Saat melewati taman ini, mata kami (Home Garden) terpikat, melambatkan mobil lantas berhenti untuk melihat lebih dekat. Kemudian, kami dipersilakan masuk oleh pemiliknya untuk melihat lebih detail. Desain taman tropis yang terlihat acak, tapi penempatan tanamannya selalu punya alasan. Penempatan yang tepat, sesuai dengan syarat tumbuh dan komposisinya.
Pohon tinggi dan kayu mati
Soal penataan, tanaman ini mementingkan keteduhan saja. Penataan sederhana akan menjadi taman yang bagus ketika taman dirawat. Daun hijau yang tumbuh di tajuk yang sibur akan memperindah rumah dengan keteduhannya. Beberapa jenis pohon tinggi ditanam di dekat dengan bangunan. Beberapa pohon diletakkan di pinggir pekarangan yang tak berpagar. Pohon inilah yang memberi keteduhan di taman. Juga menaungi tanaman di bawahnya. Tanaman berdaun indah yang tak suka dengan sinar matahari langsung.
Yang unik adalah penataan tanaman epifit dan tanaman memanjat (climbing plant) di taman ini. Batang tinggi ditempeli dengan kadaka (Asplenium nidus). Tanaman yang berhabitat asli di hutan tropis ini memberi suasana tropis yang teduh di taman. Tak hanya itu, beberapa tanaman paku-pakuan tumbuh sendiri karena habitat yang dibangun cocok.
Selain itu, beberapa kayu yang sudah mati dibiarkan tetap berdiri sebagai rambatan tanaman air mata pengantin (Antigonon leptotus). Warna pink dari bunga ini menjadikan taman ini berwarna. So, meletakkan tanaman merambat atau memanjat tak harus dengan pergola.
Untuk hard materialtidak banyak digunakan di sini. Kecuali batu kali yang diletakkan di beberapa sudut sebagai aksen. Hard materialyang digunakan membuat teras sekaligus digunakan sebagai rambatan tanaman.
Foto: Rohedi
Lanskaper: Yanto, Tangerang
Lokasi: Kediaman Fajar, Lippo Karawaci, Tangerang
Sumber: Majalah Home Garden Edisi 05 (Mei 2013)