"Suami saya sangat perhatian pada masalah listrik karena memang bidang kerjanya. Itulah salah satu alasan saya membuat taman kering," ucap Anna Prima, menjelaskan latar belakang berdirinya taman kering ini.
Anna, pemilik rumah yang insinyur lansekap ini, membuat taman kering di atas instalasi listrik dan tangki air bersih yang tertanam di bawahnya. Dengan taman kering, kerusakan instalasi listrik bisa diminimalkan dan keamanan terjaga.
Sebelumnya, taman ini berupa taman tropis dari developer. Anna mengubahnya, selain alasan tadi, juga mengikuti perubahan pada teras. Dulu teras sering terkena tempias. Teras pun diberi teritis kaca.
Kaca menjadi pilihan agar terlihat modern dan teras tetap terang. Untuk dudukannya, teritis kaca menggunakan spider fitting bercabang dua. Spider fitting ini membuat bentuk teritis terlihat futuristik. Awalnya, penggunaan spider fitting membuat kaca terlihat mengambang di atas baja struktur terutus. Ini menimbulkan celah di bagian depan dengan potongan kaca yang dipasang vertikal, sehingga tak ada celah yang bisa dimasuki air.
Teritis kaca juga kompak dengan taman kering, dan bisa dipadu dengan taman tropis di sekitarnya. Unsur tropis memang masih terlihat di teras, berupa olahan elemen kayu. Tekstur kayu memberi sentuhan kelembutan di teras modern dengan teritis kaca ini. Begitu juga dengan olahan taman kering.
Taman kering itu hanya berukuran 2,2mx0,8m. Tampil cantik mengisi ruang luar, yang bermain ketinggian antara teras dan entrance. Permainan ketinggian dan material, juga penempatan aksen yang tepat, menjadikan taman kaya dengan sentuhan desain. Suatu solusi untuk kenyamanan.
Foto: iDEA/Richard
Properti: Hunian Ir. Agus Sofiyandi dan Ir. Anna Prima F, di wilayah Bintaro, Tangerang.