Ridwan Kamil: Saya ingin Mewariskan Public Transportation

Kamis, 28 Agustus 2014 | 12:27
G. Sujayanto/Titik Kartitiani

Ridwan Kamil Saya ingin Mewariskan Public Transportation

iDEA online.co.id - Saat kami berkunjung ke kantor Urbane di Dago, Bandung. Kami disambut dinding kuning dengan sketsa kota. Dinding itu menjadi sisi favorit Ridwan Kamil, pendiri Urbane, untuk sesi pemotretan.Sebuah ruang yang selama ini menjadi curahan ide dan karyanya, sebentar lagi akan berubah. Saat ia kemudian total mengurus sebuah sketsa kota Bandung mendatang. Sebuah tantangan baru ia hadapi setelah terpilih menjadi walikota.

"Saya tidak ingin anak-anak saya, mewakili anak-anak Kota Bandung, hidup di kota yang tak layak huni," demikian salah satu alasan Kang Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil) terjun ke dunia politik. Sebelum menjadi walikota, Kang Emil sudah aktif mulai dari menjadi inisiator Indonesia berkebun, bike sharring, menjadikan Taman Bermain Babakan Asih di Kopo, hingga membantu Walikota Surabaya D.H (1999-2002) dalam menata kotanya. Lantas, spirit apa yang menjadikan ia seakan tak pernah lelah?

"Saya percaya, setiap orang ini punya kepedulian tinggi. Hanya butuh lokomotif. Selama ini, saya menfungsikan sebagai leadership style," katanya alumni Universitas California, Berkeley ini.

Reaksi Cepat Tambal Jalan Hingga Monorail

Setelah mempertimbangkan banyak hal, Kang Emil akhirnya masuk ke kancah politik. Ada beberapa hal yang memang lebih mudah bila ditempuh dengan jalur ini. Setelah dilantik menjadi walikota, hal yang pertama ia lakukan adalah memperbaiki jalan raya.

"Jalan itu ibaratnya aliran darah. Kalau aliran darah lancar maka peredaran darah pun lancar," kata Kang Emil. Artinya, jika jalan mulus, maka banyak aktivitas bisa berjalan lancar. Kemacetan terurai, aktivitas ekonomi lancar. Untuk merealisasikan, Kang Emil membuat terobosan dengan program reaksi cepat tambal jalan. Jadi, perbaikan jalan tidak perlu dengan pengajuan anggaran yang perlu proses panjang. Dalam bayangannya, unit tanggap darurat ini akan segera datang saat ada laporan jalan rusak lengkap dengan material perbaikan jalan. Program ini menjadi realistis mengingat dana APBD bisa dianggarkan dan juga dana propinsi yang selama ini belum dimanfaatkan.

Selain jalan, ia ingin membangun monorail untuk Kota Bandung. Ia mengakui, program ini yang paling butuh perjuangan. "Saya ingin mewariskan public transportation untuk warga Bandung," ujarnya. Hanya saja, megaproyek macam itu kerap disangsikan justru merusak lingkungan. Memperbesar laju penebangan pohon misalnya. Soal komitmen ini, Kang Emil punya program beli tanah.

Fotografi: Titik Kartitiani

Tag

Editor : G. Sujayanto/Titik Kartitiani