Kasus Bertambah Jadi 90 Orang, Ini Cara Mendeteksi Gagal Ginjal Akut pada Anak! Jangan Sampai Salah Ya..

Selasa, 25 Oktober 2022 | 13:56
https://www.freepik.com/free-vector/hand-drawn-urology-illustration_32173148.htm#query=ginjal&from_q

Kasus Bertambah Jadi 90 Orang, Ini Cara Mendeteksi Gagal Ginjal Akut pada Anak! Jangan Sampai Salah Ya..

IDEAonline -Kasus gagal ginjal akut di jakarta bertambah jadi 90 orang.Kasus gagal ginjal akut di jakarta bertambah jadi 90 orang.

"Data DKI Jakarta sampai 24 kasus Oktober tercatat terlaporkan sebanyak 90 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti dalam webinar yang ditayangkan melalui YouTube, Selasa (25/10/2022).

Widyastuti menyampaikan angka ini dikumpulkan melalui data dari seluruh rumah sakit yang ada di wilayah DKI Jakarta. Selanjutnya, pihaknya akan melakukan analisis lanjutan terkait temuan kasus gagal ginjal akut ini.

Pemerintah bahkan telah menarik beberapa merek obat sirup di pasaran yang disebut mengandung Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG), yang dikaitkan gangguan ginjal akut.

Kedua bahan ini pasalnya tidak boleh berada dalam produk obat.

Nah, kalau anak IDEA lovers juga pernah mengonsumsi obat sirup dan menunjukkan beberapa gejala tak wajar, berikut ini ada tes yang bisa orang tua lakukan.

Ini dia tes untuk mendeteksi gagal ginjal akut pada anak.

Tes Untuk Mendeteksi Gagal Ginjal Akut pada Anak

Gangguan ginjal akut (accute kidney injury), juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (ARF), adalah episode tiba-tiba gagal ginjal atau kerusakan ginjal yang terjadi dalam beberapa jam atau beberapa hari.

AKI menyebabkan penumpukan produk limbah dalam darah dan menyulitkan ginjal untuk menjaga keseimbangan cairan yang tepat dalam tubuh.

AKI juga dapat mempengaruhi organ lain seperti otak, jantung, dan paru-paru.

Baca Juga:Mulai Hari Ini Ada Cara Buat Celana Jeans Melar Bisa Oke Lagi, Tinggal Lakukan Dua Trik Ini, Tak Perlu Beli Baru!

Baca Juga:Cuma Petik Daun Ini Pekarangan Rumah, Masalah Rematik hingga Batu Ginjal Jadi Teratasi, Sudah Pernah Coba?

SHUTTERSTOCK/sumroeng chinnapan

Ini dia tes untuk mendeteksi gagal ginjal akut pada anak

Cedera ginjal akut sering terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit, di unit perawatan intensif, anak-anak, dan terutama pada orang dewasa yang lebih tua.

Tanda dan gejala cedera ginjal akut berbeda tergantung pada penyebabnya dan mungkin termasuk terlalu sedikit urin yang keluar dari tubuh, bengkak di kaki, pergelangan kaki, dan sekitar mata, kelelahan dan sesak napas.

Penderitanya biasanya juga kebingungan, sesak napas, mual, kejang atau koma pada kasus yang parah, dan nyeri dada atau tekanan.

Dalam beberapa kasus, AKI tidak menimbulkan gejala dan hanya ditemukan melalui tes lain yang dilakukan oleh dokter.

Tergantung pada penyebab cedera ginjal akut, dokter akan menjalankan tes yang berbeda jika dia mencurigai menderita AKI.

AKI penting untuk ditemukan sesegera mungkin karena dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis, atau bahkan gagal ginjal. Ini juga dapat menyebabkan penyakit jantung atau kematian.Tes berikut dapat dilakukan:

- Mengukur keluaran urin: Dokter akan melacak berapa banyak urin yang dikeluarkan anak setiap hari untuk membantu menemukan penyebab AKI.

- Tes urin: Dokter akan melihat urin anak (urinalisis) untuk menemukan tanda-tanda gagal ginjal

- Tes darah: Tes darah akan membantu menemukan kadar kreatinin, urea nitrogen fosfor dan kalium harus dilakukan selain tes darah untuk protein guna melihat fungsi ginjal.

- GFR: Tes darah juga akan membantu menemukan GFR (laju filtrasi glomerulus) untuk memperkirakan penurunan fungsi ginjal

- Tes pencitraan: Tes pencitraan, seperti ultrasound, dapat membantu dokter melihat ginjal dan mencari sesuatu yang abnormal.

- Biopsi ginjal: Dalam beberapa situasi, penyedia layanan kesehatan akan melakukan prosedur di mana sepotong kecil ginjal diangkat dengan jarum khusus, dan dilihat di bawah mikroskop.

Baca Juga:Pantas Saja Rumah Sudah Direnovasi Masih Terasa Tak Nyaman, STOP Pakai Tangga Melengkung di Dalam Rumah, Mengapa?

Baca Juga:Bisa Dikira Habis dari Dokter Diet, Padahal Cuma Rutin Minum Air Rempah Ini, Badan Auto Langsing Berat Badan Turun Drastis

Apa Pengobatan Untuk Cedera Ginjal Akut?

Perawatan untuk AKI biasanya mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit. Kebanyakan anak dengan cedera ginjal akut sudah di rumah sakit karena alasan lain.

Berapa lama anak akan tinggal di rumah sakit tergantung pada penyebab AKI dan seberapa cepat ginjal pulih.

Dalam kasus yang lebih serius, dialisis mungkin diperlukan untuk membantu menggantikan fungsi ginjal sampai ginjal pulih.

Tujuan utama dari dokter adalah untuk mengobati apa yang menyebabkan cedera ginjal akut.

Dokter akan bekerja untuk mengobati semua gejala dan komplikasi sampai ginjal pulih.Setelah mengalami AKI, peluang anak untuk mengalami masalah kesehatan lain (seperti penyakit ginjal, stroke, jantung) lebih besar atau mengalami AKI lagi di kemudian hari.

Peluang untuk mengembangkan penyakit ginjal dan gagal ginjal meningkat setiap kali AKI terjadi.

Untuk melindungi diri sendiri, kita harus menindaklanjuti dengan dokter untuk melacak fungsi dan pemulihan ginjal.

Cara terbaik untuk menurunkan kemungkinan kita mengalami kerusakan ginjal dan menyelamatkan fungsi ginjal adalah dengan mencegah cedera ginjal akut atau menemukan dan mengobatinya sedini mungkin.

IDAI Himbau Masyarakat Waspada Obat Sirup

Baca Juga:Nyesel Baru Tau Sekarang, Ini Tips Memasukkan Boks Bayi ke Dalam Kamar Tidur Utama

Baca Juga:Kini Rejeki Tetangga Ngalir Deras Usai Ubah Posisi AC, Ternyata 3 Posisi Ini yang Harus Dihindari Menurut Feng Shui!

Baru-baru ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta masyarakat untuk mewaspadai penggunaan obat paracetamol.

Terlebih, penggunaan obat paracetamol tersebut terhadap anak-anak.

Melansir dariTribunnews.com,imbauan tersebut dilakukan sampai berhasil mengidentifikasi penyebab dari gangguan ginjal akut progresif atipikal.

"Sebagai kewaspadaan dini, maka IDAI mengeluarkan rekomendasi parasetamol sirup ini. Ini kewaspadaan dini saja."
"Kalau untuk melarang dan menarik obat bukan wewenang kami. Tapi hanya memang sebagai allertness. Bukan sebagai penyebab tunggal," Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso saat konferensi pers virtual, Selasa (18/10/2022). "Ada kecurigaan tentang obat-obatan mengandung dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG). Tapi sampai sekarang belum konklusif atau (diketahui) sebab tunggal," tambah Piprim.

IDAI pun menegaskan rekomendasi ini bukan berarti paracetamol sudah dipastikan sebagai penyebab tunggal.

Namun, sebagai bentuk kewaspadaan dini.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyikapi ramainya isu soal dugaan obat sirup paracetamol untuk anak yang berisiko mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG), yang dikaitkan gangguan ginjal akut.

Keempat jenis yang ditarik di Gambia, saat ini tidak terdaftar dan tidak beredar di Indonesia.

EG dan DEG disebut kontaminan karena kedua bahan ini tidak diperbolehkan berada pada obat.

"Jadi disebut kontaminan karena kedua bahan ini aslinya tidak boleh atau tidak dimaksudkan ada dalam obat-obatan tersebut," ujar dr. Andi Khoemini Takdir Haruni, Sp.PD, seorang peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

"Misal (sebagai contoh kontaminan) ini ada tepung (untuk membuat roti), terus ada kontaminan pasir, nah artinya pasir itu tidak seharusnya di situ," kata dia.

Ia menyampaikan, ternyata di beberapa negara yang ada obat-obatan yang ditemukan kontaminan etilen glikol dan dietilen glikol itu terjadi gangguan fungsi ginjal pada anak-anak.

Adapun sirup obat-obatan yang dimaksud, yakni:

Baca Juga:Mengenal UPVC, Material Tahan Lama, Kuat dan Tampilannya Mewah, Kelemahannya Apa Yah?

Baca Juga:Hati-hati Pendingin Ruangan Jadi Malapetaka, Jangan Kaget Kalau Tua Nanti Tubuh Akan Alami 4 Gangguan Kesehatan Ini Karena Sering Gunakan AC

* Promethazine Oral Solution

* Kofexmalin Baby Cough Syrup

* Makoff Baby Cough Syrup

* Magrip N Cold Syrup.

Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India.

"Ditengarai bahwa salah satu penyebab dari gangguan ginjal tersebut itu dari etilen glikol, dan DEG tadi," lanjut Andi.

"Tentu ini perlu penelusuran lebih lanjut terutama dari pihak yang punya sumber daya untuk menginvestigas hal tersebut dalam hal ini adalah BPOM, Kemenkes, dan industri farmasi," ujar Andi.

Lebih lanjut, BPOM melakukan pengawasan secara komprehensif pre- dan post-market terhadap produk obat yang beredar di Indonesia.

"Sesuai dengan peraturan dan persyaratan registrasi produk obat, BPOM telah menetapkan persyaratan bahwa semua produk obat sirup untuk anak maupun dewasa, tidak diperbolehkan menggunakan EG dan DEG," demikian salah satu poin penjelasan BPOM dikutip dari laman resmi BPOM, Rabu (19/10/2022).

Namun demikian EG dan DEG dapat ditemukan sebagai cemaran pada gliserin atau propilen glikol yang digunakan sebagai zat pelarut tambahan.

BPOM telah menetapkan batas maksimal EG dan DEG pada kedua bahan tambahan tersebut sesuai standar internasional.

Selain itu BPOM mendorong tenaga kesehatan dan industri farmasi untuk aktif melaporkan efek samping obat atau kejadian tidak diinginkan pasca penggunaan obat.

Selanjutnya, untuk produk yang melebih ambang batas aman akan segera diberikan sanksi administratif.

Cek berita seputar hunian dan inspirasi terkini di websitewww.ideaonline.co.id,Facebook IDEA Online,TikTok IDEAonline,Instagram @ideaonline,Instagram @tabloidrumah, danYoutube IDEA RUMAH.

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya