Lazimnya, carport menggunakan penutup atap genteng tanah liat, beton, metal, atau polikarbonat. Yang ini, kaca menjadi penutup atap carport. Selain praktis dipasang, kaca mudah dibersihkan jika debu melekat pada permukaannya. Kan cukup disiram air, beres.
Contoh carport beratap kaca ini berada di rumah Aminudin Hidayat dan Risa Triani, di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur. Selain beratap kaca, ada empat daya tarik lain pada carport ini.
Pertama, konstruksinya menggunakan struktur rangka berbahan beton bertulang. Terdiri dari empat jajaran tiang dan balok yang menyerupai portal. Setiap portal bertumpu pada fondasi setempat yang diikat dengan sloof. Pengikatan itulah yang membuat carport kaku sekaligus kuat menahan getaran.
Kedua, stiker sandlast berwarna putih kebiruan untuk melapis bagian bawah kaca. Motif stiker berbentuk geometris; trapesium dan kotak. Efek stiker membuat sebagian kaca terlihat buram. Jika tersorot matahari, stiker menciptakan bayangan pada lantai, sehingga ruang di bawahnya teduh.
Ketiga, penggunaan lampu yang berpendar cahaya putih, bukan kuning yang berefek temaram. Lampu putih dipasang pada bagian bawah tiang (pedastel), tengah tiang, dan balok yang melintang. Lampu menggunakan jenis TL yang dibungkus kaca.
Keempat, aplikasi lantai keramik dua warna: hitam dan putih. Keramik disusun membentuk bidang kotak di bagian tengah. Sebuah aksen yang menarik. Bahan keramik terbilang mudah dibersihkan. Cukup disemprot air, debu pun bakal melorot ke selokan depan rumah.
Foto: iDEA/Tri Rizeki Darusman