Kayu yang berkarakter keras dipadankan dengan kayu yang lunak dan "dingin". Keduanya berasal dari alam, sehingga sepertinya tak masalah memadukan keduanya. Tapi, apa jadinya ketika ditambahkan kaca transparan? Tentu menggugah rasa penasaran.
Seperti itulah meja di ruang makan kediaman Lily dan Hariman Wiradireja ini. Sebuah meja berdiri di tengah ruangan, hanya dilengkapi oleh dua kaki yang terbuat dari batu kapur berwarna putih. Di atasnya, bilah-bilah kayu setebal 8 cm dipasang berjajar, menopang bidang kaca berukuran 80cm x 200cm.
Perpaduan antara batu kapur putih yang kasar dengan kayu yang hangat membuat meja ini terlihat menarik. Jajaran kayu di bagian atas membentuk garis-haris horizontal, senada dengan garis vertikal yang menghiasi satu set kursi makan di sisi-sisi meja. Penggunaan jenis kayu yang sama, serta pengulangan ritme yang selaras, menunjukkan bahwa meja dan kursi itu memang dibuat satu set.
Satu pertanyaan mungkin muncul di benak Anda. Amankah menggunakan kaca pada permukaan meja makan? Mengingat beban yang ditaruh di atasnya pasti tak ringan. Supaya tak rentan pecah, setidaknya gunakan kaca dengan ketebalan 1 cm. Kalau perlu, pilih jenis tempered glassagar serpihannya tak membahayakan.
Meski cantik dan unik, ternyata ada satu kelemahan meja ini yang diakui Hariman. "Karena dibuat tertanam pada lantai, meja ini tak bisa dipindah-pindah. Repot juga kalau ada acara, misalnya arisan," jelasnya.
Komentar Hariman ini bisa jadi pertimbangan Anda ketika hendak membuat meja. Meski terbuat dari batu, alangkah baiknya jika kita masih bisa menggeser meja.
Foto: iDEA Online/Yogie Candra Bhumi
Lokasi: Rumah Lily dan Hariman Wiradireja, Dago, Bandung