Kalau mendengar kata "foyer", apa yang terbayang di benak? Mungkin sebagian besar dari kita akan menjawab, sebuah ruangan lengkap dengan meja konsol atau buffet, dengan lukisan, cermin, atau bingkai foto besar di dinding, di atasnya. Dengan berpegang pada anggapan ini, banyak orang urung membuat foyer di rumahnya, dengan alasan ukuran lahan yang tidak mencukupi. Padahal, anggapan ini tidak sepenuhnya benar, lho.
Bicara tentang ruangan apapun, termasuk foyer, seharusnya berangkat dari fungsi ruangan tersebut. Foyer atau disebut juga ruang transisi. Sesuai namanya, ruangan ini berfungsi untuk "mengantarkan" kita dari satu ruangan ke ruangan lain. Atau kita biasanya menempatkannya di ruangan depan, sebagai transisi sebelum memasuki ruang tamu atau ruang keluarga. Jadi, selama fungsinya terpenuhi, mau seperti apapun penataan foyer-nya, tak masalah.
Tak punya cukup lahan? Buat foyer yang sederhana saja. Foyer pada foto ini bisa jadi inspirasi. Foyer tidak harus menempati ruangan tertentu. Dengan rak ambalan di dinding saja sudah cukup. Foto foyer ini diambil di sebuah apartemen. Rak ambalan ditempatkan di sebelah kiri pintu, langsung terhubung dengan ruang keluarga, yang juga berfungsi sebagai ruang tamu. Di atas rak dihiasi dengan bunga dan beberapa pajangan, selesai sudah. Kalau mau foyer tampil lebih personal, bisa juga tempatkan foto-foto keluarga di rak ambalan. Gunakan bingkai-bingkai berbeda ukuran dan desain, supaya tampilannya lebih menarik. Mudah dan praktis, kan?
Foto: iDEA/ Anissa Q. Aini
Lokasi: Unit Contoh Seasons City, Latumeten, Jakarta Barat