Inilah Alasan Orang Indonesia Lebih Memilih Singapura ketimbang Australia

Selasa, 08 April 2014 | 08:10
Maulina Kadiranti

Inilah Alasan Orang Indonesia Lebih Memilih Singapura ketimbang Australia

iDEAonline.co.id - Ada beberapa alasan orang Indonesia banyak membeli properti di Singapura ketimbang di Australia, salah satunyakarena alasan kedekatan dan juga kemiripan kultur. Selain itu, membeli properti di sana sama halnya dengan investasi prestise karena Singapura merupakan kota dunia paling layak huni (the most livablecity) dan menawarkan beragam keuntungan.

Demikian Associate Director Consultancy and Research Knight Frank Indonesia Hasan Pamudji memberikan analisis perilaku orang Indonesia yang membeli properti di luar negeri kepada Kompas.com, Rabu (2/4/2014).

"Banyaknya orang Indonesia membeli properti di negeri jiran tersebut karena berbagai alasan. Namun, yang terutama adalah untuk investasi portofolio dan pendidikan formal. Mereka yang menyekolahkan anaknya di Singapura, pasti membutuhkan tempat tinggal permanen. Ketimbang menyewa, mereka memilih opsi membeli untuk dijadikan sebagai tempat tinggal anaknya, sekaligus juga sebagai portofolio investasi," jelas Hasan.

Jumlah pembeli Indonesia tercatat mencapai 896 orang atau sekitar 21,65 persen dari total pembeli asing di Singapura. Mereka membeli properti kondominium sepanjang tahun 2013.Sementara itu, China sejumlah 1.495 pembeli (36,13 persen) dan Malaysia 1.291 pembeli (31,20 persen).

Menurut statistik The Wealth Report 2014 yang dilansir Knight Frank, meskipun jumlah pembeli menurun jika dikomparasikan dengan tahun sebelumnya, tetapi dari sisi peringkat tetap konstan di urutan ketiga.

Pada tahun 2012, terdapat 1.511 orang (23,98 persen) yang memborong properti di Negeri Singa tersebut. Sementara itu, tahun 2011, sebanyak 1.794 pembeli (23,58 persen).

Australia, kata Hasan, masih dianggap asing dan terlalu berbeda kulturnya dibanding Singapura. "Di Australia perbedaan kultur sangat mencolok. Sementara di Singapura, orang Indonesia sudah merasa feel at home," tandasnya.

Padahal, harga properti aktual di Singapura jauh lebih tinggi ketimbang properti Australia yakni mencapai 31.250 dollar AS (Rp 352,2 juta) per meter persegi. Sementara itu, harga properti di salah satu kota Benua Kangguru tersebut, Sydney, misalnya, lebih rendah yakni 27.271 dollar AS (Rp 307,4 juta) per meter persegi.

"Jumlah pembeli Indonesia diprediksi bakal meningkat seiring koreksi harga properti Singapura yang terjadi akibat kebijakan pembatasan dan pengetatan. Inilah momentum sekaligus daya tarik lain bagi orang Indonesia untuk membeli properti di sana. Saat ini mereka masih menunggu kebijakan tambahan sehingga harga kembali terkoreksi," imbuh Hasan.

Sumber: properti.kompas.com

Tag

Editor : Maulina Kadiranti