Holcim dan ZII menawarkan perlindungan bagi rumah-rumah yang dibangun melalui program Solusi Rumah. Perlindungan yang diberikan mencakup berbagai kerusakan yang disebabkan oleh antara lain bencana alam, kebakaran, ledakan, dan sebagainya. Bahkan jika ada pihak ketiga yang rumahnya turut mengalami kerusakan, tetangga misalnya, akan diberikan perlindungan juga sebesar Rp 25 juta.
"Asuransi properti kerja sama kami dengan Holcim ini diberikan gratis di tahun pertama. Pada tahun-tahun berikutnya, premi yang dibebankan pun relatif murah," ujar Presiden Direktur dan CEO Zurich Indonesia, Sancoyo Setiabudi.
Untuk rumah dengan nilai bangunan Rp 50 juta, ujarnya mencontohkan, akan dikenakan premi sebesar Rp 75.000 setiap tahunnya. ZII berani memberikan premi semurah ini, ujar Sancoyo, karena pihak Holcim berani memberikan jaminan bahwa material dan proses pembangunan yang dilakukan, untuk rumah-rumah pada program Solusi Rumah, memiliki kualitas yang baik.
"Asuransi murah ini hanya diberikan untuk rumah-rumah dari program Solusi Rumah," tegasnya. Untuk rumah yang tidak dibangun dalam program tersebut, premi asuransinya ditentukan berdasarkan jenis perlindungan yang diinginkan. Tidak sama dengan Asuransi Properti Solusi Rumah, yang sudah melindungi dari berbagai penyebab kerusakan.
Lebih lanjut Sancoyo mengatakan, salah satu keistimewaan lain asuransi ini adalah perlindungan sudah diberikan sejak pembangunan dilakukan. Bukan setelah bangunan berdiri. Produk asuransi seperti ini, menurutnya, adalah yang pertama ada di pasar asuransi di Indonesia.
Solusi Rumah adalah sebuah program yang dibuat Holcim, untuk memudahkan masyarakat mendapatkan rumah yang berkualitas, dengan harga lebih terjangkau. Kerja sama dengan ZII dilakukan untuk memberikan rasa aman bagi para konsumen Solusi Rumah.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur Holcim Indonesia, Eamon Ginley. Lebih lanjut ia mengatakan, Asuransi Properti Solusi Rumah akan semakin melengkapi layanan One Stop Shopping dari Solusi Rumah, bagi para konsumen calon pemilik rumah.
Foto: iDEA Online/ Anissa Q. Aini