Belakangan efisiensi dan efektifitas ruang tidak cuma diperlukan karena rumah berukuran mungil. Melainkan meluas pula ke urusan ramah lingkungan. Salah satu arsitek, Wendy Djuhara, mengatakan dengan pemanfaatan ruang yang maksimal, kita bisa mengurangi penggunaan material bangunan. Salah satu contohnya, ya, dinding buku seperti di foto ini.
Dengan memanfaatkan dinding jadi rak buku, kita sudah berhasil mengurangi konsumsi material kayu, yang biasa digunakan pada rak buku. Bayangkan kalau kita menempatkan rak kayu sebesar dan selebar dinding, di ruang makan, di foto ini, berapa kayu yang diperlukan?
Dinding buku di ruang makan ini dibangun dari paduan material kayu, kaca, dan lembar metal. Susunan raknya dibuat beragam, ukuran dan penempatannya. Permainan vertikal dan horizontal, panjang-pendek, tinggi-rendah, membuat rak tampil lebih playful. Ruang makan pun terhindar dari kesan kaku.
Bagian dalam rak terbuat dari kaca tembus pandang ke arah ruang baca, yang ada di balik dinding. Di dalam ruang tersebut pun dindingnya dibuat serupa. Jadi sebenarnya dinding buku ini menerus ke ruang baca. Ide menarik!
Pernak-pernik Kuning dan Oranye
Kalau diperhatikan rak di ruang makan ini didominasi oleh pernak-pernik, berwarna kuning dan oranye. Hal ini memang disengaja. Benda-benda berwarna kuning dan oranye dikumpulkan dan dipajang di sini. Dalam psikologi warna, oranye bisa meningkatkan selera makan. Itu sebabnya si oranye ditempatkan di ruang makan. Sedangkan si kuning ditempatkan sebagai "teman", supaya tampilannya lebih cerah.
Hal yang sama bisa dilakukan di atas meja makan. Tempatkan peralatan makan (dining ware) atau table runnerberwarna oranye atau merah. Bisa juga dengan menempatkan rangkaian bunga berwarna serupa. Tertarik?
Foto: iDEA Online/ Anissa Q. Aini
Lokasi: Unit Contoh Infinity-Kemang Village, Kemang, Jakarta Selatan