Mengenal lebih Jauh Atap Hijau

Selasa, 07 April 2015 | 04:02
Maulina Kadiranti

Mengenal lebih Jauh Atap Hijau

iDEAonline.co.id - Isu lingkungan efek rumah kaca membuat seluruh dunia "kebakaran jenggot" untuk menjaga lingkungan. Apalagi kurangnya lahan resapan di kota besar membuat banyak negara memikirkan cara untuk menjaga lingkungan di daerahnya tetap terjaga.

Terbukti di negara maju saat ini sudah memperhatikan kondisi lingkungan dengan membuat taman kota yang bersih dan cantik seperti 5 Taman kota tercantik di dunia berikut ini. Untuk menambah lahan serapan yang semakin berkurang di Ibu Kotanya.

Negara-negara maju juga mulai meneruskan hasil pembicaraan tentang iklim global pada Desember 2014, menyetujui undang-undang yang mengharuskan atap bangunan komersial baru ditumbuhi tanaman atau dipasangi panel solar.

Atap hijau sedang menjadi buah bibir dalam beberapa tahun terakhir karena banyak kota di seluruh dunia mempromosikan penggunaannya sebagai cara untuk menghemat energi dan mengurangi polusi udara di kota besar seperti Ruman pohon bergaya urban berikut ini. Kota Toronto di Kanada, dan Basel di Swiss bahkan memandatkan pemilik gedung untuk membuat atap vegetasi.

Atap hijau ini, baik yang diisi oleh tanaman sayuran maupun bunga-bunga liar, bisa melindungi bangunan dari panas atau hujan secara langsung. Atap hijau ini juga mereduksi kebutuhan pemakaian pemanas dan pendingin udara di gedung tersebut.

Dampaknya sangat besar. Sebuah studi yang dilakukan oleh seorang peneliti Spanyol menemukan, bahwa dedaunan lebat dapat mengurangi masuknya suhu panas matahari ke dalam gedung melalui atap hingga 60 persen. Dengan demikian atap hijau bertindak juga sebagai sistem pendingin pasif.

Tidak hanya itu, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, atap hijau membantu mengurangi limpahan air hujan dan menyerap berbagai polutan.

Memang, atap hijau memerlukan biaya tinggi dalam hal pemasangan dan pemeliharaannya. Namun, studi dari University of Michigan pada 2008, menyebutkan keuntungan yang didapat dari atap hijau lebih banyak, terutama karena umurnya yang panjang ketimbang atap konvensional.

Sumber: Kompas.com

Editor : Maulina Kadiranti