Secara positif, kita bisa mendeskripsikan kuning sebagai warna yang hangat, cerah, dan ceria. Selain memiliki sifat yang sangat menarik perhatian, ia juga mampu meningkatkan kemampuan metabolisme tubuh.
Bagaimana dengan kekurangannya?
Menurut psikologi warna, kuning bisa memicu amarah dan rasa frustrasi. Hal ini terkait dengan karakter warna ini yang menggugah emosi. Lebih buruk lagi, warna ini sangat cepat membuat mata lelah karena banyak cahaya yang dipantulkan olehnya.
Mewarnai dinding kamar tidur dengan kuning tentu bukan pilihan bijak. Sebab, karakter kuning sangat bertolak belakang dengan fungsi ruangan yang digunakan sebagai tempat beristirahat. Tapi, bukan berarti Anda tak boleh menggunakannya sama sekali. Kalau memang suka dan sreg, mengapa tidak?
Agar penggunaan kuning pada kamar tidur tak justru berefek negatif, pilih rentang warna kuning yang tak terlalu mengganggu kenyamanan mata ketika beristirahat. Langkah mudahnya adalah Anda bisa mengambil contoh dari warna dari lampu yang kekuningan. Sorotan cahaya bernuansa kekuningan justru membuat lebih nyaman dan santai, dibanding lampu berwarna putih. Berangkat dari sana, berarti tidak semua varian warna kuning bisa mengganggu istirahat, bukan?
Nah, supaya lebih nyaman lagi, cari posisi lebih strategis untuk menempatkan benda berwarna kuning. Misalnya pada dinding, kuning bisa dipergunakan untuk mewarnai dinding di belakang tempat tidur. Posisi ini berlawanan dengan arah pandang mata saat berada di tempat tidur. Selebihnya, berikan warna netral, seperti putih atau krem, pada sisi dinding yang terlihat langsung saat kita berada di tempat tidur. Dengan begitu, walau kuning yang mengganggu kenyamanan mata itu dipergunakan sebagai warna dinding kamar tidur, kuning tak akan mengganggu istirahat pengguna ruangan. Tidur yang berkualitas pun dapat diperoleh.
Foto: iDEA/Richard Salampessy