Faktor ekonomi, pertumbuhan daya beli masyarakat, serta ekspansi sektor korporasi menjadi pendorong utama pertumbuhan di sektor properti belakangan ini. Kondisi tersebut memicu pengembang dan investor untuk membangun proyek-proyek baru dengan skala yang lebih besar dari sebelumnya, khususnya gedung perkantoran pencakar langit yang akan mewarnai skyline kota Jakarta dalam dekade mendatang. Itulah kesimpulan presentasi yang disampaikan oleh Jones Lang LaSalle, konsultan properti internasional yang berkantor pusat di Chicago, Amerika Serikat, dalam acara Media Briefing yang diadakan pada hari Rabu, 18 Juli 2012 di Jakarta.
Pada pemaparan awal, Todd Lauchlan, yang menjabat sebagai Country Head Jones Lang LaSalle Indonesia mengatakan bahwa sektor perkantoran dan kawasan industri masih merupakan sektor yang paling tinggi pertumbuhannya dibanding sektor-sektor lain. Ekspansi perusahaan-perusahaan berbagai industri di Indonesia seiring pertumbuhan ekonomi dan bisnis memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan kedua sektor tersebut. Penyerapan ruang kantor di daerah segitiga emas dalam triwulan ini meningkat sebesar 18% dibanding triwulan sebelumnya, kata Todd. Sementara itu, harga sewa ruang kantor meningkat antara 5-8% dalam periode ini.
Gedung berkualitas Grade A meningkat paling tinggi akibat makin menipisnya ruang yang tersedia sementara permintaan masih cukup besar. Sementara untuk perkantoran di wilayah luar segitiga emas, Angela Wibawa yang membawahi bagian Project Leasing di Jones Lang LaSalle mengatakan bahwa penyerapan meningkat sebesar 23% sehingga total penyerapan dalam 6 bulan pertama tahun ini sudah melebihi separuh penyerapan tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa perkantoran di luar CBD juga meningkat pesat, lanjut Angela. Hal ini juga tercermin dari kenaikan harga sewa di daerah ini yang rata-rata meningkat secara positif dimana wilayah Jakarta Selatan mencatat pertumbuhan harga sewa tertinggi sebesar 5% dalam triwulan ini.
Di sektor ritel, Anton Sitorus, Head of Research di konsultan properti Jones Lang LaSalle tersebut mengatakan bahwa pertumbuhan tingkat hunian mal-mal yang ada di Jakarta terus membaik seiring dengan pembukaan toko-toko baru baik dari peritel lokal maupun asing. Dengan pertumbuhan penyerapan sebesar 27% (q-o-q) pada triwulan ini, tingkat hunian mal di Jakarta kini meningkat menjadi 88%. Sementara itu, untuk harga sewa mal dalam periode ini, Anton mengatakan bahwa berhubung mayoritas pengelola mal masih mengutamakan usaha untuk menaikan tingkat hunian mall, kenaikan harga sewa masih sangat minimal.
Di sektor residential khususnya kondominium, Luke Rowe, Residential Project Marketing Group Head di kantor Jones Lang LaSalle mengatakan bahwa sepanjang triwulan ini, penjualan kondominium baru di Jakarta meningkat sebesar 15%, dimana total unit yang terjual antara April dan Juni 2012 mencapai sekitar 2,350 unit. Selain itu, Luke juga mengatakan bahwa tercatat ada 8 proyek kondominium baru yang mulai diperkenalkan ke pasar dimana jumlah unit dari proyek-proyek tersebut mencapai sekitar 3,000 unit. Dengan demikian katanya saat ini ada lebih dari 27,000 unit kondominium yang sedang dibangun di Jakarta yang akan selesai sampai dengan tahun 2015.
Pertumbuhan kondominium di Jakarta saat ini ditunjang oleh suku bunga yang relatif rendah, meningkatnya minat golongan menengah ke atas Jakarta untuk berinvestasi di properti residential serta juga keinginan untu bertempat tinggal di tengah kota, imbuh Luke.
Di bagian penutup, Lucy Rumantir, yang menjabat sebagai Chairman Jones Lang LaSalle Indonesia mengatakan bahwa prospek Indonesia sebagai salah satu emerging market yang paling menarik di kawasan ASEAN memberikan keuntungan bagi pasar properti. Minat dari investor baik lokal maupun asing untuk mengembangkan bisnisnya disini terlihat semakin besar belakangan ini. Hal itu tercermin dari mulai maraknya proyek-proyek berskala internasional yang akan dibangun di Jakarta dalam periode 5 sampai 10 tahun kedepan. Lebih lanjut Lucy mengatakan bahwa kota Jakarta akan terus ber-evolusi menjadi kota megapolitan seperti kota-kota besar lain di dunia dengan gedung-gedung pencakar langit yang akan mewarnai skyline kota. Perkembangan ekonomi yang diproyeksikan oleh banyak kalangan akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan di kawasan Asia Pasifik serta pembangunan infrastruktur kota secara bertahap, akan menjadikan visi tersebut menjadi kenyataan di ujung dekade mendatang, tutup Lucy.
Foto: iDEA/Indra Zaka Permana