Pilih Green Product untuk Rumah, Cara Tepat Selamatkan Bumi yang Mulai Sakit-sakitan

Jumat, 06 Mei 2022 | 13:00
TereleeHomes

Ilustrasi interior yang ramah lingkungan.

IDEAOnline-Bumi mulai “sakit-sakitan”, penerapan produk-produk “green” ramah lingkungan mestinya mulai digunakan.

Bukan sekadar sebagai tren tapi penggunaan produk-produk green ini mestinya menjadi gaya hidup.

IDEA Lovers bisa memakai cara ini sebagai langkah untuk mengambil bagian dalam menyelamatkan lingkungan.

Lantas apa yang dimaksud dengan green product?

Green product adalah istilah yang diberikan pada suatu benda buatan manusia yang memiliki dampak negatif yang lebih sedikit pada lingkungan.

Dikatakan demikian sebab pada dasarnya semua benda yang dibuat manusia pasti punya potensi merusak lingkungan, bedanya, green product diciptakan untuk mengurangi dampak tersebut.

Salah satu contohnya, produk yang dibuat dengan teknologi tinggi sehingga memiliki tingkat keawetannya bisa diandalkan dan mengantisipasi kemungkinan rusak saat digunakan.

Jika itu sebuah tile atau ubik, maka dia dibikin antigores dan noda meski dalam fungsinya memang bakal diinjak.

Bahan dasarnya pun dibuat dari bahan yang aman dan tidak berpotensi mengganggu kesehatan penggunanya.

Baca Juga: Krisis Lingkungan jadi Ancaman Mengerikan Pasca Pandemi, Transisi ke Energi Hijau Masuk Dalam Pembahasan G20

Baca Juga: Tambahkan Nuansa Farmhouse ke Rumah dengan Beberapa Cara Ini!

pingpoint.co.id

Menggunakan material ramah lingkungan untuk furnitur.

Material Ramah Lingkungan

Material menjadi salah satu elemen penting dalam penerapan konsep bangunan hijau.

Lantas, bagaimana konsep ramah lingkungan diterapkan pada material bangunan?

Dian Fitria dan Andra Nareswari, para pegiat GBC Indonesia pada departemen Rating & Technology, menjelaskan sebagai berikut.

Konsep hijau menawarkan cara pandang baru dalam menyikapi kebutuhan manusia yang seimbang dengan daya dukung lingkungan.

Konsep tersebut diharapkan tidak hanya sebagai tren, melainkan sebagai paradigma masyarakat yang dapat berkembang menjadi gaya hidup.

Material memiliki dampak ekologi secara signifikan selama daur hidupnya.

Dampak tehadap lingkungan yang dimaksud di sini meliputi segala hal, mulai dari material dasar, sifat material yang bisa didaur ulang, proses pembuatannya, eneri yang dikonsumsi, pengemasan, pemasangan, maupun ketika benda digunakan, maupun ketika benda digunakan, sampai pada saat benda itu nantinya sudah terpakai.

Untuk itu, pemilihan material dilakukan dengan mengevaluasi setiap tahap dalam daur hidupnya.

Secara garis besar, terdapat 3 tahap dalam daur hidup material yang menentukan tingkat keberpihakannya terhadap lingkungan, yaitu tahap produksi, tahap konsumsi, dan tahap pembuangan.

Baca Juga: Masalah Atap Bocor Tak Kunjung Selesai, Jangan Lewatkan Satu Langkah Pun Cara Perbaikan Ini!

Dalam industri properti, bangunan hijau merupakan bangunan yang menggunakan sumber daya seperti tanah, energi, air dan material secara efisien, tanpa melakukan kompromi terhadap kesehatan dan kenyamanan penggunanya.

Untuk menghasilkan kinerja bangunan yang baik, konsep hijau sebaiknya diimplementasikan dari fase desain, fase konstruksi, fase operasi dan pemeliharaan bahkan sampai dengan fase pembongkaran.

Penggantian materiallama menjadi material baru tidak dapat dihindarkan karena berbagai alasan, seperti tuntutan mode atau tuntutan dari umur material itu sendiri.

Akan lebih baik bila material yang digunakan dapat didaur ulang sehingga mengurangi volume sampah hasil proses pembongkaran tersebut.

Selain memiliki kandungan yang dapat didaur ulang, dibutuhkan pula komitmen pihak produsen asalnya untuk menerima dan mengelola kembali material lama tersebut.

Indonesia memiliki potensi sumber daya alam untuk memproduksi materal bangunan.

Hal ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi produsen lokal untuk mulai berperan dalam mengimplementasikan konsep hijau pada produknya.

Di lain pihak, IDEA Lovers pun sebagai konsumen juga tidak kalah penting dalam bersikap kritis dan selektif terhadap pemilihan material berdasarkan daur hidupnya.

Proses simbiosis ini diharapkan dapat mewujudkan industri material lokal ramah lingkungan yang tentunya juga memiliki manfaat baik secara ekonomi maupun sosial.

Baca Juga: Membangun Rumah 1 Lantai atau 2 Lantai? Cek Faktor yang Pengaruhi Biayanya!

Cek berita seputar hunian dan inspirasi terkini di websitewww.ideaonline.co.id,Facebook IDEA Online,TikTok IDEAonline,Instagram @ideaonline,Instagram @tabloidrumah, danYoutube IDEA RUMAH.

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving

(*)

Editor : Johanna Erly Widyartanti

Baca Lainnya