Rahasiakan Kondisi Kesehatannya, Ini Alasan Kim Jong Un Selalu Bawa Pispot Pribadi Saat Pergi

Selasa, 08 Maret 2022 | 07:30
Tribunnews

Kim Jong Un selalu amankan fesesnya.

IDEAonline -Selain cek darah dan urin, pemeriksaan medis lainnya yang juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit adalah cek feses.

Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk mendeteksi adanya masalah pada sistem pencernaan, seperti adanya infeksi parasit, virus maupun bakteri, serta penyakit lainnya, mulai dari penyerapan nutrisi yang buruk, atau bahkan kanker.

Sampel feses akan dinilai berdasarkan konsistensi, warna, dan baunya, serta adanya lendir atau tidak.

Hal ini yang membuatPemimpin Tertinggi Korea Utara itu selalu membawa toilet kemanapun.

Baca Juga:Dianggap Sepele di Indonesia, Siapa yang Tau Ternyata Perabot Rumah Ini Miliki Kegunaan Tersembunyi!

Baca Juga:Berikut 8 Cara Menata Ruang Tamu Saat Ramadan 2022, Tak Perlu Beli Perabot Baru!

Bawa toilet kemanapun

Melansir intisari-online.com, meski terkenal kejam,para diktator nampaknya memang memiliki ketakutan luar biasa akan orang-orang di sekitarnya.

Ketakutan tersebut pun berbuah sebuah kebijakan yang tak kalah kontroversial dengan Hitler, Kim Jong-Un selalu membawa toilet pribadi kemana pun dirinya pergi.

Alasannya satu, dia tak ingin seorang pun mengambil kotoran dirinya.

Hal ini pertama terungkap oleh koran Korea Selatan, Chosun Ilbo, saat Kim tiba di Singapura untuk menemui Donald Trump pada Senin (11/4/2018).

Salah satu barang yang dibawanya adalah toilet pribadi.

Sebelumnya, situs berita Korea SelatanDaily NKjuga pernah melaporkan bahwa Kim tidak pernah meninggalkan rumah tanpa toilet pribadinya.

Di dalam mobilnya, selalu ada pispot darurat.

Baca Juga:Jangan Khawatir, Begini Cara Buat Kamar Mandi Selalu Bersih Saat Ramadan Tiba!

Baca Juga:Ibu-ibu Dapat Info dari Tukang Kue Cara Menyimpan Tepung Beras Agar Tak Berbau Apek, Siapkan Benda Ini

Lalu, di antara iring-iringannya, ada satu mobil khusus yang didesain sebagai toilet Kim.

Bahkan, ada satu mobil toilet untuk area pegunungan dan salju.

Alasannya bukan hanya karena Kim ogah menggunakan toilet umum.

Diwawancarai olehThe Washington Post, mantan anggota unit Komando Perlindungan Korea Utara, Lee Yun-Keol, berkata bahwa toilet pribadi ini merupakan salah satu protokol keamanan nasional.

“Kotoran Kim mengandung informasi mengenai status kesehatannya sehingga tidak bisa ditinggalkan begitu saja,” ujarnya.

Pendapat ini disetujui oleh Dr Jean-Pierre Raufman, seorang pakar gastroenterologi dari University of Maryland School of Medicine, yang diwawancarai olehLive Science, Senin (11/6/2018).

Baca Juga:Harga Kedelai Melambung hingga Berdampak pada Tempe, Begini Cara Simpannya Agar Bisa Awet Sampai 3 Hari!

Baca Juga:Stres Noda Karpet Tak Kunjung Hilang? Siapkan Satu Sendok Soda Kue, Kotoran Hilang Selamanya!

Dia berkata bahwa usus manusia memiliki lebih banyak sel bakteri dari seluruh sel di bagian tubuh lainnya.

Bioma ini tidak hanya mirip sidik jari yang menyimpan DNA tubuh yang unik, tetapi juga bisa menunjukkan pola makan, obat-obatan, dan penyakit yang diderita oleh tubuh.

Hanya dengan melihat warna kotoran Kim, seorang pakar bisa mengetahui apakah pemimpin Korea Utara tersebut mengalami pendarahan internal atau sedang memakan obat-obatan untuk kekurangan zat besi.

Bentuk kotoran yang sempit juga bisa menunjukkan pembuntuan usus besar atau gejala kanker usus.

Oleh karena itu, tidak heran bila Kim tidak mau berpisah dengan toilet pribadinya.

Untuk mempertahankan citra yang kuat dan sehat, Kim harus selalu merahasiakan kondisi kesehatan dan kotorannya dari dunia.

Baca Juga:Ibu-ibu Mesti Coba, Ini Tips Mencuci Baju Hingga Menyetrika yang Bikin Hemat Listrik, Enggak Takut Tagihan Membengkak

Baca Juga:Jangan Pernah Letakkan Barang di Lantai Toilet, Berikut 8 Tips Tepat Saat Gunakan Toilet Umum

Kekhawatiran Kim bukan tak berdasar. Feses dan urine memang dapat dijadikan alat identifikasi masalah kesehatan tuannya.

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber intisari