaya Hidup Baru Pasca-Pandemi, Ikuti 4 Tren Ini

Sangestu

Ilustrasi penggunaan wallpaper anti bakteri.

2. Dikenalnya kuningan sebagai bahan antikarat.

Karena pandemi, di rumah sakit, ada terobosan kenop pintu dari material kuningan yang dikenal bersifat anti-bakteri.

3. Hunian perlu bukaan tinggi dan lebar untuk memasukkan cahaya.

Pada saat terjadinya pandemi tuberculosis tahun 1820.

Hunian yang menjadi tempat isolasi para penderita didesain memiliki bukaan tinggi dan lebar agar cahaya dapat masuk.

4. Hunian dari pengembang punya sarana olah raga.

Prasetyo menerangkan, perubahan perilaku manusia selama masa Covid-19 sekarang juga turut memengaruhi desain sebuah bangunan.

Misalnya hunian yang ditawarkan oleh pengembang harus memiliki sarana olahraga dan area untuk berjemur.

5. Munculnya WOHO dan SOHO, hunian juga berfungsi untuk kantor.

Karena kebijakan saat pandemi yang mengharuskan banyak pekerja WFH, muncullah fleksibilitas ruangan dalam hunian yang bisa digunakan sebagai kantor serta wajib memiliki bukaan terutama ke arah matahari pagi.

Baca Juga: Tingkatkan Kinerja dengan Desain Ruang Kerja yang Berfokus pada Manusia, Ini Caranya!

Luminer UV-C upper air dipasang di resto untuk disinfektan udara di ruangan. (Signify)

6. Penggunaan material anti-bakteri

“Material bangunan pada masa pandemi ini akan lebih cenderung kepada material yang anti-bakteri.

Sementara fasilitasnya akan lebih digital dan bisa dikendalikan langsung dari smart phone,” jelas Rekotomo.

7. Desain kantor dan ruang publik terapkan ruang terbuka dan penjagaan jarak.

Tak hanya hunian pribadi yang berubah, desain kantor, rumah sakit hingga lanskap kota pun turut berubah.

Di kantor misalnya, jarak antar-karyawan akan diatur semakin melebar demi memastikan kesehatan dan keamanan masing-masing, serta lebih banyak ruang terbuka.

8. Material instan dan prefab banyak digunakan.

Karena pandemi, pembangunan rumah sakit, material konstruksinya diperbarui menjadi material yang bisa cepat dikerjakan sebab kebutuhan rumah sakit semakin meningkat.

9. Minimalisasi ruang terbuka di lanskap kota.

“Desain lanskap kota secara keseluruhan juga akan berubah. Ruang-ruang terbuka akan lebih sedikit untuk menghindari terjadinya kerumunan,” pungkas Rekotomo.

Baca Juga: Memotret Desain Ruang dan Lingkungan Kerja Masa Depan, Ini Teknologi yang Bakal Diterapkan

#Berbagiidea #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #Rumahminimalis

(*)

Editor : Johanna Erly Widyartanti