Sektor Properti Indonesia Timur Susul Jakarta

Senin, 24 Maret 2014 | 08:30
Maulina Kadiranti

Sektor Properti Indonesia Timur Susul Jakarta

Di tengah melambatnya pertumbuhan pasar properti tahun ini, sektor properti Indonesia Timur justru akan menyusul Jakarta.Harga lahan di tengah kotadi kawasan ini juga semakin mahal.

Di Makassar, Sulawesi Selatan, misalnya.Harga lahan di tengah kotaMakassar saat ini tak ubahnya dengan kenaikan harga lahan di kota-kota besar lain di Indonesia. Sebutlah di sekitar kawasan Pantai Losari, harga lahan mencapai Rp20juta sampai Rp50juta permeter persegi.

Tak heran, salah satu pengembang lokal, Mutiara Property, berani menyiapkan produk tersendiri untuk kalangan berduit di kota ini, salah satunya The Mutiara. Di lahan seluas 5,8 di kawasan Jl A.P Pettarani, harga termurah unit di perumahan mewah ini Rp3,5miliar. Adapun jumlah unit tersedia mencapai 149 hunian.

"Saat ini harga lahan sudah tidak terkontrol. Maka, jangan heran harga rumah menengah itu paling murah Rp 500 juta per unit," ujar Presiden Direktur PT Mutiara Property, Kiplongang Akemah, di Makassar, Selasa (18/3/2014) lalu.

Pendapat tersebut diperkuat oleh M Harrys H, tim pemasaran superblok The St. Moritz Makassar Penthouse and Residences. Menurutnya, potensi properti kelas premium di Makassar semakin menarik seiring meningkatnya pertumbuhan kelas menengah atas di kota itu yang mencapai 20 persen.

"Responnya bagus. Mungkin, karena ini satu-satunya pengembangan properti berkonsep superblok di Makassar," ujar Harrys.

Berdasarkan data penjualan apartemen di tower pertama superblok ini, lanjut Harrys, sebanyak 75 persen atau 225 unit sudah terjual dari 300 unit yang ditawarkan. Harga per unit dibanderol mulai Rp 750 juta sampai Rp 1,5 miliar.

Sepertinya, kondisi tersebut cocok dengan prediksi yang pernah dipaparkan pemerhati properti, Panangian Simanungkalit, sebulan lalu. Dia mengatakan, bahwa cepat atau lambatsektor properti Indonesia Timur akan menyusul Jakarta.Namun demikian, tren pertumbuhan properti di sana sangat positif.

Panangian mengatakan, pada saat pasar properti di Jabodetabek tumbuh di 7 persen sampai 10 persen tahun ini, pertumbuhan di kawasan Indonesia timur bisa lebih dari itu, khususnya di Makassar dan Manado.

"Walaupun properti di tingkat nasional memperlihatkan tren perlambatan, pasar di Indonesia Timur masih belum banyak disentuh. Ini sangat menjanjikan," ujarnya.

Untuk properti hunian, yakni rumah tapak, ruko dan kondominium kelas menengah hingga menengah bawah atau dengan kisaran harga di bawah Rp1 miliar akan prospektif. Adapun produk properti kondominium berpotensi menguasai pasar properti di kawasan ini.

Ke depan, para pengembang properti tampaknya akan semakin yakin, khususnya pada Makassar. Kota ini semakin tumbuh sebagai magnet ekonomi di Kawasan Timur Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPN) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Makassar mencapai rerata 8,5 persen per tahun, jauh di atas pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 5,9 persen.

Hal tersebut mengindikasikan besarnya potensi kota ini untuk menarik lebih banyak lagi investasi, khususnya investasi sektor properti perumahan (landed house), apartemen, hotel, dan pusat belanja.

Sumber: properti.kompas.com

Editor : Maulina Kadiranti