Balikpapan Menuju Kota Metropolitan

Senin, 24 Maret 2014 | 10:10
Maulina Kadiranti

Balikpapan Menuju Kota Metropolitan

Balikpapan menuju kota Metropolitan. Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP), Bernardus Djonoputro, mengutarakan hal tersebut terkait posisi Balikpapan, dan dua kota lainnya yakni Makassar, dan Manado, dalam peran dan fungsinya secara strategis bagi Kawasan Timur Indonesia, kepadaKompas.com, Sabtu (22/3/2014).

Menurutnya, kota seluas 503,3 kilometer persegi ini, memang belum memiliki jumlah populasi sesuai kriteria metropolitan yang ditetapkan Kementerian Pekerjaan Umum yakni sekitar 1 juta jiwa lebih, namun kota ini punya potensi lain yang bisa dikembangkan sehingga mengubahnya menjadi kota metropolitan.

"Di Balikpapan telah terjadi proses penyatuan konurbasi beberapa wilayah di sekitarnya baik secara fisik maupun aktivitas bisnis dan ekonomi. Sehingga kota ini menjadi sentranya. Terlebih Balikpapan berada pada posisi yang sangat strategis secara geografis, ekonomis, dan juga politik," jelas Bernardus.

Berbeda posisinya dengan Samarinda yang merupakan ibukota dan dirancang sebagai pusat pemerintahan, pusat administrasi, pusat konservasi dengan basis ekonomi pada industri pariwisata. "Adapun kontribusi industri pertambangan, itu seharusnya diklasterisasi, dan menjadi domain Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk memanfaatkannya seefektif dan seefisien mungkin," kata Bernardus.

Lebih lanjut ia memaparkan, Balikpapanpunya "tarikan" yang luar biasa dari berbagai aspek kehidupan. Kota ini tidak tergantung pada Jakarta, karena telah lama mempunyai basis ekonomi berupa jasa dan perdagangan dengan cantelan pada industri pertambangan minyak, batu bara, dan gas yang mampu mereka kelola sendiri. Ini dimungkinkan karena banyak perusahaan nasional, dan multinasional yang bercokol di Balikpapan.

Pertumbuhansektor properti, menurutnya, adalah dampak positif dari kegiatan jasa dan perdagangan tersebut di atas. Kebutuhan hunian, ruang ritel, fasilitas hiburan, dan perhotelan kian menguat seiring intensitas bisnis jasa dan perdagangan.

Diakui Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi, bahwa sektor properti berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Balikpapan yang mencapai 9,03 persen tahun 2013, selain investasi di Kawasan Industri Kariangau (KIK). "Sektor properti menempati posisi atas realisasi investasi dan menjadi generator pertumbuhan ekonomi kota," ujarnya.

Titik temu (hub)

iDeaonline.co.id - Terkait Balikpapan menuju kota Metropolitan,Bernardus juga menganalisa, bahwa Balikpapan berpotensi menjadihubuntuk wilayah Kalimantan. Hal ini dipicu oleh pembangunan infrastruktur, pusat kegiatan ekonomi, pusat industri (KIK), pelabuhan laut, dan terbaruBandara Internasional Sepinggan Barudengan kapasitas 10 juta penumpang per tahun.

"Kelengkapan fasilitas dan infrastruktur serta utilitas kegiatan publik tersebut dapat mendorong kegiatan bisnis regional lebih aktif dengan intensitas tinggi," imbuh Bernardus.

Hanya, perlu diperhatikan dan menjadi visi pemimpin kota Balikpapan ke depan, adalah harus mampu mengendalikan Tata Ruang dan Wilayah kota dalam koridor RTRW 2012-2032 yang telah ditetapkan sebelumnya.

"Wali Kota, siapa pun sosoknya, harus memegang komitmen, dan dapat menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) secara terperinci setiap wilayah dan menetapkan zonasi secara ketat. Jika sebuah wilayah akan dikembangkan menjadi pusat komersial yang di dalamnya terdapat properti multifungsi, maka harus menjaganya agar tetap demikian. Sebaliknya, jika sebuah wilayah peruntukannya sebagai ruang terbuka hijau, terlarang bagi komersial," tandas Bernardus.

Sumber: properti.kompas.com

Tag

Editor : Maulina Kadiranti