Solusi Perumahan Rakyat ala Belanda

Senin, 16 September 2013 | 08:00
Febrina Syaifullana (@vinna_mooo)

Solusi Perumahan Rakyat ala Belanda

Untuk mensubsidi rumah murah, praktik yang sering dilakukan adalah mencampur penghuni yang berpenghasilan tinggi, menengah, dan rendah dalam satu bangunan. Bahkan, ini merupakan kebijakan perumahan yang sudah berjalan selama beberapa dekade. Di Belanda sendiri, kisaran biaya per m2adalah 700-800 Euro. Harga tersebut hampir setengah dari biaya rumah pribadi (singular), yaitu 1350 Euro per meter persegi.

Bercermin dari pengalaman Belanda ini, ide apa yang bisa ditawarkan untuk mengatasi problem pemukiman di Indonesia?

Daliana mengemukakan, setidaknya ada tiga hal.Pertama, idemixed social incomesangat penting untuk menghindari munculnya "masyarakat berpagar" (gated communities) seperti yang terjadi di kompleks-kompleks perumahanreal estatesaat ini.Kedua, ide serba guna (mixed use) antara perumahan, kesehatan, pendidikan dan fasilitas-fasilitas kebudayaan, perdagangan, dan rekreasi. Ini penting untuk mengurangi arus bolak-balik (commuting) di dalam kota. Ide ini tidak hanya berlaku untuk superblok apartemen-mall yang belakangan dibangun di Jakarta untuk masyarakat kalangan menengah dan atas. Tetapi juga untuk perumahan rakyat yang bisa digabung dengan pasar rakyat. Misalnya, pasar rakyat digabung dengan rumah susun, dan lain-lain.Ketiga, melibatkan arsitek-arsitek Indonesia yang visioner untuk membuat desain perumahan rakyat. Jadi, tak hanya dimonopoli kontraktor-kontraktor rumah murah yang berorientasi keuntungan (semata) dan instan.

Foto: www.josdesigning.com

Sumber: intisari-online.com

Tag

Editor : Febrina Syaifullana (@vinna_mooo)